Dara itu tersadar dari lamunannya dan wajahnyapun kembali sedingin es, serunya, "Apakah kalian sudah menyadari tak dapat melawan aku?"
Melihat Tek Cin dan Cau Yan-hui berhenti menyerang, Ciok Sam-kong pun mendesak Kat Hong lalu berseru supaya pemuda itu berhenti dulu. Jago tua dari swat-san-pay itu sudah kewalahan menghadapi serangan Kat Hong yang menggunakan bermacam-macam ilmu pukulan istimewa. Hanya karena mengandalkan tenaga dalamnya yang kuat, maka Ciok Sam-kong masih dapar bertahan.
Kat Hong berpaling ke arah sidara lalu menghampiri dan berdiri di sampingnya. Kata Tek Cin, "Ilmu pedangmu tadi, benar-benar belum kulihat seumur hidup...."
"Jangan bicara yang tidak perlu! Kalian menyerah atau tidak!" bentak dara itu.
Tek Cin kerutkan alis, sahutnya, "Engkau mengatakan bahwa ilmu pedangmu itu berasal dari Lo Hian, benarkah itu?"
"Sudah tentu sungguh...." tiba-tiba dara itu hentikan kata-katanya karena mendengar suara deburan pada pintu batu itu menggelegar tiada hentinya. "Mereka menggempur alat perkakas di luar pintu," katanya.
Saat itu terdengar derap langkah orang masuk. Rupanya pintu telah dapat di jebloskan. Sekalian orang menunggu dengan tegang. Siapa gerangan yang masuk itu....?
Langkah kaki itu berhenti dan di ambang pintu muncullah sesosok tubuh pendek. Aha.... kiranya si orang pendek baju hitam! Entah dari mana, tetapi saat itu secercah cahaya merekah kedalam ruangan sehingga ruangan itu agak terang dan dapat terlihat keadaannya.
Dari rambut memanjang kebahunya dapatlah diketahui bahwa orang pendek yang mukanya berlumur kotoran itu, ternyata seorang wanita. Tangannya mencekal sebatang pedang.
Mata memandang lekat-lekat kepada beberapa tokoh yang berada dalam ruang situ. Masing-masing saling berpandangan tanpa berkata suatu apa.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba dara berbaju putih mengangsurkan pedang kepada Cau Yan-hui. "Terimalah pedangmu dan jagalah diambang pintu!"
Cau Yan-hui tertegun. Tetapi pada lain saat ia menyambuti pedang itu terus melangkah kepintu. Si orang pendek mundur kebelakang dan melenyapkan diri.
Sejenak memandang kepada Tek Cin dan Ciok Sam-kong, si dara baju putih berkata, "Mereka dapat membobolkan pintu tetapi sayang datang terlambat dan tak dapat melihat wajah Lo Hian".
Kemudian ia tertawa dingin, katanya pula, "Tempat jenazah Lo Hian berada disebuah kamar rahasia yang diperlengkapi dengan alat perkakas istimewa. Tanpa kutunjukkan tak mungkin mereka akan menemukannya!"
Ucapan itu tampaknya seperti ditujukan kepada Ciok Sam-kong dan Tek Cin, tetapi pun seperti diperdengarkan kepada orang pendek tadi.
"Nona, apakah jenazah Lo Hian benar-benar berada diperut gunung ini?" tanya Ciok Sam-kong.
"Bagaimanakah keputusan kalian? Jika kalian tak mau membantu aku menghadapi musuh yang saat ini sudah berada diluar, akupun tak mau memaksa. Hm siapakah yang membocorkan rahasia Telaga Darah itu? Pada akhir akhir ini memang banyak sekali tokoh-tokoh persilatan yang masuk ketempat ini. Rupanya dalam goa rahasia dalam perut gunung sini bakal terjadi pertempuran berdarah...."
Berhenti sejenak. Ia melanjutkan kata-katanya. "Telah kulepaskan kelima binatang yang menjaga Telaga Darah. selain akan terjadi pertempuran antara manusia lawan manusia, pun akan dimeriahkan dengan ikut sertanya lima macam binatang ganas yang jarang muncul didunia."
Tiba-tiba diluar ruangan terdengar lengking suara tertawa, "Ih, apakah bukan sam-sumoay, Engkau belum meninggal?"
Dara itu agak terkejut. "Siapa!" bentaknya dengan nyaring.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Iblis
FantastikWanita Iblis (Sip Siau Hong) bukanlah wanita yang jelek seperti hantu, bahkan adalah wanita yang sangat cantik. Jangankan laki-laki biasa, seorang tokoh agama yang sudah terlatih mengekang nafsu seks sekalipun tetap tidak mampu menahan kegoncangan h...