"Such a lovely room." Aku bersandar di dinding sambil melihat seisi ruangan kamarku bersama Barry. "Bolehkah aku menaruh foto di meja rias?"
Barry mengangguk lalu aku berjalan kesana. Aku menaruh fotoku dan Barry di selipan antara kaca dan kayu sebelah kiri, dan fotoku bersama Justin disebelah kanan.
"Why you put that picture ini here?" Tanya Barry sambil menunjuk foto aku dan Justin. Pasti dia akan marah.
"You don't know the part 'i'm a belieber'?"
"A ... what? Beliber? Like believe in bieber?" Raut wajahnya terlihat bingung. Aku hanya bisa menyeringai kaku.
"Ya, nama untuk penggemar Justin. Dan aku adalah salah satunya. Aku bisa menyimpannya kembali kalau kau tak suka," ucapku sambil menari perlahan foto kami.
"No ... no ... it's fine. You can put it in there." Aku menaruh lagi foto tersebut di posisi semula.
"I love you." Aku memeluk Barry erat. "Mari kita makan malam diluar." Kutarik tangannya untuk mengikutiku keluar.
*
"Oh ... congratulation," balasnya acuh tak acuh. Aku baru saja memberitahu Justin kalau aku dan Barry baru pindah ketempat baru. Dan kebetulan aku sedang ada dirumah dan Barry sedang bekerja. Aku bisa menelpon Justin leluasa.
"Aku akan mengadakan pesta kecil-kecilan sabtu malam, kau harus datang ya!" Ajakku bersemangat.
"I don't kno-"
"Jadwal konsermu untuk tahun ini sudah selesai. Dan ini masih hari senin. Jadi kau tidak ada kegiatan bukan? Ayolah," rengekku pelan. Dia hanya menjawab okay lalu mematikan panggilan.
Awalnya aku menyerngit. Selanjutnya aku tidak peduli. Yang penting dia akan datang ke pesta ini. Aku berjalan menuju ruang tamu dan duduk disofa.
Ini seperti mimpi saja. Tapi, seperti ada yang kurang. Entah apa yang salah pada diriku, namun aku menginginkan Justin berada disisiku. Andai saja dia lebih dulu dari Barry. Tidak akan ada pihak yang tersakiti.
Apa seharusnya dulu aku mati saja agar tidak ada yang mencariku lagi?
Aku menghela nafas. Hidupku menjadi rumit. Disatu sisi aku senang Barry hadir di hidupku. Disisi lain, hatiku masih menginginkan Justin.
Apa aku tinggalkan saja Barry? Tidak, dia membuatku sangat bahagia. Dia yang membuatku lupa akan pahitnya cinta.
Seharusnya aku melupakan Justin. Orang yang sudah menyakiti hatiku dan membuatku hampir bunuh diri.
Kalau diingat-ingat, aku bodoh juga mencoba untuk bunuh diri karna seseorang yang mencampakkan aku demi orang lain.
Tapi ... hati tidak bisa dibohongi.
**
"Wait a minute." Aku berlari membuka pintu dari kamar mandi. Siapa pagi-pagi datang kesini?
Aku membuka pintu dan terkejut. Justin datang membawa sebuket bunga mawar. Seperti waktu dulu saat dia sering mendatangi apartemenku yang lama (ada di season 1).
Selama beberapa detik aku terhanyut ke masa itu. Sampai pada akhirnya aku tersadar dan mengajaknya masuk.
Untung saja Barry sedang berada di New York untuk 1 minggu karena urusan pekerjaan. Kalau tidak, sudah terjadi perang dunia ketiga.
Justin menyerahkan bunga tersebut dan aku menerimanya dengan senang hati. "Thanks," kataku sambil tersenyum.
"Not bad." Justin berjalan mengelilingi dan memperhatikan apartemen baru kami.
"Tidak, tempat ini benar-benar sangat bagus dan istimewa, karena aku tinggal dengan orang yang sangat spesial."
"Aku bisa memberimu tempat yang 100 kali lebih baik dan lebih mewah dari tempat ini." Justin berjalan mendekatiku. "Jika kau mau melarikan diri bersamaku."
Aku hanya bisa diam dan diam. Apa maksud dari pria ini?
"Aku akan memberimu apa yang kau mau dan aku bisa menebus semua kesalahanku dulu padamu. Jadi bagaim-"
"What? Menebus semua kesalahanmu? Dengan mengajakku kabur bersamamu? Dan ... tinggal bersamamu? Kau pikir kesalahanmu cuma sedikit? Kau mencampakkanku Justin. Kau telah membuatku untuk mencoba bunuh diri. Lalu kau mendekatiku lagi saat aku sudah punya Barry lalu kau sengaja datang kesini dan mengajakku untuk kabur? Memangnya kau yakin aku akan ikut denganmu dan meninggalkan Barry? Tidak." Kulempar bunga pemberian Justin tepat diwajahnya.
Lalu jari telunjukku kuarahkan ke pintu. "Go away. I don't wanna see you anymore."
••••••••
End of part 29!
Mudah2an masih suka yah dengan cerita ini.
Btw aku buat cerita selingan judulnya Psychotic Girlfriend. Boleh dong dibaca hehe. Mudah2an suka dan diberi vote yahhh!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Your Love Song
Fiksi PenggemarThe Season 2 (sequel) of "You're a Song To Me" Saara living her new lifes and found someone who stole her heart. How about Justin? Let's find out! [Saara menjalani kehidupan barunya dan menemukan seseorang yang mencuri hatinya. Bagaimana dengan Just...