48. Penyelundup Gereja Siau-lim-si

2.6K 59 0
                                    

MELIHAT itu, Tay Ih tertawa dingin: "Jikalau tidak dengan cara menyamar lalu menyelundup masuk ke sini, orang itu tentu sudah menyelidiki sampai paham betul keadaan gereja ini!"

Berhenti sejenak, kembali paderi sakti itu berkata pula: "Kalau dugaanku tak salah, rupanya mereka telah memilih pohon siong itu untuk tempat bersembunyi. Mereka mengenakan pakaian yang sewarna dengan daun sehingga pada malam hari, tak mudah dilihat orang...."

Lantang sekali Tay Ih mengucapkan kata-katanya itu seperti sengaja agar musuh mendengarnya.

Tiba-tiba Tay Ih berisik: "Harap sute bertiga siap-siap. Begitu muncul, musuh tentu akan menempur kita. Jangan sampai dia lolos!"

Tay To siansu yang mengetahui bahwa suhengnya (Tay Ih) hendak gunakan ilmu menimpuk dengan bok-liam-cu untuk menghalau keluar musuh, buru-buru mencegah: "Suheng...."

"Aku tahu..." tukas Tay Ih seraya menimpuk dengan tangan kanan lagi.

Segera terdengar beberapa bunyi mengaum di udara malam. Beberapa saat kemudian, kembali Tay Ih menimpuk lagi.

Saat itu malam telah mulai menyurut, cuaca makin terang. Tetapi orang yang berada dalam gerumbul daun itu, rupanya tak menghiraukan.

Adalah Siu-lam yang gelisah dan mulai curiga....

Tiba-tiba dari sanggar pertapaan yang di tengah, terdengar sebuah suara bentakan keras. Menyusul sesosok bayangan menyelinap keluar.

Melihat itu, pucatlah wajah Tay Ih, Tay Goan dan Tay Teng. Sanggar pertapaan di tengah itu, adalah tempat pertapaan dari kedua paderi tua, paman dari ketua Siau-lim-si sekarang.

Pada saat ketiga paderi itu terpukau, tiba-tiba dari gerumbul daun pohon siong, melayang keluar sesosok bayangan. Dengan melampaui di atas kepala ketiga paderi itu, orang aneh itu turun kira-kira setombak jaraknya dengan ketiga paderi angkatan Tay.

Siu-lam berteriak keras. Dengan gunakan ilmu peringan tubuh Pat-poh-teng-gong yang sakti, ia lari mengejar bayangan orang itu.

Sejak menerima pelajaran ilmu tersebut dari orang tua sakti kakek Hian-song, baru pertama kali itu Siu-lam menggunakannya.

Dalam gugupnya ia tak menyadari bahwa bagaimanapun pesat kepandaian yang telah dicapainya sampai saat itu, namun belum cukup untuk menggunakan ilmu Pat-poh-teng-gong (Delapan langkah menerjang udara).

Hal itu baru dirasakan setelah pada loncatan pertama, ia tak dapat mencapai apa yang diinginkan! Cepat-cepat ia kerahkan semangat dan pancarkan seluruh tenaganya. Dengan dua tiga kali loncatan, ia dapat melampaui rombongan paderi dan tepat tiba di depan bayangan orang itu.

Tanpa bertanya lagi, Siu-lam terus menghantam.

Orang itu dari kepala sampai ke kaki, diselubungi jubah hijau. Hanya bagian mata yang diberi lubang. Perawakannya kecil langsing.

Melihat pukulan Siu-lam sangat dahsyat orang itu cepat menghindar ke kiri dengan suatu gerakan yang indah dan gesit sekali.

Siu-lam agak terkesiap. Rasanya ia tak pernah melihat orang dengan gerakan seperti itu. Tapi ia tak dapat merenung lebih lama karena orang itu mengangkat tangan kiri dan jarinya menghamburkan angin tajam.

Siu-lam cepat menyongsong dengan tamparkan tangannya. Begitu kedua tenaga saling berbentur, terdengarlah letupan menggeletar di udara. Siu-lam terkejut. Ia rasakan tenaga gerakan jari orang itu masih kuasa menembus tamparannya.

Dalam pada itu, Tay Ih, Tay Goan, Tay Teng, Tay To dan lain-lain, telah tiba. Mereka segera mengepung orang berpakaian kerudung hijau itu. Kecuali Tay Ih siansu, yang lainnya sama menghunus senjata.

Wanita IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang