Saat itu Pedang Pembelah Gunung Ang Hong tiba dengan membawa anak murid Hoa-san-pay.
"Apakah Locianpwe melihat sesuatu yang aneh?" tanya Siu-lam.
Kata Ang Hong, "Kira-kira belasan tombak memasuki hutan, tetap belum melibat jejak musuh. Tetapi kulihat sebuah sarang kurungan yang penuh dengan semacam burung gereja ........."
Siu-lam terkejut. "Apakah locianpwe memegang sangkar itu?"
"Walaupun tahu bahwa musuh sedang memasang perangkap, tetapi karena mengira hanya kawanan burung gereja yang tak mungkin dapat mencelakakan orang, akupun terus hendak menghantam sangkar itu. Untung saat itu aku mendengar seruan Ka In taysu memanggil. Buru-buru aku kembali ke sini."
Siu-lam menghela napas lega. "Syukurlah locianpwe tidak jadi menghantam sangkar itu. Kalau burung-burung itu sampai terbang keluar, tentu saat ini kita semua sudah terkena racun ....."
Berhenti sejenak, ia berseru lagi dengan nyaring, "Bukan sekali-kali aku hendak menakut-nakuti. Kecerdikan Lo Hian mungkin saudara-saudara sudah mendengar. Wanita Beng-gak itu adalah murid Lo Hian. Selain berilmu sakti juga telah mempelajari ilmu menggunakan racun. Semua benda dalam hutan ini kemungkinan tentu sudah dilumuri racun. Sekali tak hati-hati, kita tentu mati konyol ........."
"Mengingat Pui-sicu sudah mendapat petunjuk dari orang sakti, tentulah sudah mengetahui tentang bahaya-bahaya yang terkandung dalam barisan musuh. Maka harap sicu suka mewakili loni ntuk memimpin barisan kita ini," kata Ka In taysu.
Buru-buru Siu-lam berkata: "Ah, aku hanya seorang anak muda yang kurang pengetahuan dan pengalaman. Bagaimana mungkin aku menerima tanggung jawab seberat itu? Terima kasih atas kepercayaannya, locianpwe tetap pegang pimpinan sedang aku akan membantu dari samping."
Ka In anggap pernyataan anak muda itu memang beralasan. Demi untuk menjaga ketat para tokoh-tokoh persilatan, ia berkata, "Ah, kalau sicu sungkan, terpaksa loni menerima lagi ....."
Kemudian ia menanyakan pikiran Siu-lam untuk langkah selanjutnya.
"Menurut pendapatku, baiklah kita kirim kelompok tokoh-tokoh yang berkepandaian tinggi, masuk ke dalam hutan untuk memikat barisan musuh supaya bergerak."
"Cemerlang!" puji Ka In taysu. "Baiklah, loni segera akan memimpin anak murid Go-bi-pay untuk mempelopori membuka jalan."
Tetapi Ang Hong segera mencegah, "Tidak, taysu sebagai pimpinan barisan, mana boleh sembarangan menempuh bahaya. Biarlah aku saja yang memimpin anak murid Hoa-san-pay sebagai pelopor!"
"Memang paling baik saudara Ang saja," kata Siu-lam, "Tetapi jangan membawa terlalu banyak anggota. Aku bersama kedua gi-heng (kakak angkat) ditambah saudara Ang dan seorang murid Hoa-san lagi, kiranya sudah cukup!"
Ang Hong mengiakan setelah memilih seorang murid yang berkepandaian tinggi, kelima orang itupun segera berangkat.
Sebelum pergi, Siu-lam sempat memberi pesan kepada Ka In Taysu, "selekas mendengar pertandaku, harap locianpwe segera memimpin rombongan menyusul masuk."
Setelah itu Siu-lam segera berangkat. Kira-kira lima tombak jauhnya, tetap mereka belum melihat sesuatu yang mencurigakan.
Agaknya Lam-koay Shin Ki tak sabar, katanya, "Saudara, mengapa tak membakar hutan ini saja? sungguh menjemukan untuk bermain kucing-kucingan seperti ini!"
Siu-lam tertawa, "Jika dengan api dapat menyelesaikan hutan ini, tak perlu kita melakukan pertempuran."
Tiba-tiba mereka melihat pada kuburan yang dibawah batang pohon jati tua duduk bersila seorang berpakaian hitam. Matanya memejam seperti paderi yang tengah bersemedi. Agaknya dia tak mengetahui kedatangan rombongan Siu-lam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Iblis
FantasiWanita Iblis (Sip Siau Hong) bukanlah wanita yang jelek seperti hantu, bahkan adalah wanita yang sangat cantik. Jangankan laki-laki biasa, seorang tokoh agama yang sudah terlatih mengekang nafsu seks sekalipun tetap tidak mampu menahan kegoncangan h...