Ali, Prilly dan Liand memandang ke arah orang yang di rantai di dalam ruang isolasi itu. Sementara orang itu mengeram ke arah mereka, dengan takut takut Ali dan Prilly memasuki ruangan itu sementara Liand mengintip di balik pintu. Ali dan Prilly semakin mendekati orang itu sementara orang itu makin mengeram marah kepada mereka. Saat Prilly berusaha menyentuh rambut orang itu, dia di buat kaget karena orang itu menggenggam tangan dan malah mengendus tangannya.
"Mas. Ini orang kenapa sih? Kok aku malah di endus-endus kayak gini. Memangnya badan aku bau ya?
"Enggak sayang badan kamu selalu wangi kok. Mungkin dia heran kali liat cewe secantik dan semulus kamu, tapi lepasin tu tangan kamu aku ga rela ya dia pegang pegang tangan kamu.
"Gimana aku bisa lepasin mas, orang dia aja genggam tangan aku erat banget susah nih lepasinnya kamu bantuin aku dong, duh mana genggamannya makin kuat lagi. Daddy bantuin. "rengek Prilly manja.
Ali mencoba membantu Prilly untuk lepas dari orang aneh itu, tapi saat dia berusaha untuk melepaskan Prilly orang itu malah mendorong dirinya dan memeluk erat Prilly membuat Ali semakin terbakar api cemburu kepada orang itu. Saat dia hendak mendekati orang itu Azka langsung menghalangi dirinya.
"kak. Minggir deh Ayah mau selamatin bunda kamu dari orang gila itu. Sebaiknya kamu Minggir deh atau Ayah terpaksa pakai kekerasan sama kamu.
"Azka ga bisa minggir ayah. Kan tadi Azka udah bilang kalau Ayah harus siap cemburu, dia yang Ayah bilang gila adalah salah satu dari korban human traffiking yang Azka lindungi dan merupakan kakak dari Nisa. Dia sedikit mengalami masalah kejiwaan karena di siksa terlalu lama dan Azka udah duga kalau dia bakal bereaksi seperti itu sama Bunda karena dia menyaksikan ibunya mati di hadapannya tanpa bisa melakukan sesuatu. "cerita Azka yang membuat Ali mengurungkan niatnya.
Prilly yang mendengar cerita itu kemudian mengelus rambut lelaki itu dan membuat lelaki itu tenang meskipun tidak melepaskan pelukannya pada Prilly, tapi pelukannya tidak seerat tadi. Nisa yang melihat hal itu menetaskan air mata sementara Liand dengan agak takut takut dia mendekati kakak dan Daddy nya dan melihat ke arah Mommy nya dan lelaki itu. Lelaki itu memandang ke arah Liand dan dalam sekejap langsung melepaskan pelukannya pada Prilly dan berlari ke arah Liand kemudian memeluk Liand yang membuat Liand ketakutan dan menangis keras. Lelaki itu terkejut tapi dia tidak melepaskan pelukannya dan sekarang malah menimang Liand dan menyanyikan lagu nina bobo tapi Liand justru tambah menangis. Lelaki itu kemudian melepaskan Liand dan mengambil sesuatu dari laci di meja yang ternyata adalah permen dan memberikannya pada Liand.
"Buat Liand om. "tanya Liand yang diangguki lelaki itu.
Liand menerima permen itu dan Lelaki itu tersenyum senang dan mengelus rambut Liand. Kemudian dia memandang ke arah Ali dan tiba-tiba langsung memeluk Ali dan memanggilnya PAPA yang membuat semua orang kaget.
"Maaf pak Ali mungkin kakak saya teringat dengan orang alm kedua orang tua kami dan alm. adik kami makanya dia bersikap begitu dengan keluarga anda. Maafkan kelakuan kakak saya. "ucap Nisa.
"Tidak masalah kok. Tapi apakah kakakmu sangat dekat dengan alm.Ayah kalian karena sepertinya dia menempel lebih erat dengan suami saya." tanya Prilly.
"Bisa dibilang seperti itu. Kakak dan alm.Ayah saya sudah seperti sahabat sendiri jadi dia berkelakuan seperti itu mohon dimaklumi ya bu Prilly dan pak Ali.
"Terus nama akak itu siapa? Dia pasti punya nama kan. "tanya Liand sambil menjilat permennya.
"Nama kakak Aron adik kecil."ucap lelaki itu yang membuat semua orang kaget kembali.
"kak. Kakak udah bisa komunikasi kakak kenal kan sama aku."tanya Nisa.
"Kamu... Nisa kan adik aku. Terus ada papa dan mama...Papa...Mama mereka kemana papa mati, mama juga mati.. PAPA MAMA MATI." Ucap lelaki itu histeris yang membuat Azka memberi kode pada perawat di sana untuk memberikan obat penenang.
Setelah di berikan obat penenang Aron kemudian berhenti histeris dan kemudian tertidur. Azka kemudian membawa semua orang keluar dari ruang Isolasi dan menyuruh penjaga di sana menghubunginya kalau ada sesuatu yang penting bersangkutan dengan Aron.
Setelah berpamitan dengan Nisa. Azka membawa Liand dan yang lainnya kembali ke kantor polisi dan dia ingin membicarakan sesuatu pada orang tuanya. Sesampainya di kantor polisi, Azka langsung membawa Liand dan orang tuanya ke ruangan nya.
"jadi kak apa yang mau kamu bicarakan sama kita semua apakah itu ada hubungannya dengan Aron dan Nisa. "tanya Ali.
"Iya Ayah ini memang ada hubungannya sama mereka berdua. Jadi gini Ayah, Azka mau minta izin bisakah mereka berdua tinggal di mansion kita untuk sementara ini. Selain karena keamanan mansion kita sangat terjamin. Ayah dan Bunda juga liat sendiri kalau Aron merespon baik dengan Ayah dan Bunda serta Liand meskipun dia masih sering sedikit histeris tapi kata dokter yang menanganinya Aron hanya mengalami trauma kalau dia bisa keluar dari bayang-bayang trauma nya itu maka dia bisa sembuh dan kembali normal. Azka mohon ini demi kesembuhan Aron karena Azka sangat membutuhkan dia untuk menjadi saksi dalam kasus ini.
"Kalau Ayah sih terserah Bunda dan adik-adik kamu. Lagian di belakang mansion masih ada paviliun yang tidak terpakai dan bisa mereka tempati walau sementara. Tapi kamu harus pastikan kalau kamu menyediakan perawat dan dokter jaga-jaga kalau Aron mengamuk." ucap Ali.
"Bunda. Gimana menurut Bunda apakah Bunda memperbolehkan mereka tinggal di mansion kita.
"kalau memang ini bisa menolong mereka berdua maka Bunda akan izinkan hal itu. Tapi kamu masih harus berunding dulu dengan adik-adikmu yang lain karena bagaimanapun keputusan mereka juga penting. "ucap Prilly.
"Baiklah Ayah, Bunda Azka akan diskusikan akan hal ini sama adik-adik dulu semoga mereka mengizinkan ya." ucap Azka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allegria Family
FanfictionHighest rank #40 dalam fanfiction 4-02-2017 "Shit diumurku yang masih 13 tahun aku harus menikah dengan anak dari sahabat orang tuaku sungguh dasar kau perempuan sialan,akan kubuat kau merasakan neraka dunia - Aliando Stefano Allegria. "Menika...