Sahut Hian-song tegas, "Akan kubunuh sekalian!"
Si nona baju merah tersenyum puas, katanya "Baik, aku percaya omonganmu!"
Ia menghampiri Siu-lam dan membuka tali pengikatnya. Memang tali pengikat itu luar biasa. Yang diikat adalah setiap jalan darah vital pada tubuh Siu-lam. Sekali nona itu menarik talinya Siu-lam tentu menderita kesakitan yang hebat.
Siu-lam tak dapat berkutik sama sekali.
Karena selama beberapa hari terbelenggu, begitu bebas, Siu-lam lalu menggerak-gerakkan kedua tangannya dan menarik nafas longgar.
Tiba-tiba telinganya terngiang oleh suara si nona baju merah yang halus seperti ngiang nyamuk.
"Sekalipun dirimu sudah bebas tetapi racunmu masih belum hilang. Pada waktu waktu tertentu engkau harus minum obat pemunah yang berada padaku. Jika tidak, jiwamu tetap melayang. Maka jangan coba berkhianat. jiwamu masih dalam genggamanku."
Ternyata si nona baju merah itu gunakan ilmu menyusup suara untuk untuk memberi peringatan kepada Siu-lam.
Bwe Hong-swat hanya dingin-dingin saja menyaksikan apa yang telah berlangsung itu. Sama sekali tak mencegah.
Karena mengalami beberapa peristiwa yang hebat, pandangan Siu-lam terhadap dunia makin tawar. Ia tak menghiraukan apa-apa lagi tentang mati hidup. Pelahan lahan ia berpaling kearah nona baju merah itu tetapi tak berkata apa-apa.
"Pui suheng, " kata Hian-song menghampiri kesamping Siu-lam.
"Ya?"
Tiba-tiba terdengar Ceng Hun totiang berseru nyaring, "Cau-toyu, apakah Tay Ih siansu dan Thian Ce totiang sudah datang?"
Ketua wanita dari Tiam-jong-pay itu tegak mematung dan menarik napas panjang, "Sejak masuk kedalam Telaga darah ini, mereka berdua bersama Tio Gan murid toheng, tak kelihatan lagi!"
Ceng Hun kerutkan dahi, "Ciok dan Tek locianpwe entah bagaimana nasibnya?"
Ciok Sam-kong dan Tek Cin saling berpandangan tetapi tak bicara apa-apa.
Kiranya setelah menguasai kitab-kitab pusaka itu, Ceng Hun totiang merasa sukar. Ia duga kedua jago tua itu tentu akan bergerak. Tetapi ternyata Ciok Sam-kong dan Tek Cin berdiam diri.
Memang ketiga tokoh Ciok Sam-kong, Tek Cin, Cau Yan-hui tak dapat melupakan derita kesakitan yang dialami apabila jalan darah mereka yang ditutuk Bwe Hong-swat itu kambuh. Sekali mereka tahu apa yang dimaksud Ceng Hun totiang supaya mengerahkan kawan-kawan untuk melindungi kitab-kitab pusaka itu, tetapi mereka tak berani bertindak.
Bwe Hong-swat alihkan pandang matanya kepada Ceng Hun, "Dalam perut gunung itu, setiap waktu yang tertentu yang dilanda oleh bencana maut. Yang tidak paham jalan, tentu sukar lolos. Masakan semudah itu engkau hendak mengangkuti kitab-kitab Lo Hian?"
Kemudian nona itu berseru nyaring kepada Ciok Sam-kong dan kawan kawannya, "Aku hendak pergi, jika kalian senang tinggal disini, terserah!"
Habis berkata nona itu terus melangkah pergi.
Kat Hong segera mengikutinya. Setelah bertukar pandang, Ciok Sam-kong, Tek Cin dan Cau Yan-hui pun mengikuti.
Si nona baju merah terlongong-longong mengawasi langkah sumoaynya itu. Walaupun ia cerdas tetapi ia tetap tak mampu menduga isi hati Bwe Hong-swat.
Sekeluarnya dari ruang batu itu, Bwe Hong-swat menuju kemuka. Tetapi yang aneh, langkah kaki nona itu tak mantap lagi, seperti orang yang tengah memanggul beban berat.
Melihat itu Kat Hong maju menghampiri dan memegang bahu nona itu. Ketika melihat ujung mata nona itu mengandung air mata, Kat Hong terkejut, serunya, "Nona, mengapakah engkau?"
![](https://img.wattpad.com/cover/88779281-288-k887721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Iblis
FantasyWanita Iblis (Sip Siau Hong) bukanlah wanita yang jelek seperti hantu, bahkan adalah wanita yang sangat cantik. Jangankan laki-laki biasa, seorang tokoh agama yang sudah terlatih mengekang nafsu seks sekalipun tetap tidak mampu menahan kegoncangan h...