Aku membuta perlahan mataku yang sangat berat dan kepalaku yang sangat pusing. Rasanya mau pecah saja.
Aku bukan berada di kamarku? Lalu ini dimana? Ku arahkan kepalaku ke kanan dan aku mendapati Justin disebelahku sedang tertidur dan bertelanjang dada. Apa jangan-jangan?
Aku mengintip kedalam selimut yang kupakai. Aku hanya memakai pakaian dalam? Aku semakin bingung dan takut kalau semalam telah terjadi sesuatu yang buruk.
Kurasakan nafasku yang bau alkohol dan di meja samping kasur terdapat beberapa botol bir yang berserakan dan kepalaku kembali pusing.
"Calm down sweetheart." Suara Justin membuatku terkejut setengah mati.
Aku melotot melihatnya yang terbangun dan senyum-senyum sendiri.
"Did we just ...?" Tanyaku pada Justin tanpa menyebut bagian akhir yang mana Justin sudah pasti mengerti.
Dia mengangguk dan tersenyum senang. Ya Tuhan, apakah ini benar-benar terjadi? Bagaimana kalau Barry sampai tahu? Bisa-bisa kami berpisah begitu saja.
"Hei, jangan panik seperti itu," kata Justin datar. Lalu dia mendekat dan menghapus air mataku yang keluar dari ujung mataku. "We didn't do anything Bara. Kau hanya kepanasan lalu membuka pakaianmu. Aku bersumpah tidak melakukan itu padamu."
Kubuang nafas panjang-panjang karena dia ternyata hanya bohong saja dan kami tidak melakukan apapun sekarang.
"Ya Tuhan jam berapa ini sekarang?" Aku berteriak sambil mengecek jam yang ada di meja. Jam 7 pagi. Pasti Barry akan bersiap-siap kekantor. Selesai hidupku kalau aku belum pulang sampai sekarang.
"Cepat berpakaian dan akan kuantar kau."
-
Aku sudah sampai didepan pintu apartemenku. Sebelum kuketuk pintunya, aku mengikat asal rambutku, merapikan pakaianku lalu menyemprotkan pewangi mulut agar bau alkoholnya memudar.
Saat aku akan mengetuk pintu, pintu pun terbuka dan muncullah Barry yang berpakaian rapi dan terlihat akan pergi bekerja.
Terjadi kecanggungan dan saling tatap beberapa detik sampai akhirnya aku memeluknya agar dia tidak marah.
"Hey babe. Kau darimana saja? Handphonemu mati." Barry terdengar santai dan tidak marah.
"Uh sorry Barry, ... uh i mean babe. I'm really sorry i forgot to charge my phone. Aku lupa nenaruh dimana kabelnya dan aku ...," kataku sambil mengambil handphoneku di tas dan tanpa sengaja handphoneku jatuh ke lantai.
Ya Tuhan, aku terlalu gugup untuk menjelaskan hal ini kepada Barry. Aku takut hal ini akan bocor sampai ketelinganya.
Aku jongkok lalu mengambil handphoneku yang jatuh dan untung saja tidak pecah. Lalu aku berdiri lagi dan mencoba untuk menatap Barry.
"Hey what happened to you babe? C'mon let's go inside." Barry merangkulku untuk masuk lalu mencium ujung keningku.
"You smells really weird. Are you drunk last night?" Tanya nya saat aku sudah duduk disofa.
Aku hanya bisa menelan ludahku.
"Uh ... jadi begini ...," ucapku pelan sambil menatap Barry yang sedang menunggu jawaban dariku. "Aku semalam banyak minum bir dan tertidur di studio."
Aku menyengir dihadapan Barry namun membatin didalam hati. Aku hanya sedikit berbohong, Bar.
"I'm fine with that, Saar." Aku terbelalak saat Barry berkata seperti itu. "Tapi jangan terlalu sering. Kau harus memikirkan kesehatanmu."
Barry pun berdiri menuju pintu lalu disusul olehku.
"Aku pergi dulu. See ya at night, love." Barry mengecup bibirku lalu berlalu dibalik pintu.
Aku sangat lega sekali karena ternyata Barry tidak curiga sama sekali dan bahkan dia tidak marah. Puas sekali rasanya.
Namun aku masih penasaran dengan apa yang kulakukan dan kukatakan pada Justin sehingga aku bisa tidur dengannya? Rasanya aku tidak ingin lagi bertemu dengan Justin dan aku malu sekali padanya.
Aku mengisi daya handphoneku lalu kutinggal sejenak mandi.
* * * * *
END of part 21!
Makasih masih ada yang mau baca jadi seneng deh! Jangan lupa komen dan vote yah.
Masa disaat gini aku mau buat story baru padahal yang ini belom kelar.... tapi idenya udah mateng banget nih gimana yah ....
Apa kalian mau story baru? Wkwk mudah2an yg ini cpt selesai yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Your Love Song
FanfictionThe Season 2 (sequel) of "You're a Song To Me" Saara living her new lifes and found someone who stole her heart. How about Justin? Let's find out! [Saara menjalani kehidupan barunya dan menemukan seseorang yang mencuri hatinya. Bagaimana dengan Just...