SAMBIL memandang kesekeliling, berkatalah Cau Yan-hui, "Ruang goa ini terang benderang, entah dari mana kita mulai menyelidiki?"
"Ho, karena mayat Lo Hian berada disini, masakan dia menyimpan pusakanya dilain tempat?" Ciok Sam-kong tertawa meloroh.
"Tetapi Lo Hian ito luar biasa cerdiknya. Masakan begitu gampang saja dia menyimpan pusakanya di sembarang tempat. Jika kakek berambut putih benar-benar mayatnya, tentu goa ini lebih dibuatnya pelik sekali. Kemungkinan di dalam goa ini tentu terdapat sebuah jalan tembusan lagi!"
"Ya, ya, kemanakah lenyapnya budak lelaki dan dan binatang aneh itu!" teriak Tek Cin.
Ciok Sam-kong melihat pada sudut ruangan terdapat sebuah cekung yang menyasar kedalam. Dia tak sempat menjawab pertanyaan Tek Cin terus lari menghampiri.
Tek Cin dan Cau Yan-hui pun menghampiri. Ketika Ciok Sam-kong ulurkan tangan merogoh kedalam cekung itu, tiba-tiba ia menyentuh sebuah rantai gelang.
Pada saat dia hendak menariknya tiba-tiba terdengar suara lengking seorang wanita yang bernada dingin, "Lepaskan tanganmu!" suara itu dari ujung ruangan datangnya. secepat kilat ketiga tokoh itupun berputar tubuh.
Seorang dara baju putih yang cantik jelita tengah melangkah dengan perlahan-lahan....
Ruangan goa masih tetap seperti sedia kala. Tidak tampak pintu terbuka atau dinding yang bengkah. Kemunculan dara baju putih secara mendadak itu benar-benar menaburkan keseraman!.
"Engkau setan atau manusia?" mereka bertiga serempak menegur.
Dara baju putih itu menyahut tawar, "Yang salah adalah mata kalian sehingga tidak dapat melihat diriku dan terpukau seperti melihat setan muncul!"
Setelah menenangkan diri, Ciok Sam-kong berseru, "Kami tak kenal tempat ini dan kau berada ditempat yang gelap. Bukan soal yang memalukan jika kami tak dapat melihat kau!"
Kira-kira tiga empat langkah dari ketiga orang itu, si dara baju putih berhenti. "Jika kalian ingin hidup, buanglah senjata kalian!"
Tek Cin tertawa gelak. "Sungguh congkak sekali kau! Apakah kau murid Lo Hian "
Dara baju putih itu tertawa dingin. "Tidak perlu kau tanyakan soal itu. Jika tak mau membuang senjata dan menyerah, jangan sesalkan aku berlaku kejam!"
"Masih kecil tetapi sudah besar mulut!" Bentak Ciok Sam-kong. "Tahukah kau siapa ini bertiga ini?"
"Hm, hanya dua orang tua bangka dan seorang rahib. Aku kan tidak buta masakan tak dapat melihat dandanan kalian!"
Marah Ciok Sam-kong bukan alang kepalang. "Tak perduli kau muridnya Lo Hian atau bukan, tapi aku harus memberimu hajaran dulu!" ia menutup kata-katanya dengan sebuah hantaman.
"Bagus. Mau ngajak berkelahi?" tiba-tiba dara baju putih itu melesat ke samping. "Aku muak bertanding denganmu...."
Tek Cin yang sudah bersiap, segera lepaskan hantaman. Tetapi kali ini si dara tak mau menghindar. Ia mengangkat tangan. Tek Cin menangkis.
Ketika beradu tangan, Tek Cin menyurut mundur selangkah. Ia rasakan jantungnya berdetak keras sekali. Ternyata dara yang tampaknya lemah memiliki lweekang yang tinggi sekali.
Tek Cin tercengang-cengang memandang dari situ. Alisnya yang melengkung seperti bulan sabit, menaungi sepasang biji mata yang berkelip-kelip seperti bintang kejora. Wajahnya yang bulat telur dihias rambutnya yang ikal mayang.
Ah, dara itu benar-benar seperti seorang bidadari yang sedang bercengkrama. Sayang sikapnya dingin sehingga kecantikan itu seolah-olah terbungkus oleh kerawanan.
![](https://img.wattpad.com/cover/88779281-288-k887721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Iblis
FantasyWanita Iblis (Sip Siau Hong) bukanlah wanita yang jelek seperti hantu, bahkan adalah wanita yang sangat cantik. Jangankan laki-laki biasa, seorang tokoh agama yang sudah terlatih mengekang nafsu seks sekalipun tetap tidak mampu menahan kegoncangan h...