123. Gabungan Partai Persilatan

2.9K 59 1
                                    

YANG bicara itu adalah Tay To siansu paderi sakti dari Siau-lim-si. Memang selama beratus ratus tahun ini, dunia persilatan memang sering dilanda kekacauan dan pergolakan.

Tetapi berkat, keteguhan dan kesetiaan seluruh anak murid Siau-lim-si, gereja Siau-lim tetap berdiri tegak, sehingga Siau-lim-si dianggap sebagai bintang Pak-tou dunia persilatan. Walaupun tiap kali gereja itu mendapat serangan musuh, tetapi selalu hanya menderita kerugian sedikit.

Tetapi kali ini memang luar biasa sekali keadaannya, Siau-lim-si menjadi pelopor penyerangan tetapi yang paling besar menderita kerusakan. Suatu peristiwa yang belum terjadi sejak berdirinya partai itu sampai sekarang.

Masih paderi tua jubah putih itu hendak menolak, tetapi sekalian orang gagah serempak berseru, "Keadaan kita sekarang ini, hanya engkau Ka In taysu yang paling tinggi kedudukannya. Jika engkau menolak, berarti mengecewakan sekalian kita semua!"

Ka In sipaderi tua jubah putih itu menghela napas perlahan, "Tay Hong siansu dan Sin Ciong totiang bukanlah tokoh-tokoh sembarangan. Aku tak nempil dengan mereka, baik dalam ilmu agama maupun ilmu kesaktian. Ku kuatir, aku tak mampu memimpin saudara-saudara melalui barisan Jembatan Prenyak ini dengan selamat."

"Bahaya kali ini, belum pernah terjadi dalam dunia persilatan. Rupanya sudah suratan takdir. Harap taysu jangan menolak lagi Kami semua bersedia mati demi untuk cita-cita bersama!" seru Tay To siansu dari Siau-lim-si.

"Kalau begitu, terpaksa aku hanya menurut kehendak saudara-saudara sekalian," akhirnya Ka In taysu mengalah.

Tetapi serentak dengan pertanyaan paderi jubah putih itu terdengarlah suara tertawa panjang nyaring. Nadanya bagai naga meringkik di angkasa.

Sekalian orang terkejut dan berpaling. Tiga sosok bayangan berlarian datang laksana kuda liar mencongklang pesat. Dalam beberapa kejap saja mereka sudah tiba dihadapan sekalian orang gagah.

Ternyata salah seorang dari ketiga pendatang berada ditengah, seorang pemuda mengenakan pakaian hitam. Wajah berseri cakap, sikapnya gagah perkasa. Punggungnya menyanggul pedang dan tangannya memegang sebuah Bok-Liong yang ditutup dengan kain hitam.

Sedang disisi kanan kirinya, diapit oleh dua orang tua yang berjenggot putih dan mengurai rambut sampai kebahu.

Sekalipun belum pernah bertemu tetapi sekalian orang gagah itu pernah mendengar tentang kedua tokoh aneh itu yang termasyhur yakni Lam-koay dan Pak-koay.

Tetapi rombongan tokoh-tokoh persilatan itu tak kenal siapakah pemuda gagah itu. Heran mereka dibuatnya mengapa seorang pemuda yang tak terkenal, bisa bersama-sama dengan kedua tokoh Lam-koay dan Pak-koay yang termahsyur.

Tetapi para ketua dari partai persilatan yang memimpin rombongan itu, memberi salam hormat kepada pemuda itu.

"Pui-sicu..." demikian Tay To siansu dari Siau-lim-si segera memberi salam.

Kemudian memperkenalkan pemuda itu kepada sekalian orang gagah, "Harap sekalian saudara kenal dengan pemuda gagah ini, Pui-sicu, yakni pemuda yang telah membantu gereja Siau-lim-si dan seorang diri bertempur mati-matian melawan orang Beng-gak ketika mereka menyerbu gereja Siau-lim-si. Jika Pui-sicu tak membantu mungkin pada saat itu Siau-lim-si tentu akan menderita kerusakan lebih besar lagi ........."

Memang pemuda itu bukan lain adalah Siu-lam. Setelah meletakkan sarang tawon Bok-liong ia balas memberi hormat, "Ah, taysu terlalu memuji. sungguh aku tak layak menerima penghormatan itu."

Kemudian ia mengeluarkan kipas pemberian Lo Hian. Dihadapan sekalian orang gagah, ia membakar kipas itu!

Walaupun tak tahu apa maksud pemuda itu membakar kipas, tetapi sekalian ketua partai persilatan diam-diam mengetahui juga tujuannya.

Wanita IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang