The Chapter 25

2.7K 286 22
                                    

"Benar-benar terjadi perang ya," ujarku menatap kejauhan dari balkon kamar Alvord.

Aku menatap ke Alvord yang berada di sebelahku. Ia terus menatap tajam ke arah perang terjadi. Mungkin ia hanya khawatir dengan keadaan di sana serta ayahnya, Raja Harm. Aku pun berjalan kembali ke dalam.

"Luas sekali kamarnya," pikirku.

Mataku menangkap sebuah album foto yang ditelungkupkan. Aku pun mengambilnya dan melihat-lihat isinya. Rata-rata fotonya adalah mengenai keluarganya dan dirinya sewaktu kecil. Aku tertawa kecil dan kembali membalik halaman selanjutnya sampai aku menemukan sebuah foto yang terselip. Pertama kali yang kulihat adalah tulisan kecil di foto itu yang berada di belakang.

Mari kita berjanji akan selalu bersama.

Kalimat itu terasa tak asing. Aku seperti pernah mendengarnya, tapi di mana? Dengan penasaran aku melihat foto apa itu.

Set!

"Akh!?"

Alvord langsung menyambar foto yang kupegang itu. Ia menyembunyikannya lagi di selempitan buku dan meletakkannya di rak buku.

"Foto apa itu?" tanyaku spontan.

Alvord duduk di pinggi tempat tidurnya. Ia menghela napas.

"Keluarga dari seseorang yang sudah kucari-cari selama ini," jawabnya.

"Seorang gadis?"

Alvord mengangguk. Aku berjalan mendekatinya dan duduk di sebelahnya.

"Boleh aku lihat fotonya?" tanyaku.

"Buat apa?" tanya Alvord yang menatap dingin ke arahku.

Aku terdiam memikirkannya. Aku sendiri tidak tahu alasan kenapa ingin tahu seperti apa rupa gadis yang dicari-cari Alvord selama ini. Seharusnya aku tidak bertanya tadi.

"Kau cemburu?"

"Akh! Tidak! Aku hanya penasaran!" seruku benar-benar salah tingkah.

Alvord tersenyum sinis ke arahku. Ia berdiri dan berjalan mendekatiku. Aku terus berjalan mundur. Perasaanku benar-benar buruk.

"Kkyyaa, maafkan aku!!"

Aku berlari keluar dari kamar Alvord. Alvord terkekeh geli dengan ketakutanku yang tidak-tidak. Alvord turut keluar kamar dan mengikutiku.

"Kalau aku menunjukkannya, kau takkan pernah paham."

Aku terus berlari. Situasi tadi sungguh membuatku malu. Tak sengaja, aku bertemu dengan Eztro.

"El-tidak, maksudku Dellysa! Aku ingin bertanya sesuatu," ucapnya.

Aku pun berhenti melangkah dan diam di tempat. "Apa?"

"Apa benar kalau kamu itu pacaranya Alvord? Temanmu bilang padaku.."

Dasar Olivian. Aku menghela napas. "Ehhm.. iya, itu benar. Tolong jangan beritahu siapa pun," jawabku sambil memohon.

Tampak raut kecewa dari wajahnya. Namun, tak lama setelah itu ia tersenyum kecil.

"Tentu saja. Alvord pasti akan membunuhku kalau aku menyebarkannya," ujarnya.

"Dia tidak ada di belakangku kan?" sambungnya dengan muka menegang.

Aku tertawa kecil sambil menggelengkan kepala. Ada-ada saja.

Eh, tunggu. Dia memang ada di belakangnya.

***

Pasukan musuh berhasil menerobos keamanan dari Melody Academy. Para guru terus menyerang dan mencegah pasukan musuh agar tidak masuk lebih dalam lagi. Akan tetapi, mereka tidak menemukan keberadaan Raja Herrion.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang