★ Prologue ★

8.7K 573 15
                                    

Perperangan terus terjadi diantara dua kubu yang berbeda. Kubu pertama, mereka lah yang mendukung keberadaan musik, hiburan, dan sejenisnya. Kubu kedua, para penentang kubu pertama.

Kerajaan Transville, salah satu contoh dari kubu penentang. Kerajaan yang kuat dan ditakuti. Raja mereka melarang semua hal yang berkaitan dengan hal-hal berbau hiburan, musik, dan sebagainya.

Peraturan dijunjung sangat tinggi dan ketat. Takkan ada seorang pun yang bisa lari dari kerajaan itu. Walaupun begitu...

Kerajaan Transville hanya berada diposisi kedua. Yang pertama? Pusat dari semua kehancuran yang tengah terjadi. Kerajaan yang dianugerahi kekuatan yang menakutkan.

***

Suara gaduh memenuhi semua ruangan di rumahku. Lagi-lagi pertengkaran antara papa dan mama. Mereka selalu saja bertengkar sejak satu minggu yang lalu.

"Oh ya ampun..."

Pertengkaran ini selalu saja dengan alasan yang tidak jelas. Setiap kali aku bertanya, mereka hanya bungkam. Aku hanya mencemaskan apa yang akan terjadi jika pertengkaran ini terus berlanjut.

"Aku tidak ingin berpisah dari putriku!"

"Aku tahu! Tapi mereka akan segera datang! Mama tidak inginkan kalau Dellysa ..."

Itulah ucapan dari papa dan mama. Siapa yang akan datang? Apa maksud papa? Aku hanya menghela napas dan berharap ini semua bisa berakhir. Aku berharap bisa merasakan ketenangan saja dalam seumur hidupku. Tanpa ada polisi, tentara yang selalu saja melintas di manapun kamu berada. Di sekolah, di taman, mereka pasti ada.

"Dellysa.."

Itu suara mama dari balik pintu. Aku dapat melihat bekas air mata di pipinya itu. Akankah mimpi burukku akan kenyataan? Mereka akan bercerai?

"Papamu benar soal ini," kata mama duduk di sampingku.

"Soal apa?" tanyaku heran. Selama ini yang mereka bertengkarkan itu apa?

Mama menghela napas panjang dan mengelus rambutku perlahan. Terlihat papa berjalan memasuki kamarku sambil membawa dua koper. Aku hanya menatap heran. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Papa dan Mama akan mengirimmu ke Melody Academy," ucap papa.

Jantungku terasa berhenti. Melody Academy, akademi yang pernah diceritakan teman sekelasku.

"Hei, apa kalian pernah dengan soal Melody Academy?"

"Akademi berhantu itu? Tentu saja aku tahu!" jawab gadis berambut kepang hitam itu dengan wajah ketakutan.

Aku sama sekali belum begitu tahu tentang Melody Academy. Yang kutahu semua orang sangat takut terhadap asrama itu.

"Memangnya ada apa dengan akademi itu?" tanyaku.

"Kau tidak tahu? Itu adalah tempat yang terkutuk!!" seru gadis itu lagi, lebih tepatnya sahabatku.

Tentu saja aku tahu kalau asrama itu terkutuk. Tapi, kenapa bisa?

"Hai, apa kalian membahas Melody Academy?"

Semua menatap ke arah gadis tomboi di kelasku. Walaupun begitu, ia adalah ketua kelas.

"Kalian tahu kan kalau ada hukum yang melarang kita membahas soal akademi itu," ujarnya memperingatkan.

"Akademi itu dipenuhi sihir hitam dan terkutuk," sahut temannya.

Mendengarnya saja benar-benar terasa menakutkan. Sahabatku saja sampai pucat mukanya.

Aku tidak tahu detail tentang akademi itu. Tapi, semua orang selalu saja mengatakan akademi itu kutukan, dipenuhi sihir hitam, dan sangat berhantu pastinya.

"Ta...tapi, akademi itu..."

"Tidak seseram itu kok," ujar mama mengelus rambutku.

Mama segera menyuruhku berdiri dan menuju halaman belakang. Aku pun segera bersiap. Aku mengambil koper yang dibawa papa tadi. Aku masih merasakan ada yang aneh. Aku melihat tatapan mereka seperti gelisah akan sesuatu.

DOR!! DORR!!

Suara pintu dipukul keras. Bukan hanya itu, terdengar suara pintu yang sedang didobrak. Aku menoleh ke arah ruang tamu berada.

"Mama, ada tamu?"

Mama tidak menjawab. Kami terus menuju ke halaman belakang. Sesampainya di sana, aku hanya bisa menganga lebar. Sebuah pesawat ada di depanku tepat di halaman belakang rumahku.

Papa dan mama menyuruhku untuk segera masuk. Di dalam, aku bertemu dengan wanita yang sangat cantik.

"Perkenalkan, saya adalah Ms. Harmony, Wakil Kepala dari Melody Academy," ucapnya mengenalkan diri.

Aku hanya mengangguk kecil. Ms. Harmony mempersilahkanku duduk dekat jendela, lebih tepat di sampingnya. Aku pun meletakkan dua koper yang kubawa itu di bagasi.

Pesawat pun mulai meninggalkan halaman rumahku. Aku menatap kedua orangtuaku kejauhan dari jendela. Aku melambaikan tangan ke papa dan mama. Mereka pun juga melambaikan tangan ke arahku. Namun, aku langsung mematung heran. Polisi yang biasanya berkeliaran di luar tiba-tiba muncul di rumahku dan salah satunya membawa senjata seperti meriam atau bisa dibilang bazoka. Orang itu terlihat akan menembakkan ke pesawat ini. Tapi, papa menyerang mereka dan begitu pula dengan mama. Bukan hanya itu, pasukan gila itu mencoba mengikat mereka. Tapi, orangtuaku melawan sangat keras.

Dor! Dor!

Bunyinya cukup samar. Tapi aku dapat melihatnya. Sekujur tubuhku langsung mati rasa dan kaku. Aku tidak bisa mengeluarkan suaraku, terasa sangat tertahan. Aku melihat tubuh kedua orang tuaku terkapar di tanah berumput yang mulai ternoda warna merah itu.

"Papa!! Mama!!"

Ms. Harmony langsung memelukku sangat erat. Aku hanya bisa menangis dan berteriak memanggil mereka. Kenapa? Kenapa mereka melakukan hal sekejam itu?!

"Ke...kenapa?"

"Kau akan tahu. Semua yang dilakukan kedua orangtuamu untuk menyelamatkanmu," jawab Ms. Harmony.

Ms. Harmony terus memelukku. Beliau juga turut menangis namun memaksakan dirinya untuk tetap tersenyum. Aku hanya diam menunduk sambil terisak. Tidak ada lagi harapan bagiku. Bagiku, kedua orangtuaku adalah segalanya bagiku.

***

Ini adalah cerita sudah lama pingin saya publish T.T

Cover crita ini saya hanya asal ambil.

Jangan lupa vote nya plus-plus coment! ^-^//

Tbc.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang