The Chapter 22

3.2K 310 23
                                    

Semua angkatan kelas melodi dikumpulkan di aula melodi. Walaupun kami semua sudah ditentukan siapa yang akan mewakili dalam lomba setiap angkatan, sepertinya akan dilakukan tes ulang.

Pemilihan ini tidak hanya berdasarkan dari kualitas suara. Nilai bakat dari murid-murid juga dipertimbangkan. Merodynia Competition adalah perlombaan yang mengadu bakat, dari menari, menyanyi, dan bermain alat musik.

Jadi tes nya akan terdiri dua hal: menyanyi dan bakat. Serta juga dari prestasi anak tersebut.

"Aku harap kamu yang mewakili kelas kita," ujar Clara.

"Kenapa? Suaramu kan bagus dan kamu sudah dipilih sama Mrs. Que," sahutku.

Clara menyilangkan tangannya di dada. Ia memejamkan sambil merenungkan sesuatu.

"Tapi, seharusnya kamu lah yang mewakilkan kelas kita. Suaramu lebih bagus dari punyaku dan juga lebih berbakat," sela Clara.

Aku hanya diam. Semua tatapan ke arah panggung di depan. Mr. Tensho yang akan mengetes kami semua telah tiba. Bukan hanya itu, beberapa guru yang mengajar di bidang lainnya juga turut ada. Mr. Yerrow dan Mr. Max bahkan juga hadir.

Urutan dimulai dari kelas Melodi-3. Mereka dipanggil urut sesuai absen. Banyak yang bertepuk tangan saat melihat penampilan mereka. Kakak senior memang hebat.

Sampai akhirnya tiba di kelas Melodi-2. Mereka juga menampilkan penampilan yang sangat bagus. Aku melihat Alvord berada di atas panggung bersama Mr. Max dan Mr. Yerrow. Perasaanku tiba-tiba terasa sakit saat tak bisa melihatnya bernyanyi.

Andai saja ada cara untuk menghapuskan kutukan itu.

Sekitar dua jam, barulah giliran giliran Melodi-1. Dan akhirnya sampai ke giliranku. Aku berjalan ke atas panggung seraya meredakan kegugupanku.

"Baiklah, mari kita lihat lagu apa yang akan dinyanyikan oleh gadis ini!" seru hostnya.

"Tunggu! Saya yang akan memilihkan lagunya!" seru Mrs. Que.

Semua menatap bingung. Mereka bertanya apa yang telah terjadi. Aku sendiri tidak tahu. Namun, entah kenapa aku seperti telah melakukan kesalahan pada Mrs. Que.

"Apa maksud anda, Mrs. Que?" tanya Mr. Tensho.

Mrs. Que mengambil microphone dan tablet yang dipegang host. Ia menatap tajam ke arahku. Mrs. Que menatap tidak suka ke arahku.

"Saya tantang kau untuk menyanyikan lagu ini!"

Sebuah judul lagu tertera di layar lebar. Semua orang tampak terkejut dan heran di waktu yang bersamaan. Aku hanya bisa bungkam melihat judul lagu yang akan kunyanyikan. Tersirat aku tersenyum kecil.

"Lagu itu ya. Aku harus sedikit berhati-hati agar tidak mencapai nada itu," pikirku.

"Aku ingin lihat kemampuan gadis ini dalam menyanyi lagu bernada tinggi itu," sahut Mrs. Que.

"Ta-tapi, ia masih belum diajarkan mengenai hal itu," sela hostnya menentang.

Jadi Mrs. Que yang memilihkan lagu untuk kunyanyikan. Lagu yang akan kunyanyikan memang bernada tinggi. Bisa dibilang merupakan lagu yang tidak banyak orang bisa mencapainya. Dibutuhkan teknik dilagu ini. Dan lagu ini memang perlu latihan. Di semesterku masih belum diajarkan. Tapi, aku pernah mempelajarinya.

"Saya terima tantangannya," ujarku.

Semua semakin berisik saat aku menerima tantangan itu. Mrs. Que tersenyum sinis sedikit tajam ke arahku. Para murid juga berbisik tidak yakin.

"Memangnya gadis itu bisa?"

"Entah. Berani sekali menerima tantangan itu. Aku yakin ia langsung kalah saat baris pertama."

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang