Chapter 49

483 61 11
                                    

"Dellysaa!!"

Samar-samar Dellysa mendengar seseorang meneriakkan namanya. Mata terasa berat sekali untuk membuka. Namun, Dellysa teringat kembali. Ia langsung bangun.

"Ini.. dimana?"

"Alvord berhasil mengevakuasi kita ke tempatku," jawab Olivian.

Aku melihat sekitar. Ada banyak orang asing dengan seragam dan persenjataan lengkap. Namun, aku mengenal satu orang di antara mereka.

"Ini orang-orang dari organisasimu?" tanyaku mencoba meyakinkan.

Olivian memganggukkan kepala. "Betul sekali. Mereka akan mengawasi tempat sekitar."

Aku memegangi kepala, mencoba menyusun semua memori.

"Kaulah putri mahkota itu, Dellysa."

Kata-kata itu masih terngiang di kepalaku. Aku tidak tahu apakah waktu itu nyata atau hanya mimpi yang sering kutemui. Sampai sudut mataku menangkap keberadaan Rin. Di tepat berada di belakangku.

"Itu nyata."

Dua kata itu terucap dari mulutnya. Kedua tanganku gemetaran. Semuanya telah jelas. Alasan dibalik kedua orangtuaku yang selalu memintaku untu memyembunyikan banyak hal. Kemampuan diriku yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dan bagaimana aku bisa memiliki tongkat yang mirip dengan yang dimiliki anggota kerajaan.

"Dellysa kau baik-baik saja? Aku beritahu kau sesuatu. Gadis itu, Rin dia menggunakan kekuatannya kepadamu. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan," bisik Olivian.

Aku menatap sekilas ke arah Rin. Aku menyadari sesuatu. Warna matanya kembali normal, hanya berwarna hijau. Tidak seperti saat ia datang ke akademi pertama kali.

"Kau benar-benar melakukannya. Mengembalikan kekuatan itu," ucapku.

Rin menatapku sambil tersenyum. "Tentu saja, kamu sudah mengetahui semuanya. Jadi buat apa lagi aku tetap menyimpannya," ujarnya.

Olivia menatap kami heran. Aku termenung kembali. Sosok yang diramalkan akan menghancurkan Raja Herrion adalah diriku. Namun, untuk mengetahui caranya adalah aku harus membuka perpustakaan rahasia itu. Raja Herrion tidak akan membiarkan itu terjadi.

"Yaa!! Kalian!! Jangan mengabaikanku!!" jerit Olivian.

Aku mencubit pipinya. Olivian langsung diam cemberut.

"Ouh, Ohya, Rin.. matamu, aku baru sadar hanya hijau," sambungnya yang teralihkan.

Aku turut menyadarinya. Warna matanya awalnya adalah dua warna yang bersemburan. Namun, sekarang dia memiliki warna mata normal, hijau saja.

"Aku juga baru menyadarinya."

Mr. Luxte berdiri di belakang Olivian dan berhasil mengejutkannya. Semua orang di sini mulai memandangi Rin heran. Mereka bingung. Mr. Luxte melangkah mendekat.

"Apa maksud semua ini? Siapa kau sebenarnya" tanyanya.

Rin membungkuk hormat. "Saya adalah umpan untuk menyembunyikan yang asli."

Para guru dan lainnya terkejut mendengarnya. Rin telah memutuskan untuk membongkar rahasianya itu. Dia telah lama bermain menjadi putri dari kerajaan tertinggi itu. Semua tingkah yang dia lakukan sudah direncakan. Bahkan ratu kerajaan tertinggi juga terlibat dalam penyamarannya.

"Kalau kau hanyalah umpan. Dimana yang asli?"

Rin memutuskan mendiamkan pertanyaan itu. Reaksi gadis itu berhasil membuat Mr. Luxte kesal.

"Dia." Mr. Yerrow menatap tajam ke satu arah.

Semua orang menatap ke arah yang sama. Tatapan itu mengarah ke diriku. Aku tidak tahu harus bereaksi apa lagi. Aku memutuskan untuk terdiam. Semua ini membutuhkan waktu untuk dicerna otakku.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang