JAGO tua itu tak melanjutkan bicaranya dan tiba-tiba loncat memburu ke muka.
Thian Hong totiang dan Lo Kun pun segera menyusulnya. Sebenarnya kedua orang itu masih belum percaya penuh atas kesaktian Siu-lam. "Tak perlu to-heng kuatir," bisik Lo Kun kepada Thian Hong totiang, "walaupun kepandaian budak she Pui masih kurang, tetapi dara itu sakti sekali. Apalagi masih ada It-pit-hoat-thian Kat Thian-beng yang menyertai. Kemungkinan besar tentu dapat menerobos penjagaan mereka!"
Ketika tiba di muka batu tempat kedua paderi bersembunyi, Siu-lam berseru nyaring, "Harap siansu berdua menjaga hati-hati, aku hendak melalui penjagaan di sini!"
Seruan itu dimaksud untuk memancing supaya kedua paderi keluar dari persembunyiannya. Tetapi ternyata perhitungannya meleset.
Kedua paderi itu termasuk golongan ko-ceng (paderi yang berilmu tinggi) dari Siauw-lim-si. Mereka memiliki ilmu kepandaian silat dan kecerdasan yang tinggi. Mereka tak mengacuhkan seruan Siu-lam.
Begitu tiba di samping Siu-lam terus saja Hian-song tertawa, "Biar kubukakan jalan untukmu, suheng!" tahu-tahu secepat kilat dara itu sudah melesat ke muka.
"Sumoay, jangan gegabah!" Siu-lam terkejut tetapi tak keburu mencegah lagi. Terpaksa ia mengejar ke muka.
Dari balik batu terdengar suara "Omitohud" dan serempak dengan itu berhamburanlah gelombang angin tamparan yang kuat. Paderi Siauw-lim-si pada umumnya paderi yang menjunjung budi welas asih. Walaupun pukulan mereka amat dahsyat tetapi tidak langsung ditujukan pada orang, melainkan hanya untuk mencegah agar orang jangan dapat menerobos maju.
Tetapi mereka salah menilai Hian-song. Sejak jalan darah bagian Seng-si-hian-kwan sudah terbuka dara itu seolah-olah berganti tubuh baru. Sayang dia masih kurang pengalaman menghadapi lawan.
Melihat lawan menghantamnya dengan dahsyat, dara itu tak mau adu kekerasan. Cepat ia mengempos semangatnya dan sekali enjot sang kaki, tubuhnya melambung sampai dua tombak tingginya. Di atas udara, dara itu bergeliatan membuat gerakan salto (jungkir balik) dan tahu-tahu ia melintang turun kira-kira dua tombak jauhnya dari batu besar!
Ilmu gin-kang yang dipertunjukkan si dara itu benar-benar mempesonakan sekalian orang. Bahkan seorang tokoh sakti seperti Kat Thian-beng pun diam-diam merasa kagum. Pada saat Hian-song dapat melampaui penjagaan, Siu-lam pun sudah tiba.
Kembali terdengar suara orang melantangkan O-mi-to-hud dan pada lain saat muncullah sebatang tongkat besi yang berputar-putar seperti hujan mencurah menghadang jalan! Siu-lam mulai menduga akan hal itu. Cepat ia mencabut pedang. Dengan jurus Ing-hun-hong-ji atau Menyambut awan menyongsong matanya, ia menusuk lingkaran sinar tongkat....
"Tringgg....!" Terdengar dering melengking nyaring. Lingkaran sinar tongkat itu tersiak dan lenyap. Sebagai gantinya tampaklah sebuah ujung pedang menekan di atas sebatang tongkat besi....
Bagi Siu-lam memang tiada pilihan lagi. Jalanan di sebelah muka makin sempit. Separuh bagian tertutup oleh karang besar dan yang separoh terhadang oleh lingkaran sinar tongkat si paderi. Sedang di kedua samping jalanan itu, terbentang dua buah jurang yang curam. Kecuali memiliki kepandaian ginkang hebat yang dapat melampaui batu karang itu, jalan lain hanya harus menerobos lingkaran tongkat. Karena Siu-lam tak dapat mengikuti jejak Hian-song, terpaksa ia menembus lingkaran sinar tongkat.
Tetapi lingkaran sinar tongkat itu hebat sekali. Bermula Siu-lam meragukan apakah dia mampu menerobosnya. Tiba-tiba ia teringat akan jurus In-huan-hong-jit ajaran kakek Hian-song. Segera ia kerahkan seluruh tenaga dalam ke ujung pedang!
Walaupun jurus Ing-hun-hong-jit itu merupakan jurus yang khusus untuk membuyarkan serangan dahsyat, tetapi mengandung bahaya juga. Sekali tutukannya meleset, dia akan kehilangan keseimbangan tubuh dan karena seluruh tenaga sudah tercurah ke ujung pedang, maka mudahlah bagi musuh untuk membunuhnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Iblis
FantasíaWanita Iblis (Sip Siau Hong) bukanlah wanita yang jelek seperti hantu, bahkan adalah wanita yang sangat cantik. Jangankan laki-laki biasa, seorang tokoh agama yang sudah terlatih mengekang nafsu seks sekalipun tetap tidak mampu menahan kegoncangan h...