33 - Dripped

88 16 1
                                    

Ia adalah gadis yang lupa bagaimana rupa dunia.

"Ini," Hasegawa Aoi meletakkan benda itu di atas meja, di tengah spasi yang tersisa antara mereka berdua. Darah masih menetes dari pergelangan tangannya, menodai lengan jas, jatuh di atas sarung besi sewarna platina yang hampir berpendar di dalam gelapnya Wonderland.

Mad Hatter memberitahu Jabberwocky sebuah rahasia.

Pedang Vorpal juga indah, bahkan untuk sebuah pedang berbau darah yang memiliki daging dan tulang sebagai candunya, yang mengoyak kulit dan mengambil nyawa, yang memotong waktu tanpa usaha. Lebih tipis dari pedang yang terbuat dari memorinya, gagangnya dihiasi dengan sulur berduri dan ukiran spade yang menyatakan bahwa pedang ini benar milik White Queen, sarungnya yang sewarna platina diukir dengan anggur dan langit dan perang.

Dan sisa dosa dari orang terakhir yang menggenggamnya.

Ironis rasanya mengingat namanya sendiri memiliki arti kehidupan, dan di sini, di tempat ini, di dalam bayangan Wonderland, ia tengah bertatapan dengan bilah pembawa kematian.

"Apa yang harus kulakukan dengan ini?" Sei bertanya ragu. Terakhir kali ia memegang pedang adalah untuk menusuk dirinya sendiri, jadi ia ragu ia dapat bertarung dengan benda ini. Hidup setelah melawan Haijima Akatsuya adalah sebuah keberuntungan semata.

Aoi tertawa, "Aku melatihmu sendiri selama empat tahun, aku membekalimu bukan hanya dengan beladiri. Kau memang tidak mengingatnya, tetapi aku yakin tubuhmu akan ingat."

Kalimat terakhir terdengar sangat salah, tetapi ini Aoi—dahi Sei berkerut.

Samar-samar ia mengingat gadis berambut hijau dan belatinya yang berkilat. Seorang pemuda berambut biru yang meringkuk di tengah lorong. Seorang gadis berambut platina dan matanya yang berkilau di balik busur dan panah. Seorang gadis berambut gelap yang tersenyum. Seorang pemuda berambut hitam yang jatuh ke dalam kegelapan.

Dan seorang gadis berambut cokelat tua yang merentangkan tangannya di tengah kehancuran.

Sei mengambil jeda, sebuah pertanyaan terlintas ketika ia menghitung semuanya.

Tujuh orang—satu lagi siapa?

Dahinya berkerut semakin dalam, tetapi matanya kembali ke Pedang Vorpal.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" sebagai seorang Alice, ia percaya diri. Melempar dirinya ke kegelapan walaupun Knave of Heart sempat membuatnya kapok mencicipi kehidupan. Tetapi sebagai Jabberwocky, ia tersesat. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.

Dan tampaknya Aoi sangat senang karena Sei akhirnya bergantung kepadanya.

"Bila Alice sudah menjadi Jabberwocky, ada sebuah kode yang menggema di dalam Wonderland. Dan kode itu menyala ketika kau terbangun. Itu memberitahu semua pemeran bahwa Jabberwocky sudah tiba di dalam Wonderland," Aoi bersenandung pelan.

Sei terlalu sadar kemana pembicaraan ini akan mengarah.

Tetapi ia tetap diam, berharap semuanya hanya delusi.

Ketika ia kembali berbicara, Aoi baru saja selesai menghentikan darahnya yang mulai merembes ke lengan jasnya, "Dan Yang Mulia Minami Fuyukashi tahu aku yang membawamu pergi, Sei. Jadi kurang-lebih dalam beberapa menit lagi, kita akan menghadapi seisi Wonderland tepat di tempat ini!"

Gadis berambut cokelat tua itu sadar Aoi mengucapkan kata kita.

Bukan kau, melanikan kita. Tanda bahwa Aoi berada di pihaknya.

Tetapi apakah Jabberwocky akan mempercayai Mad Hatter? Pemuda itu jelas mencintai Alice.

Sei menatap Pedang Vorpal yang diletakkan di atas meja. Benda itu berkilat, seolah berusaha membuat Sei mengambilnya. Mengangkatnya. Mengoyak kulit, menghancurkan daging, mematahkan tulang, menusuk jantung, tebas tusuk ayun bantai bunuh, mengambil nyawa.

Project AliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang