☆ Chapter 10 ☆

3.9K 314 7
                                    

Dengan dibantu Alex, aku duduk di sofa. Mr. Max menuntun kami ke tempat sebelah ruang pengendalian keamanan. Bisa juga ini tempat UKS darurat pada saat seperti ini.

"Akan menyenangkan kalau Dellys bersama kita," gerutuku pelan.

"Kau mengkhawatirkannya?" tanya Alex yang tidak sengaja mendengarnya.

Aku hanya melengos. Alex malah terkekeh pelan dan memandangi rollerphonenya. Jam sudah menunjukkan tepat tengah malam. Mr. Max baru saja keluar dari ruang keamanan. Ia menarik kursi dan duduk berhadapan denganku.

"Anda bisa menggerakkan kaki atau pun tangan?" tanya Mr. Max.

Aku mengangguk pelan. Jujur saja sebenarnya aku tidak perlu dijaga seketat ini. Menyebalkan, itu yang ada dipikiranku. Tapi, harus kuhargai perbuatan mereka.

Mr. Max menanyakanku tentang masalah Key waktu itu. Memang hanya ada empat guru yang mengetahui tentang Key yang selama ini menjadi mata-mata. Dan salah satunya Mr. Max yang memberikan bazoka untuk menghancurkan pintu sialan itu.

"Perasaanku saja, di luar ramai sekali," ujar Alex.

"Mungkin mereka frustasi," sahut Mr. Max.

Aku mencoba berdiri dan berjalan mengitari ruangan. Kakiku sudah lebih lumayan lah. Aku melihat Alex masih menatap keluar dengan wajah seriusnya. Di luar terdengar suara kegaduhan.

Aku punya firasat buruk tentang ini. Aku pun berjalan menuju pintu dan memutar kenopnya. Pandanganku langsung tertuju ke Fiora yang baru saja menutup pintu.

"Mereka marah," ujar Alex.

Mereka terlihat berkumpul di satu pusat. Entah apa yang menarik perhatian mereka. Salah satu pengurus mendatangiku.

"Apa yang telah terjadi?" tanya Mr. Max.

"Mereka tiba-tiba bertengkar. Sepertinya mengenai gadis dari Kerajaan Transville itu. Dan Fiora membawanya keluar dari ruang evakuasi," terangnya.

Gadis dari Kerajaan Transville? Aku menarik napas panjang dengan rasa kesal. Aku pun berjalan mendekati kerumunan semut itu. Alex berjalan menyusul di belakang.

Aku berjalan melewati mereka. Secara otomatis mereka memberikan jalan. Yang kulihat ialah Olivian sedang menarik kerah baju Fiora. Dia lumayan berani juga berhadapan dengan anak dari petinggi keamanan.

Mereka berdua langsung menyadari keberadaanku. Olivian melepasnya dan membungkuk hormat. Begitu dengan yang lainnya. Aku berjalan mendekati Fiora. Dia membenarkan bajunya itu.

"Halo pangeran~"

Setelah kejadian ini, ia masih bisa menyapaku dengan senyuman itu.

Langsung saja kutarik kerah baju gadis itu. Semua tampak kaget dengan sikapku. Kutatap tajam dan dingin. Fiora tertegun menatapku.

"Jelaskan padaku, apa maksudmu membawa Dellysa keluar dari sini?" tanyaku dingin.

"Dia adalah seorang pengkhianat. Sebelum kedatangannya, belum ada kejadi--"

Aku langsung memotongnya dengan mendorongnya jatuh ke lantai. Kedua temannya langsung menghampirinya.

"Kau akan menyesal nanti," ancamku.

Aku langsung berbalik dan berjalan menuju pintu. Fiora tertegun dengan apa yang telah terjadi. Kemudian ia terlihat kesal. Para murid lainnya juga otomatis terdiam.

Aku memasukkan kode untuk membuka pintu. Ada tiga pintu untuk menuju lorong yang tadi. Kode pintu ini hanya aku dan guru petinggi yang mengetahuinya, seperti Mr. Max.

Fiora? Mungkin karena berkat ia adalah anak dari petinggi keamanan yang membuat rancangan bagian perlindungan Melody Academy dan asramanya.

Pintu terakhir telah kubuka. Dari kejauhan, aku dapat melihat seorang gadis berambut kuning pirang sedang duduk memeluk lututnya. Aku pun berlari ke arahnya. Karena keadaanku sekarang, aku sempat tersandung saat berlari.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang