The Chapter 19

3.4K 314 35
                                    

Aku memandang kosong ke arah kertas yang kucoret-coret sepanjang pelajaran. Olivian turut melakukan hal yang sama. Karena kami sama-sama tidak memiliki gaun buat pesta yang akan terjadi seminggu lagi, jadi ada tiga pilihan yang kami punya: meminjam, bikin sendiri, atau beli.

"Hah.. apa yang harus kita lakukan?" tanya Olivian.

"Ayo ke asrama saja," ujarku menarik Olivian pergi. Sekarang, bagiku kelas bukanlah tempat yang nyaman.

Bukan hanya kelas, semua tempat tidak ada yang aman kecuali kamarku. Aku tidak bicara berlebihan. Namun, memang begini keadaanku sekarang. Menjadi musuh para fangirlnya Alvord.

Aku terus memikirkannya sepanjang perjalanan menuju Melody Dormitory. Olivian tampak pasrah diseret olehku sampai menuju kamar.

"Olivian, kau kan Putri Westlint. Pasti orangtua angkatmu punya gaun yang mengingatkanmu mengenai kalau kau itu keluarga kerajaan," ujarku.

Olivian menghela napas. Ia tampak tak senang dengan perkataanku yang mengait-kaitkan Kerajaan Westlint. Walaupun yang dikatakan olehku benar, tetap saja ia tak menginginkan gelar itu.

"Punya. Tapi masalahnya..."

Olivian mengambil sebuah kotak hitam dari atas lemari. Ia membukanya dan terlihat gaun berwarna cyan. Ia memajangkan gaun itu di depan dirinya.

"Gaun ini sangat khas dengan Kerajaan Westlint dan juga Mom memesannya dibuat cocok seperti pakaian pesta formal milik Keylend, " ujarnya.

Kalau dilihat modelnya, gaun itu memang ciri khas dari Kerajaan Westlint. Tapi, intinya ia punya gaun.

"Pakai saja. Apa yang salah? Daripada tak punya kan," ucapku.

Ia mengangguk pasrah. Dimasukkannya kembali gaun itu ke dalam kotak. Aku mendaratkan pantat di kursi belajar. Tinggal aku yang belum memiliki gaun.

"Hei, saat kau datang. Ada dua kotak yang kau bawa di koper pakaianmu. Sudah kamu lihat isinya?" tanya Olivian.

Aku menggelengkan kepala. Aku pun mengambil dua kotak yang dimaksudnya itu. Kedua mata kami membelalak saat melihat isi kedua kotak itu. Gaun pesta berwarna kuning dengan hiasan berwarna emas lengkap dengan sepatu dan tiaranya.

"Kotak penolong!" seru Olivian.

Aku mengeluarkan gaun itu dari kotaknya. Pada saat itulah aku sadar kalau ini adalah milik mama yang dipakai dalam foto keluargaku.

"Kebesaran.."

"Coba pakai. Nanti kita perbaiki!" seru Olivian.

Aku mengangguk mengerti. Kubawa gaun itu ke kamar mandi. Akan tetapi, Olivian mencegahnya dan meminta agar ganti di sini.

"Nanti basah dan kotor gaunnya," terang Olivian.

Aku pun hanya menurutinya. Olivian membantuku memakainya karena aku belum pernah memakai gaun pesta sebelumnya. Saat aku memandang cermin, gaun itu benar-benar menyentuh lantai dan kebesaran.

"Kita akan urus punyamu ini," ujar Olivian.

Aku mengangguk. Aku tertarik dengan hiasan pada pinggang gaun ini. Aku menyentuhnya perlahan. Gaun ini benar-benar mengingatkanku pada mama.

"E-eh!? Apa yang terjadi!?"

Tiba-tiba hiasan berlian pada pinggang gaun itu bersinar. Dalam sekejap, ukuran gaun itu menjadi sangat pas dengan tubuhku. Olivian menatap tak percaya, begitu pula denganku.

"Bagaimana bisa pas begini?" tanyaku heran.

"Ah, abaikan saja. Yang penting masalahnya selesaikan," ujar Olivian seakan tadi itu hanyalah hal biasa.

The Magic of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang