The Chapter 23

2.9K 276 30
                                    

Aku berdecak kagum dengan dekorasi menyambut kompetisi antar akademi ini. Kompetisi ini diadakan di Kerajaan Sailesa. Sudah tradisi tempat diadakannya lomba ini di kerajaan tertinggi kedua tersebut.

"Meriah sekali! Di tempat tinggalku dulu tidak pernah mengadakan hal seperti ini," seruku menatap kagum ke semua arah.

"Biasa aja, gausah gitu juga kali. Oh iya, kamu kan tidak pernah lihat beginian," ledek Yeronia.

Semua tertawa seketika mendengar perkataannya. Yeronia, teman satu gengnya Fiora memang terpilih untuk mewakili Melody Academy. Aku menggigit bibir bawah pelan. Mungkin akan lebih baik aku diam saja.

Kami sampai juga di paviliun Kerajaan Sailesa. Semua dikumpulkan di ruang tengah yang luasnya seperti aula utama Melody Academy. Malah lebih luas lagi.

Di depan, terdapat panggung dan tempat singgahsana. Ada tiga tempat singgahsana di atas sana. Raja dan ratu dari Kerajaan Sailesa dan Kerajaan Harm menempati kedua dari ketiga singgahsana itu. Singgahsana yang berada di antara keduanya dibiarkan kosong.

"Mr. Tensho, kenapa singgahsana yang berada di tengah kosong?" tanyaku.

"Ah, tempat itu adalah singgahsana yang seharusnya ditempati Raja dan Ratu kerajaan tertinggi pada saat seperti ini," jawabnya.

Aku mengangguk mengerti. Merodynia Competition akhirnya dibuka. Host yang akan memeriahkan dan memberi informasi telah berada di atas panggung.

"Bagaimana kabar kalian? Gugup, gembira, ataukah ingin pingsan? Perlombaan ini akan melalui empat tahap dengan tiga gelombang di masing-masing tahap. Perlombaan akan di mulai nanti sore! Sekarang bersiaplah dan tampilkan yang terbaik untuk nanti!" seru hostnya dengan semangat.

Semua murid dari perwakilan akademi bersorak semangat. Jantungku berdetak sangat cepat.

"Jangan lupa, silahkan nikmati festival bazar!" sambung hostnya.

Mendengar kata festival, jadi pingin berkeliling dan mencicipi makanan yang disajikan di sana.

***

"Baiklah, satu kamar akan berisi empat orang, karena di sini cowok ada dua dan cewek empat, kalian para cewek akan satu kamar. Ini kuncinya," ujar Mr. Tensho menyerahkan kuncinya ke kakak senior, Yurita.

"Dan kalian para cowok, kalian akan bergabung dengan perwakilan dari Starlight Academy. Ini nomor kamar kalian serta data teman sekamar kalian."

Kamu segera menuju kamar masing-masing. Sebentar kami melihat peta digital yang ada di setiap tangga. Kamar 101, kamar kami berada di lantai tiga.

"Luasnya!" seru Myelan, dari kelas Harmoni-2.

Nuansa mewah berwarna biru langit dan ukiran-ukiran putih yang cantik. Kami semua sempat terperangah kagum sampai tidak menyadari kalau ada yang tersenyum mengejek di belakang kami.

"Wah lihatlah para pecundang ini. Gue penasaran seperti apa penampilan mereka kali ini."

Kami semua langsung menoleh. Sekumpulan gadis dan sepertinya mereka menyemir rambut menjadi berbagai warna. Kami semua seketika menatapnya tajam. Yeronia berjalan maju dengan membusungkan dada.

"Heh? Kalian tidak tahu sopan santun ya? Seharusnya kalian mengucapkan salam dulu. Dasar gadis jalang, belum tentu suara kalian lebih bagus dari kami," ujar Yeronia.

Seseorang dari mereka yang berambut cokelat dan ujung-ujungnya biru berjalan mendekat. Ia menyilangkan tangan di dada.

"Hoh nantang gue nih critanya? Emang suara sumbang lo bisa mengalahkan kita, ge-er!"

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang