Chapter 46

894 107 29
                                    

Waktu liburan cepat berlalu, semua murid telah kembali dari liburan mereka. Aku pun merasa lega dan bingung. Arwah atau apa pun itu, gadis itu tak pernah menampakkan diri lagi. Saat ini aku bersama anggota kelompokku ditambah Alvord dan Alex duduk bersama di meja makan.

"Hah senangnya, sekarang kita semua naik kelas," ujar Clara.

"Dan kita akan memiliki adik kelas. Uuh, aku penasaran seperti apa rasanya menjadi kakak kelas," sambung Olivian tak kalah antusiasnya.

"Yang aku dengar, jumlah murid yang diterima semakin sedikit dibanding tahunnya kita," ujar Ririn.

"Aku tak sa-"

Brak!

Aku hampir saja menyemburkan minumanku. Aku langsung terbatuk-batuk. Semua murid yang berada di ruang makan menatap ke arah meja kami.

"Tidak bisakah kalian tidak mengganggu kami!" seru Clara.

Para gadis itu, siapa lagi kalau bukan geng yang akhir-akhir ini mulai terkenal namanya, Beauty Four Princess.

"Masih mau nantang nih ceritanya?" tanya Olivian dengan entengnya.

"Diam kau! dan kamu Dellysa, sudah plagiat ketua kami dan sok banget dekat-dekat Pangeran!"

Aku menghentikan aktivitasku. Plagiat. Satu kata itu berhasil menarik perhatianku. Aku saja tidak mengenal siapa ketua mereka. Bagaimana mungkin aku bisa menjadi plagiat kalau tidak kenal sama sekali.

"Tidak bisakah kalian tidak mengganggu teman kami," ujar Ririn dengan sorot mata yang tajam.

"Kalau iri bilang saja," sambung Olivian.

Salah satu dari mereka menarik kerahnya Clara. Mereka berdua saling memberi tatapan tajam.

"Ada apa ini?"

Tiba-tiba dibelakang mereka muncul sosok seorang gadis tengah berkacak pinggang. Mataku sempat terpaku melihatnya. Rambut kuning dengan model yang mirip denganku. Bedanya dia memiliki warna mata hijau yang ber-

Tunggu...

Warna mata itu mirip sekali dengan milik ratu kerajaan tertinggi. Mata yang memiliki dua warna yang saling bercampur membentuk warna mata yang bergradasi indah.

Apakah mungkin gadis di depanku ini adalah gadis yang selalu muncul di dalam mimpiku? Atau mungkin gadis itu adalah...

"Putri Rin, kami baru saja memperingatkan copycat dan gengnya ini," ujar salah satu dari mereka.

"Copycat?"

Gadis yang dipanggil Putri Rin itu menatap diriku. Mata kami saling bertemu. Aku langsung tersadar dari lamunanku dan tersenyum kecil. Kemudian, aku langsung memalingkan wajah dan menyambung kegiatan yang terputus.

Gadis itu menghela napas. "Berani sekali kalian menggunakan namaku dan mengatakan kalau aku adalah pemimpin kalian. Kalian ingin merusak harga diriku, hah!"

Ke empat gadis itu langsung terkejut. "Ka..kami tidak bermaksud untuk meru-"

"Pergi kalian dan jangan menampakkan diri."

Keempat gadis itu langsung berjalan pergi. Rin juga berjalan meninggalkan meja kami. Aku sempat melirik gadis itu, aku merasakan aura yang mirip dengan Fiora. Namun, ada aura aneh dan tersembunyi yang ia pancarkan.

"Haah.. Semoga aja dia tidak sama seperti Fiora," batinku.

***

"Baiklah, ini adalah pelajaran yang pasti kalian tunggu-tunggu. Kita akan belajar sihir musik," ujar Mrs. Ava, wali kelas baru kami.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang