93. Lorong-lorong Dalam Gunung Berapi

2.4K 50 0
                                    

"APAKAH sejak kecil, engkau berdua dilahirkan ditempat ini?" tanya Cau Yan-hui.

"Tidak! Kami tinggal disini kira-kira.... ya, kira-kira baru setengah tahun. Harinya yang tepat, aku tak ingat lagi oleh karena tempat ini tiada matahari dan bulan maka sukar menghitung hari!"

"Tempat ini mengandung dua macam hawa. Dingin melebihi dan yang lainnya panas seperti bara. Tiada terdapat makanan dan minuman. Dapat tinggal disini. Selama setengah tahun, benar-benar sukar dipercaya!" seru Cau Yan-hui.

Kat Hong mengicupkan sepasang matanya lalu menyahut, "Jika tiada makanan dan minuman, tak mungkin kami dapat menemui kalian!"

"Kalau begitu disini terdapat makanan dan air minum?" Seru Tek Cin dengan penuh harap.

Memang sejak memasuki goha diperut gunung berapi itu, ia selalu kuatirkan soal makan dan minuman.

Kat Hong memandang tokoh-tokoh itu dengan dingin, ujarnya, "Persediaan makanan dan minuman disini, hanya cukup untuk kami berdua. Maaf tak dapat kuberitahukan tempat itu kepada kalian."

Tek Cin terkesiap, "Apakah engkau tak tahu bahwa jalanmu untuk mengundurkan diri sudah kucegat?"

Kat Hong berpaling kebelakang, "Mau apa engkau menghadang jalan itu?"

Buru-buru Ciok Sam-kong menjelaskan bahwa rombongannya sama sekali tiada bermaksud hendak merebut rangsum dan minuman itu.

"Hm, Sekalipun hendak merebut, kamipun tak takut!" dengus Kat Hong yang selalu berprasangka jelek.

"Selain kalian berdua, masih ada siapa lagi yang tinggal diperut gunung sini?" tanya Cau Yan-hui.

Bukan menjawab kebalikannya Kat Hong berbalik tanya, "Diantara kalian berempat apakah terdapat orang Bu-tong-pay?"

Tay Ih siansu menyahut, "Rombongan loni ini, walaupun tak terdapat orang Bu-tong-pay tetapi loni bersahabat baik sekali dengan Sin Ciong toheng. Sicu menanyakan Bu-tong-pay, tentu mempunyai hubungan dengan partai itu!"

Kat Hong menghela napas kecewa, "Jika tak ada tak apalah. Apakah maksud kalian masuk kemari?"

Belum Tay Ih menyahut, Cau Yan-hui sudah mendahului, "Jadi ditempat ini hanya terdapat kalian berdua?"

"Jawab pertanyaanku tadi!" seru Kat Hong.

Cau Yan-hui tertawa, "Hm, keras kepala benar. Kami sedang mencari seorang sahabat dan tanpa sengaja telah masuk kemari."

Sepasang biji mata pemuda itu berkedip-kedip sejenak, katanya, "Benarkah begitu?"

"Mungkin masih perlu dijelaskan lagi. Tetapi garis besarnya ialah demikian. Jika tidak percaya, kamipun tak dapat berbuat apa-apa." kata Cau Yan-hui.

"Baiklah, keteranganmu itu benar atau tidak, akupun tak dapat menyelidiki. Mungkin didalam perut gunung terdapat lain orang lagi, tapi yang jelas kami merasa hanya kami berdua saja!"

Ketua wanita dari Tiam-jong-pay itu kerutkan dahi.

Diam-diam ia memaki pemuda itu sebagai seorang pemuda yang licin, tetapi mulutnya bertanya pula, "Jika tahu bahwa persediaan diperut gunung itu tak cukup, mengapa kalian tak merencanakan untuk meninggalkan tempat ini?"

Kat Hong sejenak melirik ke arah ketua wanita itu. Sahutnya, "Perut gunung ini penuh dengan simpang jalan. Dimana-mana bertebaran bahaya maut. Tak gampang keluar dari sini!"

"Tetapi mengapa kami enak saja masuk ke mari?" tanya Cau Yan-hui pula.

"Justeru hal itulah yang kuherankan!" jawab Kat Hong.

Wanita IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang