Disisi lain----Disaat Aksa sudah sampai rumah, lelaki itu langsung berjalan menuju balkon kamarnya.
Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara teratur. Hari ini, dia bahagia.
"Bang kok belum tiduy cih?" Aksa menoleh dan melihat Angel, adik perempuannya, tengah berjalan menuju dirinya.
"Lah Angel ngapain kesini? dingin tau, ayo masuk." Aksa melangkah kembali ke dalam agar Angel tidak harus berada di luar balkon dan merasa dingin.
"Angel mau bobo cama abang, Angel bocan tiduy cendiyi," ujar Angel dengan lucu nya.
"Liat ni anak berasa liat Vina, sama-sama cewek." ucap nya tanpa sadar.
"Apa bang? Pina ciapa bang? cieee abang punya pacay bayuu cieee." ledek Angel.
"ihh apaan sih, Vina itu nama kucing abang kali." celah Aksa
"Ah macaa." goda Angel.
"Ah sudah-sudah ayo tidur, dasar bocah." elak Aksa.
Saat Aksa hendak mematikan lampu, tiba-tiba saja ponselnya berdering menandakan ada telfon masuk. Betapa terkejutnya Aksa saat menatap layar ponsel yang memperlihatkan satu nama disana.
halo.
haloo kecebong anyut.
elo kali yang anyut.
lah kok gue? iya deh gue yang anyut, anyut ke ati lo tapi ya.
NAJIS LO.
galak amat mba, tumben nelfon ada apa?
gue besok bisa ikut lo gak pergi ke sekolah? Katanya abang gue sakit, gue mager bawa mobil. Pergi nya aja pulang nya gue bisa naik taxi kok
Ya mau lah, yakali ga.
oke.
Belum sempat Aksa menjawab, sambungan telfon sudah di putus oleh orang di seberang sana.
"Ebuset belum juga gue bales udah di matiin aje telfon nya dasar singa." gumam Aksa sembari menatap layar handphone nya.
"Tadi abang bilang pina itu kucing, kok jadi cinga?" tanya Angel polos.
"Yaelah Vina itu manusia atuh sayang." ujar Aksa.
Angel ber-ohh. Walaupun dia bingung sebenarnya Vina ini ada dalam wujud singa, kucing, atau manusia. Aksa mematikan lampu kamar lalu memeluk Angel dengan erat.
***
Aksa bangun lebih cepat pagi ini. Bahkan dia sudah bersiap, beberapa buku yang entah sesuai dengan jadwal pelajaran hari ini atau tidak asal dia masukkan ke dalam tas.
Setelah selesai, Aksa berjalan ke lantai bawah. Angel pasti masih tidur, terlihat dari ruang makan yang hanya di isi oleh sepasang wanita dan pria yang sudah berpakaian rapi.
"Saya pergi dulu." Tanpa melihat salah satu diantaranya Aksa langsung menyambar kunci mobil yang berada di gantungan kecil. Aksa selalu merasa sakit saat mengucapkan kata saya kepada keluarganya sendiri. Formalitas, Aksa selalu dituntut akan hal ini.
"Gamau makan dulu? Ini masih pagi banget." ujar ayah Aksa.
"Nggak usah Yah hari ini saya mau sarapan sama Cewek." Lagi, Aksa berbicara tanpa menatap mereka.
"Kamu punya pacar?" tanya ayah Aksa.
"Calon istri." ujar Aksa
Ayah Aksa tersenyum lebar. Walaupun Aksa tak melihat kearahnya saat bicara, dia tetap merasa senang. Entah sejak kapan dinding tinggi dan tebal terletak di tengah-tengah antara Aksa dan keluarga itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]
Teen FictionPenyesalan selalu bersarang diakhir cerita. Tolong percayalah. Kali ini aku berkata jujur. Viko and Vina Story.