The Chapter 38

1.2K 114 15
                                    

"Hah!?"

"Kkyyyyaaa!!!"

Aku melihat Olivian berteriak. Kepalaku kembali berdenyut. Aku pun memegangi kepala seraya menatap Olivian heran.

"Aku melihatmu berkeringat dingin. Jadi, aku ingin membangunkanmu. Eh malah kamu kagetin aku," ujar Olivian.

Aku mencoba mengingat apa yang telah terjadi. Mimpi itu terasa sangat nyata. Aku terus duduk sambil merenungkannya.

"Dellysa, ada apa?" tanya Olivian.

Mungkin aku harus menceritakan semua mimpiku ke Olivian. Olivian telah membongkar rahasia kelamnya. Dia tidak khawatir kalau aku, Alex, dan Alvord akan membocorkannya.

"Aku bermimpi yang mengenai kerajaan tertinggi itu," jawabku.

Aku pun menceritakan mimpi pertamaku dan mimpi yang barusan. Aku turut menceritakan mengenai gadis kecil yang berdiri di depan gerbang dalam bayangan pikiranku saat perang. Olivian membulatkan matanya.

"Tunggu! Gadis itu bilang kalau dia adalah pemilik kekuatan mousikí mageía sebelumnya kan. Dan Mrs. Gene mengatakan kalau pemilik sebelumnya adalah ratu dari Kerajaan Kutukan," sahut Olivian.

Kami berdua langsung berdiri dengan rasa terkejut. Aku baru ingat soal itu.

"Ia juga memberi peringatan padamu. Selama Kerajaan Kutukan masih bernapas, bukankah itu kemungkinan ia memperingatkan kalau ada penerus yang masih hidup," sambung Olivian.

Aku tidak berpikir sampai sejauh itu. Olivian langsung menarikku keluar dari kamar.

"Olivian! Aku belum mandi!"

Olivian sama sekali tidak mendengarkanku. Sepertinya aku tahu rencananya. Arah yang ia pilih ini menuju tempat ruang kepala asrama.

Bruk!

Olivian dan aku menabrak seseorang di persimpangan. Aku melihat siapa orang yang kami tabrak. Aku menelan ludah.

"Siapa yang menabrakku hah! Oh, kalian rupanya," ujar Fiora.

Aku dan Olivian langsung berdiri dan berhadapan dengan Fiora. Gadis yang satu ini memang menyebalkan.

"Hei! Minta maaf dan bersujudlah! Kalian telah menabrak putri mahkota dari kerajaan tertinggi!" teriak Fiora.

"Siapa yang bilang kalau kau pasti akan menjadi putri kerajaan tertinggi?" tanya Olivian dengan nada dinginnya.

Fiora memandang ke arah Olivian dengan kesal dan marah. Mereka saling tatap mata. Aura menakutkan timbul diantara mereka.

"Kalian memang makhluk sampah. Dan kalian tahu apa yang akan terjadi pada sampah?"

Fiora tersenyum lebar penuh dengan kelicikan. Firasatku langsung memburuk. Aku dapat merasakan sedikit gejolakan kekuatan. Aku langsung menghampiri Olivian. Olivian masih memasang wajah dinginnya.

"Dibuang."

Fiora menjentikkan jarinya. Seketika, sesuatu menyedot kami dari belakang. Sejenis portal yang menyedot di dekatnya seperti blackhole.

"Hahaha! Bye-bye!"

Pintu portal itu langsung tertutup begitu target telah dilahapnya. Fiora berjalan pergi seakan-akan tidak ada yang telah terjadi.

***

"Di mana ini?"

"Mungkinkah ini adalah ruang dimensi hampa?"

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang