Five

22.6K 1.7K 88
                                    

Cinta bisa membuat waktu terlewati dan waktu pun bisa membuat cinta terlewati.


Dan cinta bukan sesuatu yang bisa di pikirkan oleh akal, tapi cinta adalah apa yang di rasakan oleh hati. Cinta tidak pernah bisa di perkirakan dan di rencanakan.

  ♢♢♢  

Apa kalian pernah merasakan cinta yang tidak terbalas? Atau yang biasanya orang sebut, cinta yang bertepuk sebelah tangan?

Mungkin perasaan cintanya belum bisa di katakan bertepuk sebelah tangan, karena orang yang dicintai belum mengerti tentang cinta. Dia sama sekali tidak tahu apa itu cinta. Yang dia tahu hanyalah, cinta itu sebuah kata. Sebuah kata yang katanya bisa membuat beberapa orang menjadi tidak fokus akan pekerjaannya. Sebuah kata yang tidak penting baginya.

Rilly melihat tempat makannya dengan yakin. Tempat makan berisi cupcake yg sudah ia buat waktu itu. Pada malam acara itu, ia lupa memberikannya karena asyik mengobrol dengan Rafa. Kali ini, ia akan memberikannya ke Kafka.

Biasanya, Kafka tidak akan pernah menolak pemberian seseorang. Ia selalu menerimanya, walau ia akan mengatakan jangan membuang uang untuk memberikannya sesuatu. Itu lah Kafka, ia tidak ingin menyakiti hati seseorang. Ia memang orang yang peduli dan ramah.

Namun, jangan pernah berpikir barang atau sesuatu yang sudah di berikan kepadanya akan di gunakan. Biasanya, Kafka akan memberikan ke kedua sahabatnya atau hanya di simpan. Ia hanya menerima karena tidak ingin menyakiti siapapun.

"Wajah lo kenapa?" Sophia yang baru datang langsung duduk di samping Rilly. Melihat Rilly masih saja melamun, ia menarik tempat makan yang terus dipandangi Rilly. Rilly mendelik saat tempat makannya di tarik begitu saja, "Rilly sayang, gue nanya tadi."

"Nanya apa?" Rilly malah balik bertanya.

Sophia mendengus mendengar pertanyaan Rilly. Sahabatnya itu benar-benar sedang melamun dan ia tidak akan peduli dengan sekitar. "Gue nanya, wajah lo kenapa? Lo mikirin apa?"

Rilly membuka tempat makannya dan memperlihatkan isi tempat itu ke Sophia, "Gue mau ngasih itu ke Kafka, cuman gue takut kalau Kafka malah ngasih ke Aldi sama Ardan."

Sophia tersenyum, ia menepuk punggung Rilly pelan. "Percaya sama gue, cupcake-nya pasti di makan sama Kafka. Dia nggak akan mau ngecewain lo."

"Gue nggak mau berharap," lirih Rilly, ia masih teringat soal harapannya sewaktu acara dan ia tidak mau kecewa lagi.

Sahabatnya itu, sudah banyak berharap dan pasti dia tidak mau kecewa terus menerus. Rilly juga sudah menunggu terlalu lama dan sudah lama berjuang tanpa hasil.
"Hei, lo ingatkan apa yang lo bilang dulu? Kalau lo mau tetap ceria, semangat dan selalu tersenyum apapun hasilnya. Selagi lo masih bisa berjuang, lo nggak akan pernah berhenti. Benar, 'kan?"

Rilly mengangguk dan tersenyum, "Kalau gitu, nanti lo temani gue ketemu sama Kafka ya!"

Sophia mengacungkan jempolnya, "Gue juga mau lihat Bang Aldi."

Rilly menggelengkan kepalanya mendengar ucapan sahabatnya itu, "Udah ada kemajuan?"

"Lumayan, dia udah ngajak gue buat jalan minggu besok," jawab Sophia senang.

Rilly ikut merasakan kesenangan yang di rasakan Sophia. Ia juga berharap kalau hubungannya bisa seperti Sophia dan Aldi. Mereka mempunyai perasaan yang sama dan sama-sama berjuang.

Kapan Kafka ngajak gue jalan-jalan, batin Rilly. Ia melirik ke arah Sophia yang menatapnya jengkel, "Kenapa?"

"Kenapa lo hobi banget ngelamun?" heran Sophia.

YuanfenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang