30. Masuk Lembah Kematian

2K 50 1
                                    

TAY HONG berpaling kepada si paderi kecil penjaga pondok, serunya dengan bengis, "Barang milik tetamu, telah hilang. Jelas, kau tak mampu menjaganya. Untuk hukumannya, sementara kau harus menghadap tembok sampai tiga tahun lamanya. Lekas pulang ke Ko-san dan serahkan diri pada paderi yang berwajib!"

Dengan serta merta paderi kecil itu memberi hormat dan tinggalkan pondok.

"Dengan maksud apa Su-heng juga datang kemari?" kemudian Tay Hong beralih tanya kepada Su Bo-tun.

Ternyata itu membuat Su Bo-tun hampir kambuh penyakitnya. Ia kerutkan dahi tetapi pada lain saat cepat ia dapat menekan kemarahannya lagi. Sahutnya, "Rasanya aku tadi sudah menjawab pertanyaan itu. Aku memburu jejak orang ini!" ia menunjuk pada Tio It-ping.

"Kemana saja kau selama ini?" tiba-tiba Tay Hong menegur paderi kecil lainnya.

"Teecu tetap berada di sini, tak sedetikpun pergi kemana-mana," sahut paderi kecil itu.

"Jika tetap berada di sini mengapa tidak tahu benda itu hilang?"

"Tecu telah ditutuk orang!"

"Siapa yang menutukmu? Apakah kau tak ingat sama sekali?"

Paderi itu mengatakan bahwa orang itu yang menutup jalan darahnya itu cepat sekali gerakannya sehingga ia tak sempat mengetahui mukanya. Sebelum berpaling, jalan darahnya sudah tertutuk.

Tay Hong mengerut kening. Tokoh-tokoh yang datang dalam pertemuan itu adalah para tokoh ternama. Karena paderi kecil itu tak dapat menerangkan ciri-ciri si penutuk, maka sukarlah untuk menuduh seseorang. Dan untuk menuduh seseorang, tentu akan menimbulkan kehebohan dan pertengkaran!

Rupanya Siau Yau-cu dan Su Bo-tun dapat mengetahui keresahan Tay Hong, kata mereka, "Kiranya tak perlulah taysu resah. Yang penting sekarang ini ialah harus menghadapi Beng-gak. Soal mencari peta itu, bisa dipertangguhkan setelah urusan Beng-gak selesai!"

Tay Hong tertawa dan menghaturkan terima kasih atas anjuran kedua tokoh itu.
Tiba-tiba Tio It-ping menyeletuk, "Apakah aku boleh tinggalkan tempat ini?" katanya seraya menerobos keluar.

Tay Hong hendak mencegah tetapi entah bagaimana tangan yang sudah diulurkan, tiba-tiba ditarik kembali.

Su Bo-tun tertawa dingin dan mengangkat tangannya menuding ke arah punggung Tio It-ping. Tio It-ping rasakan punggungnya gemetar. Tiba-tiba ia berhenti dan berpaling sebentar lalu melanjutkan perjalanan lagi.

Mengingat hubungan lama, Siu-lam hendak menyusul tetapi Su Bo-tun cepat menghadang, serunya, "Dia telah kututuk dengan Keng-gong-ci (menutuk dari jauh). Dalam dua belas jam lukanya tentu akan sembuh lagi. Paling tidak dalam waktu tiga bulan baru ia dapat sembuh. Saat itu kita sudah menyelesaikan urusan Beng-gak dan sudah tahu menang kalahnya. Kelak kita bisa mencarinya lagi. Untuk sementara ini biarkan saja dia pergi!"

Saat itu Tio It-ping sudah lenyap. Siu-lam hanya menghela napas.

"Loni hendak bicara pada sicu. Apakah sicu bersedia?" tiba-tiba Tay Hong berkata kepada Siu-lam.

Sudah tentu Siu-lam mengiakan.

"Tentang hilangnya peta itu, untuk sementara baiklah dirahasiakan. Loni secara diam-diam akan menyelidikinya. Jika dapat menemukan, tentu segera loni memberitahukan. Jika kehilangan itu sampai teruwar, dikuatirkan akan menimbulkan kehebohan. Dalam hal ini loni juga pengertian sicu!"

Siu-lam menganggap pendapat ketua Siau-lim-si itu benar. Ia meluluskan.

Tay Hong menyatakan andaikata peta itu belum dapat diketemukan, nanti bila urusan Beng-gak sudah selesai, tetap ia hendak berusaha mencarinya dan akan mengembalikan kepada anak muda.

Wanita IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang