The Chapter 43

1K 108 15
                                    

-Dellysa's POV-

"Ujian tadi benar-benar membuatku lapar," ujar Olivian.

Olivian melahap nasi yang dikepal bulat. Sesekali ia mencelupkan bola nasi itu ke dalam saus. Aku eperti biasa memakan sandwich dan puding. Alvord dan Alex pun juga turut bersama mereka.

"Tapi, untunglah soalnya tidak susah," sahutku.

"Itukan pendapatmu," keluh Olivian.

Bukan Olivian namanya kalau dia tidak melakukan satu kejahilan dalam sehari. Apalagi dia sekarang sudah mempunyai korban di sebelahnya. Diam-diam Olivian mengambil jeruk yang sudah dikupas Alex. Dia tersenyum lebar dan memakannya. Alex masih belum menyadarinya.

Sungguh pemandangan yang lucu.

Bruak!

Sekumpulan gadis beranggotakan empat orang datang menghampiri mereka. Mereka bukan Fiora dan teman-temannya. Penampilan mereka lebih norak karena make up di wajah. Di Melody Academy terkenal dua geng yang ditakuti oleh para siswanya. Sayang sekali gengnya Fiora bukan diranking pertama, melainkan mereka.

Aku tidak bisa membayangkan kalau mereka. Fiora saja menyebalkan seperti itu apalagi mereka.

"Kami tidak akan pernah memaafkan kalian. Asal kalian tahu, aku adalah gadis tercantik di akademi ini. Pangeran dan Alex tak mungkin terikat dengan gadis seperti kalian," ujar pemimpin mereka, Angel.

"Ketua, mereka pasti menggunakan pelet," sahut temannya.

Aku mengabaikan mereka dan terus menyambung kegiatanku. Terutama bukan aku yang akan berurusan dengan mereka. Melainkan dua sosok yang sudah memancarkan aura menakutkan.

"Sepertinya gengnya Angel mencari mati," bisik salah satu siswa.

"Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Four Beauty Princess," bisik lainnya.

FBP, Four Beauty Princess, itu adalah nama geng mereka. Jujur, mereka tidak ada darah keturunan kerajaan sedikit pun. Namun, mereka merupakan anak bangsawan yang kaya raya. Semua orang mengagumi kecantikannya. Namun sayang sekali, kecantikan mereka digunakan hal yang menyebalkan.

"Hei, kamu tuh punya telinga gak? Orang tanya gak dijawab? Tuli kah?" ujar Serra, salah satu dari empat gadis itu.

Yah, bahasa mereka masih wajar. Tidak seperti gengnya Theressa saat perlombaan lalu.

"Aku dekat dengan siapa, berteman dengan siapa, berbincang dengan siapa. Itu semua bukan urusan kalian," ujar Olivian.

Olivian masih santai dan terus mengunyah jeruk milik Alex. Angel menatap geram. Tanpa ba-bi-bu, Angel menarik kerah seragamnya Olivian. Membuat kerusuhan di waktu seperti ini memang pas. Para guru tidak mengawasi saat makan siang.

"Seorang putri bangsawan seharusnya mencontohkan perbuatan baik," nasihat Olivian.

Untungnya, sisi lain Olivian hanya muncul saat berhadapan dengan Keylend. Kalau tidak, ruang makan ini akan menjadi medan perang.

"Hah? Gadis rendahan sepertimu tidak pantas menceramahiku," sahut Angel.

Tak!

Aku menatap Alex terkejut. Buah apel terbelah dan pisau menancap di meja. Alex pun berdiri dan mencengkram pergelangan tangannya Angel.

"Pergi."

Alex mengeluarkan aura yang mencekam. Angel dan teman-temannya berjalan mundur. Mereka pun akhirnya pergi dengan sok.

"Sayang, jahat sekali dirimu membela gadis murahan itu," ujar Serra sebelum pergi.

Olivian mendengus kesal. Ia mengambil semua jeruk milik Alex dan juga apelnya.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang