The Chapter 16

3.5K 290 8
                                    

Di atas adalah sosok Herna alias Olivian, itu saat ia masih memiliki rambut panjang XD

***

-Author's POV-

"Perubahanmu beda sekali," ujar Alex.

Alex, ia pernah bertemu dengan Herna saat Alex belum masuk ke Melody Academy. Dalam ingatannya, Herna atau Olivian berambut panjang. Olivian tersenyum kecil.

"Tak kusangka semua orang tak mengenalku saat berpenampilan rambut pendek begini," ujarnya sambil tertawa kecil.

Walaupun sepertinya yang membuat orang-orang benar-benar tidak mengenalnya karena dari sifatnya yang sangat bertolak belakang. Itulah yang ada dipikiran Alvord dan Alex.

Bagaimana tidak. Herna terkenal memiliki sifat tegas dan dingin. Sedangkan Olivian bersifat feminin dan ceria yang berlebihan, sangat bertolak belakang.

Alvord dan Alex disuguhkan beberapa makanan dan minuman. Untuk saat ini mereka harus beristirahat sejenak. Hari sudah mulai memasuki malam, akan sangat berbahaya berkeluyuran di hutan pada waktu segitu.

Olivian menatap Alvord memakan makanan itu. Alvord tak berkomentar dengan makanan yang disuguhkan itu tidak seperti yang ia makan sehari-harinya.

"Apa ini?" tanya Alex.

Alex menunjuk puding yang berwarna hitam. Ia sedikit merinding dengan kekenyalan dan warna yang tak biasa itu.

"Itu semacan puding nutrisi. Kau makan satu saja seperti terasa makan satu porsi nasi," terang Olivian melahap puding itu.

Alex pun mencicipi puding itu. Rasanya seperti campuran buah rapsberi dan anggur.

"Kalian membuatnya sendiri?" tanya Alex.

Pria yang membukakan pintu waktu itu mengangguk. Ia adalah Geron, si wakil ketua. Olivian juga turut makan. Sampai ke berapa suap ia teringat satu hal. Ia mendekatkan diri ke Alex dan menbisikkan sesuatu. Alex tersenyum kecil mendengarnya.

"Geron, apa kira-kira para anggota bisa membantu kami?" tanya Olivian.

Geron menyilangkan tangannya. Ia menatap ke semua anggota yang turut makan malam bersama mereka. Mereka semua menganggukkan kepala.

"Baiklah, apa itu?"

"Menyelamatkan kekasihnya si Pangeran Alvord," jawab Alex.

Alvord langsung tersedak mendengarnya. Yang lainnya tampak histeris dengan jawaban itu. Olivian terkekeh pelan, begitu pula dengan Alex. Namun, sama sekali tak nampak.

"Dia bukan kekasihku."

"Eh? Berarti dia istrimu dong," ujar Geron yang langsung mengerti saat melihat Olivian dan Alex.

Alvord menarik napas panjang. Ia sepertinya harus bersabar dengan sikap kedua temannya itu. Alvord kembali melanjutkan makannya. Suasana di ruang itu menjadi ceria.

"Baiklah, sekarang serius. Dellysa, sahabatku telah diculik," ujar Olivian berganti nada.

Keadaan menjadi hening. Alvord dan Alex menghentikan kegiatan makannya. Olivian berdiri di depan mereka semua.

"Siapa yang menculik?"

Olivian menjentikkan jari. "Pertanyaan bagus! Kita akan berhadapan dengan Keylend sialan itu," ujar Olivian.

"Kenapa gak bilang dari tadi? Kami akan langsung setuju kalau melawan Keylend!" seru Geron sambil berdiri menunjukkan antusiasnya.

Semuanya langsung berseru setuju. Olivian mengangguk semangat melihat mereka seperti itu.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang