"Thanks for driving me home," kataku saat sudah berada didepan gedung apartemen.
Aku keluar dari mobil lalu berjalan menuju lift.
"Saara wait," teriak Barry. Aku menoleh kebelakang dan melihat Barry berlari kearahku.
"What?" Tanyaku penasaran.
"I'm forget to say 'see you later' to you."
"OMG Barry, kau bisa saja meneleponku nanti atau kau bisa datang langsung ketempatku." Aku tertawa sangat kencang karena dia sungguh lucu.
"Tidak, aku ingin langsung membicarakannya sekarang." Dia menggaruk kepalanya sambil tertawa malu.
"Alright, see you later, my Barry Allen."
Aku memberanikan diri mencium bibirnya lalu aku berlari dengan cepat menuju lift yang kebetulan sekali terbuka.
Tak lupa aku melirik sedikit kebelakang dan Barry hanya dian ditempat dan tersenyum. Akupun ikut tersenyum dan masuk kedalam lift.
Sebenarnya aku malu sekali melakukan itu. Namun, aku harus sesekali mencobanya.
-
"Hi Bar." Aku menyapanya saat dia mengangkat panggilan dariku.
"Ya Saara, ada apa? Apakah terjadi sesuatu?"
"No Barry Allen. Aku hanya ingin menanyakan kabarmu saja."
"I'm good. Uh btw ... thanks."
"Thanks for ...?" Aku kebingungan saat Barry bilang terima kasih. Memangnya untuk apa?
"For the kiss." Seketika aku teringat kejadian tadi siang.
"Hahaha aku sangat malu sekali." Aku menggigit ujung bibirku.
"I beg you're blushing right now?" Ternyata dia punya indra keenam ya?
"Obviuosly," jawabku malu-malu.
"So Saara ... we're kind of dating?" Jantungku rasanya mau copot.
"Uh ... yeah i guess." Sebenarnya aku ingin teriak saat menjawab iya. Namun aku malu.
"Alright. I'll see you tomorrow, okay?"
"Okay."
Aku mematikan panggilan dan menatap layar handphoneku yang sudah mati.
Aku dan Barry pacaran? Apakah ini mimp? Aku mencubit pipiku dan ternyata sangat sakit. Ini bukan mimpi. INI BUKAN MIMPI!
Ini nyata. Sangat-sangat nyata! Ya Tuhan aku sangat senang sekali. Bahagia!!!!!
Aku loncat dikasur kegirangan. Ternyata sekarang aku punya pacar. Aku ulangi, aku punya pacar. Aku harus memberitahukan hal ini ke teman-temanku.
*
Aku dan Barry berjalan menuju kedalam studio dari tempat dimana mobil Barry terparkir. Sudah ada beberapa paparazi yang menyadari kehadiran kami sehingga mereka dengan asyik mengambil gambar kami yang sedang berjalan. Aku berinisiatif menggenggam tangan kanan Barry.
Akhirnya kami masuk kedalam studio. Semua orang terdiam dan heran melihatku membawa Barry. Termasuk Julia.
"Oh this is your boyfriend, Saara?" Tanya Mike yang membuatku tersadar dari lamunanku. Aku membayangkan mereka semua tidak setuju dan memarahiku.
"Yeah, this is Barry." Lalu Barry bersalaman dengan Mike, Tranter, Rodney, James dan tanpa terkecuali Julia.
"Ahhh. Finally my beautiful Saara is having a boyfriend." Mike memelukku dari samping dan menjitak pelan kepalaku. Aku dengan bersusah payah melepas pelukannya dan memukul tangan kanannya.
"Be careful Barry, she's biting people," timpa Tranter yang membuatku melotot kepadanya. Namun semua tertawa mendengar leluconnya.
"This place is really cozy. Nyaman sekali mengerahkan pikiran disini untuk membuat inspirasi."
Aku mempersilahkan Barry duduk disofa yang biasanya ku duduki.
"Apa yang kau suka dari wanita galak ini?" Tanya Rodney. Aku hanya bisa memutar bola mataku dan menunggu jawaban dari Barry.
"Dia sangat baik, ramah dan lucu. Aku sudah merasa tertarik dan cocok saat pertama kali bertemu dengannya."
Aku memperhatikan gerak geriknya saat dia berbicara. Dia orang yang sangat serius namun sekaligus lucu.
"Dan dia orang yang sangat perhatian. Namun aku belum tahu kalau dia galak dan suka menggigit."
Aku dan yang lainnya tertawa mendengarnya. Dan aku langsung menyiku tangan kirinya.
Pintu studio tiba-tiba terbuka dan suasanapun menjadi hening.
* * * * *
End of Part 10 - Happy.
Siapa kira2 yang buka pintu studio.
-Calum Hood
-Justin Bieber
-Paparazi
-Mamarazi
-Officeboy/Janitor atau
-Selena Gomez

KAMU SEDANG MEMBACA
I am Your Love Song
FanfictionThe Season 2 (sequel) of "You're a Song To Me" Saara living her new lifes and found someone who stole her heart. How about Justin? Let's find out! [Saara menjalani kehidupan barunya dan menemukan seseorang yang mencuri hatinya. Bagaimana dengan Just...