Seketika gemuruhlah ruang Gi-su-thia. Seluruh paderi yang hadir sama merangkapkan kedua tangannya dan pejamkan mata seperti orang berdoa.
Beberapa saat kemudian, seorang paderi tua berjubah putih yang duduk paling depan di deretan kiri, tiba-tiba berbangkit.
"Ciang-bun-jin berilmu tinggi, memiliki ilmu lwekang yang sempurna. Tak mungkin dia mendapat kesulitan. Sute sebagai pejabat ciang-bun-jin, tentu sudah mempunyai bukti yang kuat tentang berita itu. Apakah sute sudi memberitahukan kepada kami semua?"
Tay Hui menghormat paderi tua itu. Setelah memberi hormat, berkatalah ia, "Pui-sicu ini, datang dari jauh. Ia menempuh perjalanan siang malam. Tentulah dia takkan gegabah berani sembarangan bicara!"
Siu-lam berbangkit. Setelah memberi hormat kepada hadirin, berserulah ia, "Wanpwe mohon tanya, kursi suhu siapakah yang wanpwe duduki ini?"
Sekalian mata memandangnya tetapi tiada seorangpun yang menyahut.
Ternyata kursi itu adalah tempat bagi Tay Hui siansu. Tetapi karena dia telah diserahi oleh suhengnya (Tay Hong siansu) sebagai pejabat pimpinan gereja, maka ia duduk di kursi ketua.
Diam-diam Siu-lam menyadari kekeliruannya dan minta maaf, tetapi tiada seorangpun yang menjawab. Dia tertegun.
Beberapa saat kemudian berkata, "Aku datang dari Beng-gak...."
Tiba-tiba sebuah suara parau menyeletuk dari deretan kursi sebelah kiri, "Loni sudah menjelajah seluruh gunung ternama di segenap tanah air, namun belum pernah loni mendengar gunung yang bernama Beng-gak!"
"Beng-gak berada dalam lingkungan pegunungan Thay-san. Terpisah seratusan li dari puncak Beng-gwat-ciang. Karena jalannya sukar dilalui, penuh hutan belukar yang lebat maka sukar diketemukan!" sahut Siu-lam.
Tay Hui siansu meminta agar pemuda itu suka menuturkan pengalamannya sekali lagi.
Siu-lam mengiyakan. Lalu ia menuturkan sekali lagi pengalamannya selama ikut dalam rombongan orang-orang gagah yang dipimpin Tay Hong siansu mendatangi pesta maut di Beng-gak.
Semua ia ceritakan sejelas-jelasnya. Tetapi mengenai Bwe Hong-swat memberinya pil penolak racun dari peta yang disimpan Hian-song, ia tak mau mengatakan.
Segenap paderi Siau-lim-si telah mendengarkan cerita itu dengan teliti dan kritis sekali.
Belum Siu-lam habis bercerita seorang paderi menyeletuk pertanyaan, "Sin Ciong tojin adalah ketua Bu-tong-pay yang sakti dan termasyhur di penjuru tanah air. Adalah karena diberi minum pil wasiat dari Bu-tong-pay maka kedua saudara Kat dapat tertolong jiwanya. Tetapi entah mengapa Pui-sicu dan nona Tan itu tidak terkena racun orang Beng-gak. Apakah sicu berdua lebih sakti dari Sin Ciong totiang?"
Terhadap pertanyaan semacam itu, memang Siu-lam sudah siap. Tetapi karena dikuatirkan menimbulkan kecurigaan hadirin, Siu-lam terpaksa merenung sejenak untuk mengatur jawaban.
"Berkat bantuan dari seorang ko-chiu Beng-gak yang secara diam-diam telah memberi obat penawar, barulah aku dapat selamat!" sahutnya kemudian.
"Dia tidak puas melihat keganasan ketua Beng-gak, dan diam-diam mengandung maksud hendak kembali lurus. Itulah sebabnya ia mau memberi bantuan kepadaku!"
Paderi tua yang bertanya itu, duduk di sebelah selatan. Wajahnya merah mengenakan jubah warna kuning telur. Umurnya lebih dari lima puluh tahun. Menilik tempat duduknya, dia tentu mempunyai tingkatan yang tinggi dalam gereja Siau-lim-si.
"Kalau orang itu benar mempunyai maksud untuk kembali ke jalan lurus, mengapa dia tak mau menolong semua orang gagah dan hanya kepada sicu berdua saja?" kembali orang itu berseru.
![](https://img.wattpad.com/cover/88779281-288-k887721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Iblis
FantasyWanita Iblis (Sip Siau Hong) bukanlah wanita yang jelek seperti hantu, bahkan adalah wanita yang sangat cantik. Jangankan laki-laki biasa, seorang tokoh agama yang sudah terlatih mengekang nafsu seks sekalipun tetap tidak mampu menahan kegoncangan h...