The Chapter 36

1.5K 147 40
                                    

"Dellysa! Aku merindukanmu!!!!"

Olivian memelukku sampai membuatku terjatuh. Namun, ia terus memelukku dalam posisi berbaring di tanah begini. Suasana hari ini sangat dingin, ditambah basahnya rumput dan beban yang menimpaku.

"Olivian! Lepaskan aku! Kamu itu berat!"

"Gak mau! Kangen!!!"

Olivian baru terlepas saat Alex berhasil menariknya. Aku langsung berdiri dan merapikan diri. Bukan hanya mereka yang datang menyambutku. Ada Mr. Hansen dan Ms. Harmony.

"Dellysa, kau baik-baik saja? Saya dengar kalau kau pingsan," ucap Ms. Harmony.

Aku menganggukkan kepala. Aku teringat kalau aku terbangun di kamarnya Alvord. Terdiam, aku mengingat kembali kejadian yang terjadi saat perlombaan. Ya, aku gagal. Lebih tepatnya aku di diskualifikasi oleh panitia.

"Sudahlah, tidak perlu dipikirkan. Saya percaya kamu tidak mungkin melakukannya," ucap Mr. Hansen.

***

"Pelajaran hari ini kita akan membahas mengenai jenis-jenis suara," ucap Mrs. Que.

Semua anak terfokus pada papan di depan. Dengan menggunakan LCD proyektor seperti kebanyakan guru, Mrs. Que mulai menjelaskan sedikit.

"Masing-masing jenis suara memiliki jarak yang berbeda. Misalnya sopran, standarnya memiliki jarak suara dari C4 sampai G5 atau A5," terang Mrs. Que.

Beberapa anak ada yang mengiyakannya. Ada juga yang tekun sambil mencatat. Malah ada yang tertidur atau pun sibuk dengan hal lain. Ada juga yang menyembunyikan wajahnya dibalik syal. Aku sendiri merenungkan kejadian waktu itu.

"Aku yakin itu cuma khayalanku saja. Tidak mungkin yang waktu itu adalah Mama."

Pelajaran berlalu begitu cepat. Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore yang berarti kegiatan belajar mengajar telah selesai. Aku dan Olivian menuju taman setelah memesan minuman hangat.

"Hah, aku kira di sini akan sangat berbeda dengan sekolah lamaku. Aku pikir kita hanya akan diajarkan tentang seni, musik, tarian, dan sejenisnya. Eh, pelajaran kimia, matematika, dan lainnya ada juga," keluhku panjang.

Olivian hanya bisa tertawa. Aku mendengus kesal. Aku langsung menghabiskan minuman kaleng yang kubeli tadi.

"Dellysa! Olivian!"

Aku melihat Clara berlari ke arah kami. Olivian sudah berdiri dan melambai-lambaikan tangan. Clara membawa beberapa buku di tangannya.

"Temenin ke perpustakaan yuk! Aku harus mengembalikan buku," ujarnya.

Tunggu. Kalau dipikir-pikir ada yang telah kulupakan. Aku langsung terkejut saat mengingatnya.

"Aaahh!! Sekarang kan aku harus mengembalikan buku itu!" seruku langsung berlari meninggalkan mereka berdua.

Buku mengenai kekuatanku dan sejarah tentang kerajaan terkutuk, kedua buku itu belum sempat aku kembalikan. Dan aku ingat kalau kemarinlah batas waktu peminjamannya. Dengan cepat aku menuju kamar dan mengambil kedua buku tersebut. Kemudian aku berlari menuju taman kembali.

"Hah, a-ayo kita ke perpustakaan.."

Aku langsung terduduk di rerumputan. Napasku tersengal-sengal gara-gara berlari tadi. Aku dapat melihat napasku sendiri. Berarti musim dingin akan tiba. Minuman yang dipegang Olivian langsung kusambar dan meminumnya.

"Dellysa!! Itu punyaku!"

"Terima kasih."

Aku mengembalikan minumannya. Ia tampak cemberut saat melihat isinya yang tinggal sedikit. Clara hanya menggelengkan kepalanya.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang