The Chapter 41

940 124 13
                                        

Setelah masalah di dalam ruangannya Mr. Hansen, kegiatan mereka pun berpecah. Alex menarik Olivian untuk kembali belajar. Dellysa dan Alvord memutuskan untuk belajar di atap. Sebelum itu, Dellysa mengambil buku yang diperlukannya di kamar. Ia juga mengantar Alvord ke kamarnya untuk mengambil hal yang sama.

"Alvord, yang kudengar katanya ada tes simulasi konser. Apa itu benar?" tanya Dellysa.

Alvord menganggukkan kepalanya. Dellysa tersenyum lebar mendengarnya. Ia pernah mencoba simulasi itu sekali dan rasanya menyenangkan.

Akhirnya mereka sampai juga di atap. Angin berhembus menyambut kedatangan mereka. Dellysa terus menahan rambutnya.

"Padahal tadi tidak sekeras ini anginnya. Rambutku jadi berantakan," keluh Dellysa.

Akhirnya tak lama setelah Dellysa mengeluh, angin pun berhenti berhembus. Rambutnya Dellysa sudah tak berbentuk. Ia terlihat seperti baru saja bangun tidur.

"Andai aku tak mengilangkan kuncir pemberianmu, rambutku tidak akan seperti ini," tutur Dellysa.

"Kenapa kau tidak menggunakan kuncir yang lain?"

"Hilang.."

Alvord menghela napas. Ia merogoh sesuatu di sakunya. Dellysa tersenyum lebar saat melihatnya. Salah satu dari pita pemberiannya Alvord yang hilang saat waktu itu.

"Kau menemukan yang satunya! Di mana kau menemukannya?" tanya Dellysa begitu semangat.

"Alex. Di tempat kau menghilang."

Dellysa mengeluarkan pasangannya. Kemudian ia mengikat kedua kuncir itu. Dellysa tersenyum lebar sampai pipinya bersemu merah.

"Kau menyukainya? Baguslah."

Dellysa menganggukkan kepalanya. Alvord mengarahkan kursi rodanya mendahului Dellysa dan menuju salah satu bangku di sana. Dellysa terdiam di belakang.

"Mrs. Gene, dia ada di sini.."

"Bagus sekali. Kita bisa memulainya."

Dellysa memejamkan matanya dan fokus. Angin mulai berhembus teratur seperti alunan nada. Dellysa membuka matanya dan tersenyum. Kedua matanya berubah menjadi warna kuning keemasan.

Alvord berhenti. Ia merasakan guncangan kekuatan yang hebat. Dia pun menoleh ke arah Dellysa.

"Lysa?"

Alvord menangkap seseorang berdiri tak jauh dari mereka. Orang itu mengenakan jubah yang menutupi identitasnya. Tiba-tiba, di bawah kakinya Alvord muncul lingkaran sihir berwarna putih. Alvord memejamkan matanya. Ia merasakan sesuatu yang merasuki badannya.

***

-Dellysa's POV-

Yang perlu kulakukan adalah memasuki pikirannya. Tanpa diperintah, sesuatu mendorongku untuk bernyanyi mengikuti alunan angin. Di saat itulah, aku merasakan tubuhku ditarik ke suatu tempat.

"Tempat apa ini?"

Aku melihat banyak rantai di mana-mana. Rantai itu berpusat pada ujung lorong. Aku pun berlari menuju ujung lorong itu. Perlahan cahaya mulai muncul di ujung lorong itu.

"Al-Alvord.."

Aku dapat melihat Alvord berada di tengah-tengah ruangan. Alvord dalam keadaan tidak sadar dan terantai oleh rantai-rantai itu. Rantai melilit ke seluruh tubuhnya.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang