"Hi baby," sapaku saat Barry baru sampai kerumah.
"Hi beauty." Dia mengecup keningku lalu duduk di sofa.
Hanya berselang 1 jam saja semenjak Mike pulang tadi.
Sekarang sudah pukul 7 malam. Dan ini merupakan malam pertamaku tinggal bersama Barry. Hal yang sangat baru bagiku. Mengingat selama ini aku hanya tidur sendirian. Sebenarnya pernah bersama Justin. Namun, aku tidak menghitungnya.
"Kau mau dibuatkan minum?"
"Sure, i'd love to."
Dengan cepat aku ke dapur untuk membuatkan minuman. Namun aku bingung akan membuatkan apa untuk Barry.
Aku jadi membuatkannya teh hangat saja. Lalu aku kembali lagi ke ruang tamu dengan membawa secangkir teh untuk kekasihku.
"Here you go." Aku memberikan cangkir ini lalu diterima Barry.
"Maafkan aku. Sebenarnya aku bingung ingin membuatkanmu minuman apa. Maklum saja, aku tidak pernah tinggal dengan laki-laki selama ini." Aku lalu duduk disebelahnya. "Selama aku di LA."
"It's okay Saar. I really love it." Barry mencium keningku lalu bergegas. "Aku mandi dulu, ya." Lalu mengedipkan matanya.
Apa maksud kedipan mata itu? Apakah itu sesuatu yang baik atau buruk? Ah seketika aku jadi teringat kata-kata Julia tadi siang. Apakah kami akan ...?
Ah tidak! Kami saja baru kenal.
Aku menyalakan tv dan mencari acara yang bagus untuk ditonton.
Seketika aku mematikan lagi tv tersebut. Terakhir aku menonton tv, hal buruk terjadi.
Hal yang membuatku dengan bodohnya menusuk perutku sendiri.
"Kenapa kau matikan lagi tv nya?" Suara Barry mengagetkanku sehingga aku reflek menyalakan tv kembali.
"Ah tidak. Aku tidak sengaja mematikannya." Mataku kuarahkan keseisi ruangan ini.
Semakin aku mendengar suara tv, semakin aku mengingat hari itu. Aku masih ingat, mereka duduk berdua berpegangan tangan dan disaksikan oleh jutaan manusia, termasuk aku. Hari itu hari yang sangat kelam. Aku menjadi seperti orang gila. Aku kehilangan akalku.
"Saara, what happen?" Suara Barry membuyarkan lamunanku.
"What happened baby? Why are you cyring?" Barry menghapus air mataku. Aku ikut menghapusnya lalu tersenyum.
"No baby. Tidak ada apa-apa. Aku duluan ke kamar." Aku beranjak dari sofa dan meninggalkan Barry.
-
"Babe are you okay?" Suara Barry dan hempasan tubuhnya mengagetkanku yang sedang memejamkan mata.
"I'm okay," jawabku pelan.
Aku membalikkan badanku dan menghadap ke arah Barry.
"Let's talk," ajakku sedikit bersemangat. Sebetulnya hal ini sering kulakukan bersama Calum dan Justin dulu. Namun, aku anggap aku tidak pernah melakukan hal itu dan ini kali pertama.
"Bagaimana perasaanmu tinggal berdua denganku?"
Aku mengembangkan senyumanku. "Happy and super excited. Kau?"
"Campur aduk. Antara senang, canggung, malu dan aneh," tawanya. "I never felt this way before. This is my first time."
"Kau tidak berpacaran dengan wanita lain sebelum aku?" Barry hanya menggeleng.
"You look so beautiful." Barry menyentuh rambutku dan memainkannya.
"Bisakah kau tidak menyalakan tv saat aku atau kita sedang diruang tamu?"
"Sure ...," jawab Barry heran. "But ... why?"
"I'll tell you. But not now." Aku tersenyum tipis lalu kupenjamkan mataku lagi.
"You know ... when i told Iris and Joe that i stayed with you, they were so ... excited like i just got a new car."
Cerita Barry yang lucu membuatku tertawa kencang begitu juga dia. (Wkwk padahal lucu apaan....)
"Are we just gonna talk or ..." kulihat Barry mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk.
Aku masih dalam posisi tidur namun aku memperhatikan gerak gerik Barry. "I don't know ... apa yang seharusnya kita lalukan selain berbicara?"
Kuikuti posisi Barry menjadi duduk. Dan mata kami saling beradu. Barry mulai memajukan wajahnya kearahku dan aku memejamkan mataku.
* * * * *
End of part 23!
Ngerti sendiri deh lanjutannya gimana wkwk
Hope u like it! Jangan lupa kasih vote yahh
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Your Love Song
FanfictionThe Season 2 (sequel) of "You're a Song To Me" Saara living her new lifes and found someone who stole her heart. How about Justin? Let's find out! [Saara menjalani kehidupan barunya dan menemukan seseorang yang mencuri hatinya. Bagaimana dengan Just...