AKHIRNYA ia memperoleh akal untuk mengetahui darimana dara itu. Ia harus berteriak memanggil dara itu sekeras-kerasnya.
Tapi sebelum ia melaksanakan rencananya, tiba-tiba dari balik sebuah batu aneh yang terletak disisi kanan, terdengar suara helaan napas ......
Ceng Hun totiang buru-buru tenangkan pikirannya dan mengerahkan hawa murni dalam tubuhnya. Ia merogoh keluar dua batang pedang pendek. Dengan dua pedang pendek ditangan kiri dan pedang panjang ditangan kanan, ia menatap kearah batu aneh itu dan membentak, "Siapa itu!"
Dari balik batu aneh itu menyembul sebuah sebuah wajah yang tertutup rambut. Sepasang matanya yang besar bundar memandang Ceng Hun lekat-lekat.
Sebesar-besarnya nyali Ceng Hun, tetapi pada saat seperti itu, ia hampir kehilangan daya perlawanan lagi. Perasaan yang tajam, menduga bahwa disekelilingnya tentu terdapat orang Beng-gak yang membayanginya. Mungkin anak murid, mungkin ketua Beng-gak sendiri.
Ceng Hun totiang memandang kesekeliling dengan tajam. Sampai beberapa saat ia tak membuka mulut tetapi diam-diam siap sedia menjaga segala kemungkinan.
Sepeminum teh lamanya, kepala yang menyembul dari balik batu itu, tiba-tiba menyurut kebalik batu lagi. Rupanya orang itu tak sabar lagi menghadapi ketenangan Ceng Hun totiang.
Tetapi sebagai gantinya, dari balik batu itu tiba-tiba bertebaran bubuk putih yang pecah berhamburan menjadi biji-biji bundar yang kecil sekali.
Cepat Ceng Hun menyadari bahwa bubuk-bubuk pupur itu tentulah racun yang berbisa sekali. Sekali tersedot kedalam mulut, ia tentu rubuh binasa, atau pingsan, lalu ditangkap musuh.
Dengan sebat sekali Ceng Hun totiang loncat kesamping sambil menghembuskan napasnya keluar. Tebaran pupur beracun itu tertiup jatuh.
"Siapa itu?" tiba-tiba dari balik batu aneh itu terdengar lengking seorang wanita.
"Mencelakai orang dengan obat racun, bukan laku seorang gagah. nona berani menegur, mengapa tak berani muncul keluar?" seru Ceng Hun.
Tiada penyahutan terdengar. Tetapi gerumbul rumput tampak bergerak-gerak. Terang orang itu bersembunyi disitu dan hendak menyingkir.
Ceng Hun tertawa dingin, "Lembah ini dikelilingi dinding gunung. Hanya sebuah jalan keluar. Asal kubakar tempat ini, bagaimanakah engkau hendak melarikan diri?"
Ancaman Ceng Hun itu berhasil membuat orang jeri. Perlahan-lahan orang itu berdiri, gerumbul rumput panjang, tampak seorang wanita yang cantik jelita.
Ceng Hun mengagumi kecantikan wanita itu tetapi iapun memperhatikan bahwa sepasang mata wanita itu, memancar sinar api, api yang tajam.
"Apakah nona orang Beng-gak?" tegurnya.
Sepasang mata bundar dan sicantik berkicup-kicup dan mulutnya nyungging tawa, "Kalau benar, lalu bagaimana?"
"Sudah lama pinto mendengar bahwa ilmu dari Beng-gak itu luar biasa aneh ......"
Nona itu tertawa, "Karenanya masa engkau hendak mencoba beberapa jurus, bukan?"
Melihat sikap dan nada ucapan nona cantik itu mengandung daya pemikat yang keras, diam-diam Ceng Hun mempertinggi kewaspadaan. Sahutnya dengan tegas, "Benar, pinto memang mempunyai maksud begitu!"
Tiba-tiba nona itu mengangkat tangan kanannya dan melambai, "Datanglah lebih dekat kemari. Aku hendak berunding dengan kau!"
Sikapnya mesra sekali seperti terhadap orang sahabat lama.
Walaupun cerdas dan gagah, tetapi Ceng Hun belum pernah menghadapi peristiwa seperti itu dalam hidupnya. Ia tertegun.
Gadis itu bertepuk tangan tiga kali dan berseru pula, "Jangan kuatir, kemarilah!"
![](https://img.wattpad.com/cover/88779281-288-k887721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Iblis
FantasyWanita Iblis (Sip Siau Hong) bukanlah wanita yang jelek seperti hantu, bahkan adalah wanita yang sangat cantik. Jangankan laki-laki biasa, seorang tokoh agama yang sudah terlatih mengekang nafsu seks sekalipun tetap tidak mampu menahan kegoncangan h...