The Chapter 32

1.8K 198 4
                                    

-Author's POV-

"Pangeran, makanan sudah datang. Mohon dimakan untuk kesehatan anda," ujar Profesor Gauri.

Alvord menghela napas. Meja kecil disajikan di depannya, di atas tempat tidur. Suaranya seakan-akan telah berteriak setiap hari dan akhirnya kehabisan suara. Kakinya juga tidak bisa digerakkan.

Alvord menyuapkan makanannya ke dalam mulut. Profesor Gauri bersama seorang pelayan menunggu di dalam kamar. Pelayan itu menatap ke arah samping meja belajarnya Alvord. Ia melihat sesuatu yang ganjal.

"Profesor Gauri, ada yang aneh. Apa itu?" tanya pelayan itu menunjuk yang dimaksud.

Profesor Gauri dan Alvord melihat ke arah yang ditunjuk pelayan tadi. Di dekat langit-langit kamar terlihat kerlap-kerlip cahaya seperti kunang-kunang. Sampai akhirnya mereka dikejutkan dengan lingkaran sihir dengan penuh simbol dan hiasan berwarna putih. Mereka kembali dikejutkan dengan sebuah gerbang portal terbuka.

"Kkyyyaaa!!"

Bruk!

"Sa-sakit.."

Mereka bertiga dapat melihat makhluk keluar dari portal tersebut. Pelayan tadi langsung memasukkan kembali belatinya yang sempat dikeluarkannya. Profesor Gauri memandang heran dengan cara kedatangan mereka. Alvord hanya diam.

"Alex? Olivian? Bagaimana kalian bisa kemari?" tanya Profesor Gauri.

"Teleportasi," jawab Alex singkat.

"Ya!! Kalian berdua! Menyingkir dari badanku!!"

Alex dan Olivian langsung berdiri. Dellysa terbangun dan menatap kesal. Olivian langsung meminta maaf berkali-kali. Gerbang portal di atas mereka langsung menghilang bersamaan dengan biolanya Dellysa.

"Olivian, kamu sangat berat," keluh Dellysa.

Olivian hanya menjulurkan lidahnya. Alex berjalan mendekati Alvord. Ia meletakkan sekeranjang buah-buahan itu di atas kasurnya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Alex.

Alvord menggerakkan bibirnya sambil melakukan isyarat tangan. Alex membacanya yang berarti, "Aku tidak bisa bicara. Menyebalkan."

Alvord melirik ke arah dua gadis yang berdiri di belakangnya Alex. Olivian masih kekal dengan senyuman cerianya. Dellysa tampak murung.

"Lysa, jangan pasang ekspresi itu di depanku. Kemarilah," tutur Alvord yang terdengar seperti bisikan.

Dellysa tersenyum kecil dan mendekati Alvord. Dellysa langsung duduk di pinggir kasur. Perlahan, Alvord menyentil dahi kekasihnya.

"Sakit!"

Dellysa mengelus dahinya itu. Olivian tertawa terbahak-bahak. Profesor Gauri hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap Alvord.

"Ohya, tadi kalian bilang ke sini dengan teleportasi. Bagaimana?" tanya Profesor Gauri.

"Aku yang melakukannya," ujar Alvord.

Profesor Gauri tampak percaya dengan kebohongan itu. Mengenai kekuatan Dellysa memang dirahasiakan. Yang mengetahuinya hanya Alvord, Olivian, Alex, Mr. Hansen, Mr. Yerrow, Raja Harm, Raja Roselnta, dan Raja Fordz. Mereka telah memutuskan untuk merahasiakan mengenai kekuatan yang dimiliki Dellysa. Walaupun begitu, merahasiakannya terdengar percuma karena musuh juga tahu.

Profesor Gauri dan pelayan meninggalkan kamar. Meninggalkan mereka berempat. Alvord kembali melanjutkan makannya yang tertunda tadi.

"Aku harus lebih banyak lagi belajar mengendalikan kekuatanku," gumam Dellysa.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang