Confess

233 25 2
                                    

"Hi Julia."

"Oh hi Saara Allen. Ngomong-ngomong sudah hampir seminggu ini kau tidak ada beritanya."

"Maafkan aku, aku terlalu sibuk dengan ... kau tahu, single baruku nanti dan ... Barry."

"Bagaimana kabarmu dengan Barry?"

"Lebih baik dari sebelumnya."

"I missed you so much."

"I missed you more, Julia. Where's Mike btw?"

"Busy with his life. Aku bosan sekali disini bersama Tranter, Boyd, James dan Rodney."

"Maafkan aku. Besok aku akan datang kesana, oke?"

"Alright. Bye."

***

"Welcome back Mrs. Allen," teriak Julia yang menghampiriku dengan membawa kue tart berukuran kecil.

Studio inipun sudah didekorasi dengan beberapa balon berwarna ungu.

"Thank you my girl." Aku memeluk Julia lalu duduk bersamanya di sofa.

Di studio ini sudah ada Julia, Mike dan Tranter.

"So ...," ucap Julia menatapku dalam diikuti dengan Mike dan Tranter.

"So what?" Tanyaku penasaran dan sedikit heran.

"Tell us about everything happened when you didn't come here," lanjut Mike.

"Well ... namaku belum berubah menjadi Allen. Still Palvin," ucapku gerogi.

"Lalu ... kalian tahu ... aku sudah tinggal dengan Barry bedua."

Mereka bertiga lalu bersorak ria saat mendengar apa yang baru kusebutkan tadi.

"Oh God! You just got into a next level, girl." Mike merangkulku dan aku hanya tersenyum.

"So what it felt being sex with him?" (Duh maaf kalo ini salah bahasa inggris nya?) Aku terdiam mendengarnya.

"C'mon answer her, sister," goda Mike. Aku semakin malu dan sekaligus risih karena ini sangat pribadi.

"I haven't done it yet," jawabku malu-malu. "Baru kemarin kami memutuskan untuk tinggal bersama  dan ... semalam juga aku pergi dengan Justin."

"Are u kidding us? Seharusnya kau tidak pergi dengan Justin," ucap Tranter.

"Dia bilang ... kalau kami akan ke studionya Diplo untuk membicarakan tentang single kami yang akan keluar nanti."

Aku menundukkan kepalaku sedikit.
"Can you please not to talk this to Barry?"

Semua mengangguk dan aku meyakinkan diriku untuk memberitahu kepada mereka.

"Instead, ... uh ... he took me to his house." Aku menggigit ujung bibir kananku.

"Apa yang kalian lakukan disana?" Tanya Julia penasaran.

"Uh ... hanya sekedar bercerita ..." Aku tidak melanjutkan cerita ini karena aku masih ragu dan takut.

"Are you guys just talking? Or did something happened beetween you and Justin?" Aku hanya bisa diam karena Tranter hampir menebak dengan benar.

"You had sex with him? Oh shit apa yang akan dikatakan Barr-"

"No! we didn't do that," kataku sedikit kencang memotong perkataan Julia. "I was drunk and i slept with him. Just that."

"Oh thank God." Mike mengacak-ngacak rambutku.

"Yes, thank to the God, and also Justin. He didn't touch you," ujar Tranter yang membuat kami tertawa.

"Can you drive me home?" Tanyaku pada Mike.

"Sure. Anything for my sister."

-

"Please have a sit."

Mike duduk lalu kusediakan air minum.

"Please don't say a word to Justin about this." Kumelaskan wajahku kepada Mike dan dia mengangguk.

"Aku merasa tidak enak pada Barry. Aku merasa ini suatu beban yang sangat berat untukku."

"Apakah kau benar-benar mencintai Barry?" Mike menatap mataku dalam. Aku mengalihkan pandanganku.

"I ... i ... i'm trying to forget Justin by dating Barry. And I do love him."

"Are you sure about that?"

"I ... i don't know. I still can't get Justin out of my mind. So what should i do?"

"Just let me tell you something. Justin is still with Selena and you are now with Barry. Jalani saja apa yang ada sekarang." Aku hanya mengangguk lemas. "But he still in love with you."

Aku menyerngit. "I don't care. I'm just gonna focus on Barry. Just him and no one else."

"Good. Thats my sister." Mike mencium ujung kening ku lalu berpamitan pulang.

* * * * *

End of Part 22!!!!

I am Your Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang