Hari ini adalah hari dimana semua murid melaksanakan ujian penentu kelulusannya.
Vina tengah asik mempelajari apa yang tercantum di bukunya, sedangkan Aksa?
Ohh dia jangan ditanya, dia sedang bercanda ria dengan ketiga sahabat sehidup sematinya bahkan Rere pun tergoda untuk ikut bercanda bersama mereka dan sesekali menjahili Vina yang sedang serius belajar.
"Vina kalo lagi serius mah beda." goda Vero.
"Jangan coba-coba ngegoda calon istri gue ya." canda Aksa.
"Jangan berisik napa." ujar Vina sedikit membentak.
"Lohh kok marah? Cogan mah bebas." ujar Tamam yang langsung mendapat tatapan elang dari Vina.
"Ehh, ngga jadi, tadi maksud gue, Vina mah bebas." ujar Tamam dengan sedikit rasa takut.
Aksa dan Rere pun tertawa.
"Masa iya kamu takut sama cewe Mam?" tanya Rere memancing Tamam.
"Apa? Takut? Ya kali, ngga level." ujar Tamam dan lagi-lagi mendapatkan mata elang Vina.
"Ehh ehh, tapi kalo Vina gue takut." ujar Tamam sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Lah ade gue kan cewe, berarti lo takut cewe dong?" goda Rey.
"Ya tapi kan Vina luarnya aja yang cewe, dalam nya mah laki." ujar Tamam sedikit berbisik.
"Gue denger Mam." ujar Vina datar dan tidak memalingkan tatapan nya dari buku tersebut.
"Ehh ngga kok, tadi aku cuma becanda." ucap Tamam.
Gelak tawa dari semuanya pun terdengar jelas.
Mereka memang sedikit kompak dalam hal bully membully.
Tak lama kemudian bunyi bel yang menandakan masuk pun berbunyi, semua murid bergegas menuju kelas mereka masing-masing.
"Mampuss, gue belum belajar." ujar Vero.
"Gue sih udah tadi malam." ujar Rere.
Aksa menatap Tamam dan Rey, kemudian menyengir sendiri.
"I know Sa, i know." ujar Rey.
"Hehe, kalian sehati banget sih sama gue." ujar Aksa.
"Jangan baper pliss, kita ngga cocok homoan." ujar Tamam.
Aksa mendelik. "Emang ada yang mau homoan sama kamu?" tanya Aksa.
"Jangan salah ya, om-om di luar sana pada nawarin diri ke gue." ujar Tamam bangga.
"Terus lo bangga di kejar-kejar sama om-om gitu? Idihh najis benget." ujar Vero.
Tamam terdiam. "Iya juga ya, najis banget." ujar Tamam.
"Ehh udah-udah, ini kan udah jam masuk, kok malah ngelanjutin ngobrol." ujar Rere.
"Vina mau aku anterin?" tawar Aksa sambil menaik turunkan alisnya.
"Ngga ada antar-antaran." ucap Rey.
"Apaan sih sirik aja lo dasar punuk onta." ucap Aksa.
"Jangan bikin kita ngga dibolehin masuk ruangan pliss Sa." ujar Vero.
"Hehe iya-iya." ujar Aksa sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Mereka pun bergegas ke kelas mereka masing-masing.
***
Bel yang menandakan jam terakhir telah usai pun berbunyi, semua murid bergegas merapikan barang-barang nya dan bersiap pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY boyfriend [KOMPLIT:)]
Teen FictionPenyesalan selalu bersarang diakhir cerita. Tolong percayalah. Kali ini aku berkata jujur. Viko and Vina Story.