75. Petunjuk Suara Jauh

1.6K 47 0
                                    

"SUHENG, kau benar," sahut Tay To seraya menyambut Pek-kau-kiam terus hendak menghampiri Lam-koay dan Pak-koay.

Tetapi tiba-tiba terdengar suara tajam lembut menghembus, "Ketua Beng-gak, licin bukan kepalang. Sekalipun dia lari karena mendengar tiupan serulingku tapi kuduga dia tentu takkan begitu rela meninggalkan tempat ini. Dalam waktu singkat, ia tentu akan menyuruh anak buahnya secara diam-diam menyelundup kedalam gereja sini. Harap bersiap-siap menjaga kemungkinan itu ......"

Suara tajam lembut itu tiba-tiba berhenti. Rupanya orang itu tengah merenung. beberapa jenak kemudian terdengar ia menghembuskan suaranya yang tajam lagi.

"Pada saat ini, belum waktunya kutunjukkan diriku. Sebenarnya akupun dapat melepaskan Lam-koay dan Pak-koay dari jeratan jaring Thian-jan-si agar kedua orang itu dapat membantu Siau-lim-si menghadapi musuh. Tetapi karena tampaknya mereka masih mendendam kepada paderi Siau-lim-si, apabila dikeluarkan, belum tentu mau membantu kalian.

Sekalipun mereka tak mau ikut campur tangan dalam pertempuran, tetapi tetap tak menguntungkan pihak Siau-lim-si. Maka untuk sementara ini, lebih baik tak melepaskan mereka. Untung mereka berdua berkepandaian tinggi sehingga dapat bertahan diri dari jepitan jaring. Asal mereka tahu bahwa makin meronta semakin jaring itu mengeras, mereka tentu mau berdiam diri dengan tenang ......."

"Kojin siapakah yang sudi membantu kami itu? Maukah kiranya ......."

Baru Tay Ih siansu berseru kepada orang yang tidak kelihatan itu, tiba-tiba orang itu sudah menukas, "Saat ini kugunakan ilmu menyusup suara untuk bicara dengan kalian berdua. Oleh karena setiap saat ketua Beng-gak mungkin akan kembali kesini, sebaiknya segera dilakukan penjagaan ketat. Untuk sementara waktu, harap kalian berdua suka mendengarkan petunjukku, jangan menolak!"

Kembali orang itu berhenti lalu berkata lagi, "Rupanya pemuda She Pui itu menderita luka berat. Sebaiknya pindahkan dia ke kamar rahasia, jangan sampai diganggu musuh!"

Tergerak hati Tay Ih atas perintah orang tak kelihatan itu. Namun ia tak leluasa untuk mengucapkan apa-apa.

Kembali orang itu gunakan ilmu menyusup suara berkata lebih lanjut, "Kalian berdua harus bersikap seperti yakin dapat mengatasi peristiwa saat ini. Sekalipun anak murid Siau-lim-si banyak yang jatuh korban keganasan Beng-gak tapi rasanya sisa yang masih ada, dapat membentuk lagi barisan Lo-han-tin. Sebaiknya memilih lagi sejumlah anak murid agar barisan itu segera dapat dibentuk. Dan nyalakan obor kembali untuk menjaga kemungkinan musuh mengadakan serangan secara gelap."

Tay Ih dan Tay To, meskipun merupakan paderi tua yang berkedudukan tinggi, tapi dalam kekalahan total seperti saat itu, merekapun hampir kehilangan kepercayaan diri lagi. Mereka menganggap petunjuk orang itu memang tepat.

Maka Tay To segera melakukannya. Disamping menyusun anggauta barisan Lo-han-tin yang terdiri dari murid-murid pilihan, juga diperintahkan agar obor-obor yang dipadamkan oleh barisan setan Beng-gak, dinyalakan kembali.

Sesaat kemudian terdengar suara tajam itu melengking lagi, "Barisan manusia-manusia setan itu, sebenarnya terdiri dari jago-jago sakti dunia persilatan. Tetapi mereka telah dikalahkan ketua Beng-gak, dipotong lidahnya dan diminumi obat bius sehingga menurut segala perintahnya, maka mereka memiliki kepandaian silat yang tinggi ......."

Mendengar itu Tay Ih siansu gemetar dan serta merta ia merangkapkan kedua tangannya mengucap doa, "Omitohud".

Kembali suara tajam itu melanjutkan bersuara lagi, "Harap lekas pindahkan pemuda itu ke suatu tempat yang aman. Walaupun wanita Beng-gak itu licin seperti ruba, tetapi wataknya banyak curiga. Jika tidak mempunyai bukti-bukti yang nyata, dia tak mau sembarang bergerak. Jika dapat bersikap seolah-olah seperti tak menderita apa-apa, tentu wanita itu akan ragu-ragu dan tanggung tentu tak berani bertindak sembarangan. Nah, sampai disini dulu karena aku tak leluasa bercakap-cakap lebih lanjut dengan kalian."

Wanita IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang