65. Wanita Cantik, Ketua Beng-gak

1.7K 46 0
                                    

Tetapi ketika ia hendak menegur, tiba-tiba di luar ruangan terdengar derap kaki seorang paderi kecil lari mendatangi.

Paderi kecil itu memberi hormat dan berkata: "Musuh sudah muncul. Beberapa supeh, susiok sudah menyambut keluar. Aku diperintahkan kemari mengundang sicu bertiga...."

Serentak teringatlah Siu-lam akan pesan Kak Bong taysu si paderi tua. Buru-buru ia berseru kepada kedua tokoh yang tengah mengadu lwekang itu: "Harap jiwi berdua berhenti!"

Lam-koay dan Pak-koay mendengus, tetapi tiada menghentikan pancaran lwekangnya.

Kiranya kedua tokoh itu sudah menggunakan sembilan bagian lwekangnya. Siapapun sukar untuk berhenti Karena jika salah seorang menghentikan pancarannya, dia pasti akan menderita luka dalam.

Siu-lam mengingsut ke samping. Ia hendak menyelinap keluar dari lingkaran lwekang kedua tokoh itu. Tetapi begitu tubuhnya bergerak, segera ia merasa ulu hatinya seperti mau pecah.

Buru-buru ia berhenti lagi. Karena lwekang kedua tokoh itu berimbang maka dapatlah Siu-lam menyalurkan secara berimbang. Tetapi begitu ia berkisar ke samping, seketika terasa kesakitan.

"'Tay Ih supeh telah pesan aku supaya mengantarkan jiwi bertiga. Pertempuran itu genting sekali maka supeh sangat mengharap jiwi bertiga membantu. Saat ini supeh telah membawa beberapa suheng yang berilmu tinggi menunggu kedatangan musuh di luar pintu gereja!" kata paderi kecil itu pula.

Siu-lam gelisah. Tetapi kedua tokoh itu tetap tak mau hentikan pancaran lwekang. Dalam gugupnya Siu-lam segera meminta Lam-koay Shin Ki supaya berhenti lebih dahulu.

Lam-koay Shin Ki juga tak kurang ganas dan anehnya dari Pak-koay. Dalam sejarah perjalanan hidupnya, penuhlah dengan peristiwa-peristiwa berdarah dari beberapa tokoh yang menjadi korbannya.

Selama ini belum pernah ia tertarik pada orang dan belum pernah pula berbahasa engkoh adik dengan orang. Dia telah memperoleh ilmu kesaktian yang hebat dan telah pula mendapat nama yang termahsyur.

Akan tetapi diapun mengalami kehidupan yang sunyi. Dia tak pernah mencintai seseorang. Hidupnya selalu diliputi oleh kesepian dan derita.

Seruan Siu-lam yang memanggilnya engkoh tadi, benar-benar telah menyentuh sanubarinya. Dia merasa bahwa di dalam dunia ternyata masih ada seorang yang mau mengakuinya sebagai saudara.

Ia menghela napas panjang....

"Adik, hati-hatilah, aku hendak menarik lwekangku!" serunya seraya mulai menghentikan pancaran lwekangnya dengan pelahan.

Pak-koay Ui Lian memperhatikan dengan seksama. Ia mendapat kesan bahwa Lam-koay Shin Ki tadi belum seluruhnya mengeluarkan lwekangnya.

Sepuluh tahun yang lalu, keduanya sama-sama diagungkan dunia persilatan sebagai momok yang sakti. Keduanya sama-sama memiliki ilmu pukulan Cek-yan-ciang dan Hian-ping-ciang yang termashyur. Dan berpuluh-puluh tahun kemudian kesaktian keduanya masih tetap berimbang.

Diam-diam jago dari utara itu menghela napas. la merasa bahwa dalam sekarang, tak mungkin ia dapat memenangkan Lam-koay. Akhirnya iapun menarik lagi lwekangnya.

Siu-lam berbangkit dan memberi hormat pada kedua tokoh itu: "Shin toako dan Ui locianpwe. Harap menyalurkan napas dulu lalu kita akan keluar menyambut kedatangan orang Beng-gak!"

Lam-koay Shin Ki loncat bangun seketika. "Uh, perlu apa harus menyalurkan napas, sekarang juga berangkat!"

Pak-koay Ui Lian pun tak mau unjuk kelemahan. Ia juga loncat bangun.

"Tapi anak buah Beng-gak masing-masing memiliki kepandaian sakti. Terutama pemimpinnya, ilmu kepandaiannya telah mencapai kesempurnaan. Baiklah jiwi berdua kembali bernapas untuk memulihkan kesegaran semangat baru nanti kita menyambut mereka," Siu-lam agak gelisah.

Wanita IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang