★ Chapter 03 ★

4.3K 426 8
                                    

"Ini pertama kalinya kami menerima murid dari Kerajaan Transville," ujar kepala akademi.

Sekarang aku mengerti. Kami dipersilahkan untuk kembali ke tempat meja kami. Aku langsung mengambil sandwich di depanku dan memakannya.

"Kita akan masuk di kelas yang sama, kelas Melodi-1," ucap Olivian.

Aku senang mendengarnya. Intinya, teman sekamarku bisa bersamaku seharian. Mengerjakan tugas bersama, melakukan apapun bersama. Memikirkan itu semua membuatku sangat senang.

Setelah sarapan bersama. Murid-murid diharuskan langsung menuju ke kelas mereka. Memang kemarin kami sudah keliling, tapi kami tidak tahu letak kelasnya.

"Di mana kelas kita?" tanyaku.

Olivian menggelengkan kepalanya. Kalau tidak cepat-cepat, kami akan terlambat pada hari pertama. Itu sangat buruk.

"Tersesat?"

Kami langsung menoleh ke belakang dan mendapati Alex dan Alvord. Aku dan Olivian menganggukkan kepala bersamaan.

"Ikut aku," ujar Alex.

Kami berdua mengangguk mantap dan mengikuti Alex dan Alvord di belakang. Dari posisi itu, aku memandangi punggungnya Alvord.

"Dellysa Elvethera Meldyn, itu namamu kan."

Aku masih penasaran dengan Alvord. Bagaimana dia bisa mengetahui nama asliku? Jangan-jangan Ms. Harmony yang memberitahukannya. Tapi, rasanya tidak mungkin. Apa mungkin dia seorang yang dapat membaca rahasia orang? Ah, itu tambah tidak mungkin.

"Kelas kalian di sini," ucap Alex.

Kami menatap pintu di depan kami. Ukiran-ukiran indah menghiasi pintu itu. Aku dan Olivian terperangah takjub.

"Terima kasih su-"

Dua makhluk tadi sudah berjalan meninggalkan kami. Mereka memang duo ice prince menurutku. Mereka sangat dingin dan irit.

"Hey, apa pelajaran sudah dimulai?" tanya Olivian.

"Seharusnya belum, tapi pintunya tertutup. Bisa jadi ada pe-"

"Kenapa kalian tidak masuk?"

Kami menoleh ke belakang ada seorang laki-laki seumuran kami sepertinya. Dia tersenyum ke arah kami.

"Ini kebiasaan murid Melodi-1, selalu menutup pintu. Pasti ada sesuatu untuk mengejutkan kalian. Mereka semua jahil orangnya," ujar laki-laki itu.

Kami pun mengangguk mengerti. Sepertinya dia adalah ketua kelasnya, tapi kenapa dia tidak mengenakan seragam?

Laki-laki itu membuka pintu kelas. Benar seperti yang dikatakannya, sebuah serbuk gliter berjatuhan. Semua murid ingin tertawa, tapi mereka menatap horor dengan korbannya.

"Jadi, seperti inikah penyambutan teman baru kalian?" ucapnya tenang.

Beberapa murid hanya tersenggih dan menunduk malu. Kami pun di suruh berdiri di depan kelas untuk perkenalan.

"Sebelum itu, panggil saya Mr. Guy, wali kelas kalian," ucapnya.

Aku dan Olivian membelalakkan mata tidak percaya. Jadi dia adalah wali kelas?! Bukan seorang murid melainkan guru! Tapi, kenapa dia terlihat muda sekali?

"Simpan pertanyaanmu Olivian, sekarang perkenalkan diri kalian."

Kami berdua melakukan hal yang sama seperti di ruang makan utama. Begitu sesi perkenalan kami selesai, Mr. Guy menyuruh kami duduk di tempat paling belakang. Itu satu-satunya yang kosong.

"Guru itu seakan bisa membaca pikiranku," bisik Olivian.

Aku mengangguk mengerti. Bagus, bagaimana kalau dia mengetahui kebohongan identitasku? Habislah! Aku tidak bisa menempati janji.

Pelajaran pertama dimulai. Rupanya dia mengajar pelajaran seni di bidang tari. Mr. Guy menjelaskan jenis-jenis tarian. Aku baru tahu kalau tarian memiliki banyak macamnya. Di tempat tinggalku, untuk bisa mempelajari materi ini sangatlah tidak mungkin.

Begitu ia selesai dengan materinya, dia langsung membentuk kelompok.

"Sekarang pergilah mencari kelompok kalian!"

Aku hanya terdiam. Aku belum mengenal nama-nama murid di sini. Aku hanya diam di tempatku sampai akhirnya ada seseorang yang menuju ke arahku.

"Dellysa, kau masuk ke dalam kelompokku. Kenalkan, aku Clara," ucapnya.

"Salam kenal."

Aku mengikuti Clara menuju kelompoknya. Ketika semuanya sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Mr. Guy segera meminta kami mencari informasi tentang materi tadi. Kemudian, dipertemuan selanjutnya kami harus mempresentasikannya.

"Apa kita mencarinya di buku?" tanyaku.

"Hei, ini zaman modern. Apa gunanya internet kalau tidak dipakai," ujar seorang pemuda di depanku.

Ia menunjukkan gelang miliknya. Aku juga mendapatkannya. Namun, aku tidak tahu apa fungsinya. Clara menunjukkan cara memakainya.

"Ini namanya rollerphone. Fungsinya sama seperti ponsel biasanya," ucapnya.

Aku mengangguk mengerti seraya takjub. Tiba-tiba, Mr. Guy menyuruh kami untuk pergi ke aula melodi.

Sebagai catatan, kelas Melodi-1 berada di gedung melodi. Bahkan gedung itu sendiri mempunyai aula tersendiri. Di mana hanya di pakai oleh murid-murid angkatan kelas Melodi.

"Seperti apa Mr. Guy itu?" tanyaku spontan. Habis sudah penasaran.

"Tampan tingkat dunia!" celetuk perempuan di kelompokku.

"Tapi, masih lebih tampan Pangeran Alvord kali," ucap Clara.

"Pangeran Alvord pasti berada di aula melodi sedang menungguku," ucap gadis tadi mengkhayalkan itu semua.

Aku hanya tertawa kecil. Akhirnya, kami sampai juga di aula melodi. Entah gadis itu peramal atau bukan. Khayalannya beneran terwujud. Kakak senior dari Melodi-2 berada di sini juga.

"Tuh kan benar!" serunya riang.

Beberapa murid juga ada yang histeris. Ini berita baru untukku, baru tahu kalau Alvord seterkenal itu. Seharusnya hal itu sih wajar, dia seorang pangeran ditambah lagi termasuk cowok yang paling tampan di akademi ini.

"Oh ya, kenalkan aku Giya," ucap perempuan itu.

"Aku Veron."

"Panggil Key."

"Senang berkenalan dengan kalian," ucapku.

Di dalam aula, kami diminta untuk berkumpul dengan masing-masing kelompok. Ruangan ini terbagi dua, sebelah kanan murid Melodi-2 dan yang sebelah kiri murid Melodi-1.

Aku sedikit mundur melihat Key memperhatikanku seluruhnya. Aku mulai risih dengan tatapan itu. Key tersenyum kecil dan menarik tanganku. Ia mencium punggung tanganku.

"Kau imut. Jadi tertarik menjadikanmu kekasihku."

***

Sebenarnya jalan cerita ini sudah berubah dengan yang kubuat di laptop... Berubah tempat mengetik, berubah pula ceritanya (-3-)7

Bisa jadi terpengaruh karena membaca cerita wattpad orang lain -,-

Silahkan vote untuk meningkatkan semangat ayas ^-^

*sesekali ada yang ditambah.. jadi sering-sering periksa ya :"

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang