-Dellysa's POV-
Babak terakhir telah di depan mata. Aku mengenakan gaun putih yang diberikan Ratu Harm padaku. Gaun ini sangat simpel, tidak ada hiasan, hanya putih polos. Giliranku akan segera tiba.
Urutan disesuaikan dengan ranking. Karena aku ranking pertama, aku akan tampil paling terakhir.
Aku berharap tidak ada yang mencoba untuk curang di sini. Seperti kejadian malam itu, pasti mereka yang melakukannya. Aku melirik ke arah gadis yang bertepatan di ranking dua. Theressa Aliasya Syon, itulah nama gadis ranking dua. Dia adalah ketua dari kumpulan gadis-gadis waktu itu.
"Aku harap suaramu baik-baik saja," ujar Theressa padaku.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Aku harus menjauh dari Theressa. Perasaanku selalu tidak baik kalau berada di dekatnya. Terutama saat ia berkata seperti itu.
"Tuan Putri, saya sarankan anda jangan makan atau minum apapun sebelum tampil."
Aku menghela napas dan mengangguk. "Aku mengerti."
Waktu berlalu begitu cepat. Sesuai saran dari makhluk itu, aku menolak semua tawaran makanan dan minuman. Aku melirik ke Theressa. Gadis itu tampak sebal. Aku hanya bisa tertawa kecil. Terutama sebentar lagi penampilannya.
"Aku benar-benar haus.."
Aku pun berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan tunggu. Diam-diam Theressa mengikutiku bersama teman-temannya.
"Dengar, kita akan membuatnya tidak bisa tampil seperti teman rambut merahnya itu," bisik Theressa.
Kedua temannya menganggukkan kepala. Mereka mengikutiku tanpa mengetahui ke mana aku akan pergi.
Aku menatap ke arah kursi penonton bagian depan. Alvord kali ini bersama dengan kepala dayang istana. Sebelumnya, aku sudah mengirimkan sebuah pesan padanya mengenai keadaan diriku. Aku pun berjalan menghampiri Alvord.
"Alvord."
Alvord menoleh dan hanya tersenyum tipis. Ia mengambil sesuatu di tasnya yang tergantung pada kursi rodanya. Ia melemparkan sebotol air. Aku pun membuka tutupnya dan meminumnya.
"Sepertinya ada yang membuntutimu, Lysa."
Aku menoleh ke belakang. Aku sama sekali tidak melihat ada yang mencurigakan. Kemungkinan adalah Theressa dan teman-temannya.
"Nona Dellysa, penampilan dari ranking tiga sudah dimulai. Anda bersiaplah," ucap kepala pelayan itu.
Aku menganggukkan kepala. Seharusnya di saat begini mereka tidak akan mencelakaiku. Namun, beda lagi ceritanya kalau temannya yang lain membantu. Aku melambaikan tangan ke Alvord. Alvord hanya mengangguk.
"Ya ampun. Dasar, pelit suara," pikirku
"Fokus saja ke penampilanmu, Ketela."
Aku langsung menatap Alvord. Dia menahan tawanya dan menyuruhku untuk segera pergi. Aku kembali berjalan menuju ruang tunggu.
"Panggilan itu. Tidak mungkin.."
Aku terus melamunkan hal itu sampai tidak menyadari kalau penampilan dari Theressa telah berakhir. Panitia memanggilku. Aku pun segera bersiap untuk penampilan babak terakhir ini.
"Dellysa, khusus untukmu. Kau akan tampil di pavilium," ujar panitia.
Aku hanya bisa menganga. Siapa yang tidak akan terkejut tiba-tiba penampilanmu terasa misterius bagimu. Panitia itu mengantarkanku. Samar-samar aku mendengar pengumuman dari salah satu juri.
![](https://img.wattpad.com/cover/90302759-288-k425479.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic of Music
Fantasy[TAMAT] Apa yang terjadi jika musik dan segalanya yang berkaitan itu dilarang? Dellysa, gadis yang penuh dengan sejuta rahasia. Namun, dirinya belum menemukan jawaban dari rahasia-rahasia itu. Diantar ke akademi yang dianggap oleh beberapa orang tem...