The Chapter 34

1.7K 173 40
                                    

-Author's POV-

Malam harinya, di mana semua orang telah tertidur, ada suara berisik berhasil membangunkan Dellysa dan Yurita dari tidurnya. Suaranya seperti ada orang yang berjalan. Namun, juga ada bunyi suara tawa.

"Siapa yang membuat berisik di tengah malam begini?" tanya Dellysa

"Aku tidak tahu," jawab Yurita bangun dari tempat tidurnya.

Ia berdiri di tengah-tengah kamar sambil memejamkan. Yurita tampak seperti melakukan ritual dengan bola kristal di tangannya. Dellysa hanya duduk diam menatap yang dilakukan kakak kelasnya itu.

"Dewi Bulan berkata seseorang telah mengerjai kita," ucapnya tiba-tiba.

Dellysa hanya mengiyakan. Ia tidak tahu apa yang dikatakan Yurita itu benar atau tidak.

Brak!

Klak!

"A-apa itu!?"

Yurita menempelkan jari telunjuknya di bibir. Dellysa mengangguk seraya menutup mulutnya dengan kedua tangan. Yurita menghampiri kopernya dan mengambil sesuatu. Ia mengambil jubah hitam panjang sampai menyentuh lantai. Dinaikkannya tudung dari jubah itu sampai hampir menutupi setengah wajahnya.

"Wahai dewi bulan, terangilah jalan hambamu ini," ucapnya seakan-akan membaca mantra.

Dellysa dapat merasakan aura yang sangat hebat. Aura yang hitam nuansa gothic terasa sangat kental. Sekarang ia mengerti kenapa Yurita sering disebut oleh para murid sebagai penyihir malam. Sifatnya saat malam hari akan berbeda kalau di pagi, siang, atau pun sore hari.

Yurita membuka pintu kamar perlahan. Terlihat dua orang gadis tengah terkekeh di depan. Mereka adalah murid Starlight Academy. Dua gadis itu terdiam menatap Yurita yang memegang bola kristal dengan kedua tangannya.

"Wahai manusia, apa yang kalian inginkan dari pengikut dewi bulan?" tanya Yurita.

Mereka tampak ketakutan. Dua gadis itu saling memeluk.

"K-kkyyyaaa!!"

Mereka berlari ketakutan melihat penampilan Yurita. Yurita kembali menutup pintu dan berbalik menuju tempat tidur.

"Dellysa, kau tidurlah."

Dellysa hanya bisa menganggukkan kepala. Ia kembali membaringkan kepalanya dan memejamkan mata.

.
.
.

-Dellysa's POV-

"Siapa?"

Sesosok anak kecil berdiri di depanku. Lebih tepatnya gadis kecil yang mengenakan gaun putih dan sebuah tiara menghiasi kepalanya. Aku berjalan mendekati gadis kecil.

"Kau!?"

Itu adalah gadis kecil yang sama saat aku membuka segel pintu kekuatanku saat perang. Dia hanya terdiam menatapku tanpa mengeluarkan kata-kata.

"Hei!"

Gadis kecil itu berlari. Aku pun mengikutinya. Perlahan, keadaan di sekelilingku berubah menjadi taman bunga yang sangat indah. Aku sempat terperangah dengan keindahannya. Namun, aku harus mengejar gadis tadi.

"Hei, tunggu aku!"

Aku berhenti berlari saat melihat gadis itu rupanya menghampiri seorang anak laki-laki yang sepertinya lebih tua sedikit. Mungkin sekitar berjarak satu tahun. Gadis itu memeluk anak laki-laki tadi.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang