-Dellysa's POV-
"Hhooaaamm.."
Gara-gara perang itu, Merodynia Competition ditunda. Kompetisi itu tidak dibatalkan, hanya saja ditunda sementara waktu. Berita lainnya, kegiatan di Melody Academy masih berjalan. Tidak ada libur seperti yang diharapkan beberapa murid.
Aku terbangun dan menatap ke arah jam terlebih dahulu. Jam sidah menunjukkan pukul 05:15. Dengan segera aku mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi. Mumpung Olivian masih tidur nyenyak di kasurnya.
Aku mengenakan seragamku untuk hari ini. Tak lupa aku memakai pita bulu kucing itu. Setelah itu aku langsung menghampiri Olivian.
"Olivian, ayo bangun!" seruku mengguncangkannya.
"S-sudah jam berapa ini!?"
"Masih jam setengah enam. Sana mandi," ujarku melempar handuk.
Olivian menangkapnya dan berjalan menuju kamar mandi. Ia mengacak-acak rambutnya.
"Aku bermimpi buruk," gumamnya sebelum memasuki kamar mandi.
Menunggu Olivian selesai, aku mengambil koperku yang ada di bawah tempat tidur. Barang-barang di sana ada beberapa milik mama dan papa. Aku sudah menatanya sehingga tak perlu membongkar lagi jika aku mencari sesuatu. Aku mengambil boneka yang berwujud ketela.
"Lucunya! Bukan boneka beruang?" tanya Olivian tiba-tiba.
Aku menggelengkan kepala. "Ini ketela."
Olivian menatap bingung seraya mengenakan seragamnya. Ia melakukannya dengan cepat. Olivian menyambar tas sekolahnya.
"Aku baru tahu kalau ada boneka ketela," ujarnya.
"Hehehe. Ayo kita pergi!"
Aku dan Olivian berjalan meninggalkan asrama dan menuju Melody Academy. Di depan gerbang terlihat sesosok pemuda berdiri di sana. Harapanku terasa pupus saat melihat identitasnya.
"Alex!!!"
Olivian berlari kencang sampai membuatku kaget. Ia benar-benar seperti anak kecil. Alex menoleh dan langsung menghindar begitu melihat Olivian melompat ke arahnya.
"Tolong jangan berlari seperti itu lagi," ujar Alex.
Olivian hampir terjatuh dari posisinya. Alex langsung memegang kerah belakang seragamnya Olivian sebelum ia benar-benar jatuh. Aku pun langsung menghampiri mereka.
"Selamat pagi Alex."
"Pagi. Dellysa, apa Via selalu seperti ini?" tanya Alex.
Aku menganggukkan kepala. Olivian memang orang yang ceria kelewatan. Namun, kalau dia di medan pertempuran, sifatnya menjadi sangat berbeda. Olivian tersenyum lebar sambil menunjukkan gaya hormatnya.
"Pagi, Alex!!"
"Pagi."
Kami bertiga pun berjalan menuju ruang makan utama. Sepertinya kami datang terlalu awal. Ruang makan masih terlihat sepi. Hanya ada beberapa segelintiran anak yang berada di dalam.
"Alex!!"
Alex terkejut saat ada yang memeluknya dari belakang. Dari suara itu aku dan Olivian bisa langsung tahu siapa. Olivian menatap tajam ke arah gadis itu.
"Alex, aku rindu~"
Sheira, salah satu temannya Fiora. Ia masih tidak melepas pelukannya. Aku berjalan menjauh. Olivian menahan amarahnya. Ia mengeluarkan aura yang menakutkan. Alex melirik Olivian yang tengah mengeluarkan senyuman devilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic of Music
Fantasi[TAMAT] Apa yang terjadi jika musik dan segalanya yang berkaitan itu dilarang? Dellysa, gadis yang penuh dengan sejuta rahasia. Namun, dirinya belum menemukan jawaban dari rahasia-rahasia itu. Diantar ke akademi yang dianggap oleh beberapa orang tem...
