Ali langsung keluar dari ruang rapat dan mencari-cari Liand dan juga Prilly, dia kemudian menemukan Liand yang sedang menangis dipelukan Prilly yang membuat perasaannya benar-benar kacau.
"Liand."panggil Ali.
Liand melihat ke arah Ali dan kemudian dia menghapus airmatanya, kemudian dia meminta mommynya melepaskan pelukannya, tidak ada lagi senyum yang dia berikan kepada daddynya hanya tatapan kecewa seorang anak kepada daddynya.
"Why you must crying dad, are you regret what your doing to me, i never belive you can do something like that,i thought your a good man but my expectations is wrong(kenapa kau harus menangis dad, apakah kau menyesali perbuatanmu padaku, aku tidak percaya kau bisa melakukan hal seperti itu, aku fikir kau adalah pria yang baik tapi ternyata ekspektasiku salah)."kata Liand..
"Berikan waktu buat daddy jelasin semuanya ke kamu, daddy akui apa yang ada di video itu memang benar adanya, itu adalah masa lalu daddy masa lalu yang sangat kelam, tapi daddy menyesal telah melakukan itu sama kamu, daddy mohon maafin daddy Liand."pinta Ali.
"Forgive, you ask me to forgive very funny dad...very funny...if i never seacrh this truth you will never tell me what really happen in the past, why? Are you scary if i know the truth, why you must hidding this truth ha why, because you not want lost me and mommy...is that your reason dad.(maaf, kau memintaku untuk memaafkanmu sangat lucu dad...sangat lucu...jika aku tidak pernah mencari kenyataan ini kau juga tidak akan pernah memberitahu padaku kenyataannya, kenapa? Apa kau takut jika aku tau, kenapa kau harus menyembunyikannya ha kenapa, apa karena kau tidak ingin kehilangan diriku dan mommy, itukah alasannya)."tanya Liand.
"Itu memang alasanya, daddy tidak ingin kehilangan kamu dan mommy kamu lagi, sudah cukup hal bodoh yang daddy lakukan dulu....maaf kalau daddy tidak memberitahu kenyataannya padamu, daddy hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya."ucap Ali dengan rasa penyesalan yang amat besar.
"Waiting perfect time to telling me the truth....when? Waiting me grown, are you thinking i like my brother dad, i am child you never want in your live, i am child how born from a sin like you say to me, and you say my mommy is a Hooker,.you wrong my mommy is angel...and you is demon, and why you act you is a good man, you raped my mother almost every night dad....you think I am happy I born from a raped like you.(menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu kepadaku kenyataannya...kapan? Menungguku saat dewasa, apa kau fikir aku seperti saudara-saudaraku dad, aku adalah anak yang tidak kau inginkan dihidpmu, aku adalah anak yang lahir dari dosa seperti yang kau katakan padaku, dan kau bilang mommyku adalah pelacur, kau salah mommy adalah malaikat...dan kau adalah iblis, dan kenapa kau bertingkah seolah-olah kau adalah pria yang baik, kau memperkosa mommyku hampir setiap malam...kau fikir aku bangga lahir dari seorang pemerkosa sepertimu)."kata Liand.
Tanpa diduga Ali menampar Liand dengan sangat keras, membuat Liand tersungkur dengan pipi membiru.
"Cukup...mas, ini benar-benar keterlaluan kau menampar anakmu sendiri seorang bocah dengan usia 7 tahun kau tampar sekeras itu, kenapa? Apa kau tidak suka padahal semua yang dikatakan Liand adalah fakta."kata Prilly sambil mengusap pipi Liand yang ditampar.
"Maafkan aku...aku benar-benar tidak sengaja...Liand maafkan daddy...daddy kehilangan control."kata Ali.
"Mommy bisakah kita pergi dari sini,.Liand sudah muak berada disini, semuanya pembohong apalagi daddy, Liand benar-benar kecewa sama daddy."kata Liand sambil menangis.
"Oke...oke kita pulang sekarang...jangan menangis sayangnya mommy."kata Prilly pada Liand.
Saat Prilly melangkah keluar perusahaan, Ali mengejarnya hingga kedepan lift, langkahnya harus terhenti karena dua robot android yang menjadi security di perusahaan menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allegria Family
FanficHighest rank #40 dalam fanfiction 4-02-2017 "Shit diumurku yang masih 13 tahun aku harus menikah dengan anak dari sahabat orang tuaku sungguh dasar kau perempuan sialan,akan kubuat kau merasakan neraka dunia - Aliando Stefano Allegria. "Menika...