The Chapter 26

2.3K 245 21
                                    

Flashback..
Seminggu sebelum perang terjadi...

"Kalian masih belum mau membuka mulut hah!"

Buk!

Raja Transville, raja yang paling dikenal kejam hukumannya. Tanpa rasa kasihan sekecil pun, ia menyiksa dua tahanannya. Salah satu tahanan itu menatap nyalang ke arah Raja Transville itu.

"Ada apa Yang Mulia Ratu? Jangan menatapku begitu. Andai saja kau menerima lamaranku waktu itu, hidupmu tidak akan sesengsara seperti ini," ujar Raja Transville seraya mengangkat dagu wanita itu.

Wanita itu hanya memutar bola matanya. Ia menatap ke arah suaminya yang ada di sebelahnya. Raja Transville memberi isyarat pada anak buahnya untuk melanjutkan lagi siksaannya.

"Kau harus pergi dari sini. Aku akan menarik perhatian dan segera melepaskan ikatanmu," bisik pria yang di sebelah wanita itu.

Wanita itu hanya bisa mengangguk dengan tatapan sayu. Tapi, ia memang harus pergi dari sini. Walaupun ia mati, itu tidak akan terjadi. Mereka akan tetap membuatnya hidup. Ia tidak boleh mati, karena ia masih harus menyelesaikan suatu urusan.

Bertepatan dengan Raja Transville meninggalkan tempat ini. Sekarang hanya diawasi oleh beberapa prajurit dan seorang jenderal. Bertepatan dengan masuknya salah satu prajurit dengan membawa cambuk. Pria itu mulai meluncurkan serangannya.

Buak!

Pria itu menjatuhkan satu prajurit di depannya. Ia telah berhasil melepaskan diri dari ikatannya selama ini. Ia mulai melepas ikatan yang menjerat istrinya itu.

"Tangkap mereka!! Jangan biarkan mereka lolos terutama wanita itu!!"

Para prajurit itu mulai mengepung. Pria itu terus melawan dan wanita tadi masih berusaha melepas ikatannya yang lebih banyak dari suaminya. Tanpa disadari kalau jenderal itu mengeluarkan senjatanya.

Pyush!

Laser berhasil menembus kepala pria itu. Wanita itu hanya bungkam dengan penuh keterkejutan apa yang dilihatnya. Jenderal itu mulai berjalan mendekati. Ia bisa saja langsung menembak wanita itu. Hanya saja tidak bisa.

"Yang Mulia Ratu, tolong kembali ke tempatmu," ujar jenderal itu tegas.

Wanita itu tersenyum kecil. Dari balik punggungnya ia menunjukkan barang yang disembunyikannya. Semua prajurit langsung waspada.

"Aku tidak bisa. Dunia ini tak butuh pemimpin seperti rajamu itu," ujar wanita itu mulai memetikkan jarinya pada harpanya, benda yang ia sembunyikan tadi.

Suara lembut dan petikan harpa mulai menyebar ke seluruh isi kerajaan. Semua prajurit tertidur lelap karena lagu yang dimainkan. Wanita itu dengan mudah kabur dari Kerajaan Transville dan menuju tempat tujuannya.

Melody Academy.

***

Wanita itu berjalan menyusuri hutan dengan menggunakan jubah untuk menutupi wajahnya. Ia berjalan tertatih-tatih menahan rasa sakit akibat dari siksaan waktu itu.

"Akhirnya sampai juga."

Sebuah gerbang besi berwarna perak dengan ukiran berbentuk paranada berdiri megah di depannya. Wanita itu berjalan menuju ke sana dan melihat ke dalam. Penjaga yang berjaga di sana menyadari kedatangannya.

"Ada yang bisa saya bantu... nyonya?"

"Bolehkah saya bertemu dengan Ms. Harmony?" tanya wanita itu.

Penjaga itu menatap wanita di depannya dengan rinci. Jubah lusuh, sebagian bajunya juga robek tapi masih bisa dibilang layak dipakai, dan luka-luka yang terlihat di mata penjaga itu. Penjaga itu menghubungi temannya untuk menyampaikan kedatangan seseorang yang sedang mencari Ms. Harmony ke Mrs. Dyan, salah satu petinggi keamanan akademi ini.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang