Bukan kepalang kejut jago Bu-tong-pay itu ketika mengetahui bahwa kaki orang berbaju hitam itu ternyata diikat dengan rantai dan ditalikan pada sebuah tonjolan altar. Ah, makanya orang itu tak dapat jatuh menggelinding ke bawah. Setelah mengungkit tubuh orang itu agar sekalian orang yang berada di bawah melihatnya, Siau Yau-cu lalu loncat turun lagi.
Tay Hong menghela napas, ujarnya, "Menilik jejaknya ketua Beng-gak sekarang ini tentulah seorang wanita iblis pemilik jarum Chit-jiau-soh dahulu. Asal dia sudah lenyap dunia tentu takkan mengalami bencana lagi!"
Di sebelah muka banyak sekali patung-patung yang diukir pada karang tinggi. Ngeri juga Hian-song dibuatnya. Tanyanya, "Engkoh Lam, jika kau dirantai di sini, kau takut tidak?"
"Kalau memang begitu, apa dayaku?" sahut Siu-lam.
Ketika Hian-song hendak bicara, Siu-lam sudah mengajaknya berjalan lagi menyusul rombongan mereka. Setiap dua tiga tombak, tentu terdapat sebuah patung. Setiap patung wajahnya diberi warna menyeramkan dan tangannya mencekal senjata aneh. Kira-kira tiga empat lie jauhnya, mereka membau angin yang harum.
Siau Yau-cu berhenti, serunya, "Bunga apakah ini, mengapa aku belum pernah membauinya?" Ternyata di sebelah muka, terdapat pula sebuah hutan pohon siong yang lebat. Bau harum itu berasal dari dalam hutan tersebut.
Setelah tertegun sejenak, Tay Hong minta pada Siau Yau-cu supaya suka menyelidiki keadaan hutan itu. "Menilik keadaannya, hutan itu memang sudah lama sekali dan memang sebuah hutan alam. Perempuan siluman itu menambah lagi dengan bermacam susunan!"
Tay Hong segera mengajak rombongannya memasuki hutan itu. Karena tak berapa luas, beberapa saat kemudian mereka sudah keluar dari hutan itu. Kini mereka berhadapan dengan sebidang kebun bunga. Bunga-bunga itulah yang menyiarkan bau harum. Warnanya merah semua. Di tengah taman bunga, terdapat sebuah jalan kecil yang hanya cukup dilalui seorang saja.
Tay Hong loncat ke atas jalan kecil itu lalu menyusur ke depan. Setelah membelok beberapa tikungan gunung, taman bunga itupun berakhir dan kini mereka menghadapi sebuah tanah lapang yang luas. Di sekeliling penjuru tampak rumput menghijau dan pohon-pohon siong bergoyang gontai dihembus angin. Jauh di sebelah muka tampak sebuah puncak gunung yang dikelilingi kabut. Sedemikian tebal kabut itu hingga sekalipun Tay Hong memiliki pandangan mata yang tajam, tetapi tidak dapat melihat keadaan puncak itu dengan jelas.
"Mungkin puncak itulah yang disebut Beng-gak!" seru Siau Yau-cu.
Tay Hong mengiakan. Siau Yau-cu mengajak ketua gereja Siau-lim-si itu segera menyelidiki. Berbondong-bondong rombongan orang gagah itu lari menghampiri puncak misterius itu. Setelah menempuh jarak tiga empat li, tibalah mereka di kaki puncak gunung itu. Anehnya sekalipun sudah berada di kaki gunung, tetap mereka tak dapat melihat keadaan puncaknya.
Tay Hong kerutkan dahi, "Eh, dari manakah timbulnya kabut yang begitu tebal itu...." Tiba-tiba Su Bo-tun nyeletuk, "Apakah taysu tidak merasakan sesuatu yang aneh pada iklim tempat ini?"
Seketika sekalian orang seperti disadarkan. Memang saat itu, mereka rasakan hawa tiba-tiba berubah panas. "Aku paling tak percaya terhadap segala setan. Maka akupun tak percaya bahwa di daerah Tiong-goan terdapat orang yang mahir ilmu siluman!" tiba-tiba terdengar suara tertawa mengejek. Dan orang itu bukan lain ialah jago pukulan Bu-ing-sin-kun dari Tibet yang bertubuh pendek gemuk.
Su Bo-tun cepat menyahut, "Padang sahara Tibet, memang tertutup salju dan jarang terdapat gunung berapi...?"
"Apa?" teriak si pendek gemuk.
Kuatir kedua orang itu akan bertengkar, Tay Hong siansu segera nyeletuk, "Di daerah tenggara sini memang sering terdapat letusan gunung berapi. Pernah saudara dengar hal itu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/88779281-288-k887721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Iblis
FantasiWanita Iblis (Sip Siau Hong) bukanlah wanita yang jelek seperti hantu, bahkan adalah wanita yang sangat cantik. Jangankan laki-laki biasa, seorang tokoh agama yang sudah terlatih mengekang nafsu seks sekalipun tetap tidak mampu menahan kegoncangan h...