Azka Problem

10.8K 699 24
                                    

Hari ini Ali sengaja membawa Prilly dan Liand ke tempat Azka bertugas, sejak tadi Liand begitu kegirangan karena sejak dia pulang dari Transylvania dia belum bertemu Azka.

"Liand udah dong loncat-loncatnya ini dalam mobil loh, nanti kamu muntah udah dong nak ayo duduk lagi."ucap Prilly.

"Ga au mom, ian seneng mau ketemu kak Azka, ian mau main bareng ama kak Azka yeayy.

"Dasar kamu pilih Kasih ya, giliran main ama Daddy kamu ga senang, giliran mau sama kak Azka langsung ceria, Liand pilih Kasih daddy ngaambek nih."ucap Ali pura-pura ngambek.

"Dad pake acara ngambek segala, hello dad, daddy aja kalau main ama mom ga tau situasi asal main aja, hemm...ingat ya dad janji daddy di tepatin loh, dan semalem pintu kamar dad ama mom ga ditutup rapat ya, ian ama akak yang lain liat loh daddy lagi bikin mommy ngomong aneh...emm... ah mas terus..pompa lagi mas."gitu yang mommy ucapin."kata Liand yang membuat Ali mengerem mendadak dan membuat Liand mengaduh dan beberapa pengendara mobil di belakangnya mengumpat kesal.

"Aduhh dad ga usah sok kaget gitu deh, makanya pintu kamar rapetin, vulgar amat sama anak."umpat Liand.

"Apes dah kalau kayak gini, eh t tunggu tadi kamu bilang kakak-kakakmu yang lain juga ikut liat."tanya Prilly.

"Heem...akak semua udah ngintipin mom ama dad duluan, mom inget semalam ian teriak tikus itu buat ngagetin akak semua.

"Heem...udah ah ga usah bahas itu, kamu udah ga usah diinget udah tau tabiat daddy kayak apa, ayo kita teruskan perjalanan."ucap Ali.

Mereka bertiga sampai di kantor polisi dan meminta izin menemui Azka yang ternyata sedang bertugas, tapi polisi yang berjaga mempersilahkan mereka untuk menunggu di dalam karena tugas Azka hanya sedang melakukan penyitaan atas senjata ilegal yang memang sedang marak terjadi.

Liand dengan penuh penasaran langsung melihat-liat koleksi dari  Azka, di ruangan kerja Azka memang ada foto dan penghargaan yang terpampang disana, sementara Ali sedang melihat jadwal kegiatan Azka, sedangkan Prilly sedang membdreskann pakaian Azka yang berserakan dimana-mana. Satu jam mereka menunggu tapi Azka tidak kunjung datang membuat Liand bosan dan merengek karena lapar, mood Liand yang sedari tadi ceria langsung berubah menjadi buruk.

"Dad, ian laper mau makan dad."rengek Liand.

"Liand lapar, sama dad juga lapar mending kita cari makan aja dhku sembari menunggu kak Azka, gimana mom setuju.

"Mom setuju dad, daripada Liand uring-uringan karena lapar mending kita cari makan aja dulu sambil tanya sama petugas apakah Azka masih lama baliknya atau enggak.

Mereka bertiga keluar dari ruangan Azka dan menuju ke arah kantin yang ada di kantor polisi, saat mereka sedang memesan makanan, Liand melihat Azka yang sedang melamun di pojokan.

"Kak Azka."pekik Liand yang mebuat Azka tersadar dari lamunannya dan melihat ke arah Liand.

"Liand sini."sahut Azka sambil melambaikan tangannya menyuruh Liand ke sana.

Mereka bertiga menghampiri Azka, Liand langsung melompat ke pangkuan Azka dan langsung memeluk Azka, sementara Ali dan Prilly duduk di hadapan Azka dan Liand.

"Kangeenn...ama adek akak yang paling bontot, kamu ih kalau ngambek langsung kabur dari rumah, seneng amat bikin satu rumah pusing buat nyariin kamu."ucap Azka sambil mencubit Pipi Liand membuat Liand mengaduh kesakitan.

"Maaf kak Azka hihihi..itukan salahnya daddy sapa suruh remehin Liand, ya udah Liand kerjain aja biar daddy tambah bingung, kak Azka tau ga daddy ama mommy malu-maluin masa mereka main berdua di dapur mana ian liat langsung lagi, trus semalem juga pintu kamar ga di kunci hasilnya ian ma akak yang lain liat lagi dad and mom gituan."adu Liand yang membuat Azka membelalakan matanya dan memandang aneh ke daddy dan mommynya sementara yang di pandang hanya tertawa kecil.

"Dasar ayah ama bunda udah ga usah kamu fikirin itu mah kebiasaan buruk mereka, jadi ga usah kamu urusin. Jadi ada angin apa yang bawa ayah, bunda ama Liand datang kemari.

"Angin kamu kira ayah setan, enggak ada alasan apapun kok, cuman ayah mau lihatin lokasi kerja kamu sama Liand biar dia bisa lihat tempat kerja kakaknya. Tapi kelihatannya kamu lagi ada masalah ya bang,mukamu kusut begitu. Kalau memang kamu punya masalah ngomong ama bunda atau ayah."tebak Ali yang membuat Azka menghela nafas.

"Kamu ada masalah apa bang, cerita dong ama bundamu ini, seenggaknya beban kamu bisa lebih ringan sedikit."ucap Prilly sambil menggenggam tangan Azka.

"Ga usah pegang-pegangan tangan memangnya mau nyebrang, kamu juga genit amat jadi cewek. Inget udah punya suami masih genit amat ama anak sendiri."ucap Ali yang membuat Prilly,Azka dan Liand tertawa melihat wajah ngambek Ali.

"Dasar posesif. Biarin dong mas sekali-kali istri cantikmu ini jalan sama Brondong ganteng mana jabatannya kapten lagi, siapa juga cewek yang ga mau. Bosen jalan sama kamu sekali-kaki ganti suasana, yuk bang kita jakan-jalan wajah bunda kan masih imut-imut masih cocoklah jalan ama kamu, biarin deh kalau ayah kamu mau jalan ama uler."ucap Prilly sambil menggandeng Azka dan berlalu pergi tapi langsung di gendong layaknya karung beras oleh Ali.

"Kayaknya keluarga kita memang luar biasa ya kak Azka, ada ga ya keluarga yang kayak gini di dunia ini.

"Luar biasa gimana dek? Kalau keluarga dengan anak banyak masih ada sih setau kakak.

"Luar biasa gilanya maksud ian kak Azka, daddy yang ganteng,atletis,jenius tapi mesum, mommy yang mungil tapi bikin banyak cowo ngelirik terus serta 7 anak yang sama gilanya. Kalau ada museum manusia mungkin kita termasuk makhluk langka yang harus dilestarikan."ucap Liand yang membuat Azka tertawa terbahak-bahak hingga membuat banyak orang menatapnya aneh termasuk Ali  dan Prilly.

"See...we are crazy family...im sorry my brother little bit crazy aunty and uncle, sorry distrubing you all."ucap Liand.

"Udah ah ayo ikut kakak, ayah ama bunda juga kalau memang mau tau masalah Azka apa yang ngebuat Azka kusut kayak gini."ucap Azka sambil menggendong Liand.

Mereka bertiga kemudian pergi dari kantor polisi dan menuju ke arah pinggirin kota. Setelah menepuh perjalanan setengah jam, mereka sampai ke sebuah rumah sakit jiwa yang membuat Ali,Prilly dan Liand heran.

Azka membawa mereka masuk ke dalam rumah sakit itu hingga mereka sampai ke depan sebuah ruang isolasi yang di depannya ada seorang perempuan  kira-kira seumuran Azka sedang melihat ke dalam ruangan itu sambil menangis.

"Nis."panggil Azka pada pada perempuan itu.

"Eh..kapten Azka maaf saya ga mendengar anda datang. Mereka siapa kapten apa mereka teman-teman anda."tanya perempuan itu.

"Bukan Nisa. Mereka keluarga saya, kenalkan ini ayah saya namanya Aliando dan bunda saya Prilly serta adek saya yang paling kecil namanya Liand.

"Senang berkenalan dengan anda semua. Perkenalkan nama saya Anisa Sakuraga saya sedang berada di bawah perlindungan kapten Azka karena saya saksi dalam kasus human trafficking.

"Sakuraga...kamu ada hubungan dengan perusahaan yang sudah lama hancr itu.

"Perusahaan yang hancur itu milik paman saya. Saya mendapat nama Sakuraga karena Ayah saya adalah keturunan keluarga sakurga. Tapi dari kecil kami sudah tinggal di Indonesia sejak lama. Jadi kami tidak ada sangkut pautnya.

"Begitu ya. Ya terserah bang terus ngapain kamu bawa kita kesini. Apa masalah ini yang bikin kamu uring-uringan."tanya Ali.

"Masalah sebenarnya ada di dalam Ayah. Sebenarnya Azka butuh bantuan bunda ama Liand untuk masalah kali ini, dan Azka yakin masalah kali ini bakal bikin Ayah bad mood berhari-hari jadi Azka mohon ayah sabar ya."kata Azka yang membuat mereka semua heran.

Azka memberi kode pada petugas disana untuk membuka pintu ruang isolasi. Begitu pintu ruang isolasi terbuka mereka mendengar suara geraman seperti serigala dan di dalamnya ada sesosok manusia yang sedang di rantai dan menatap mereka dengan pandangan mematikan.

 Allegria FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang