Fourty One

11.3K 1.4K 597
                                    

"Let me go."
- Kafka Alta Legnard

"Please, stay with me."
- Caroline Rilly Matthew

Biarkanlah aku tetap tidur karena dalam tidurku, aku bisa melihat senyummu lagi.

Cinta sejati bukan hanya mencintai wajah dan tubuh melainkan hatinya.

Mari kita menutup mata bersama-sama. Karena, the most beautiful things in life aren't seen, but felt only by heart.

♢♢♢♢

Suara berisik dan lirihan seseorang berhasil membuat Kafka tersadar, setelah kesadarannya hilang beberapa saat yang lalu. Ia memejamkan matanya erat-erat lalu membukanya. Rasa nyeri dibagian lengannya membuat ia mengumpat pelan. Sekitarnya juga sangat gelap dan beberapa pecahan kaca berserakan didepan juga tubuhnya. Ia mengernyit karena tidak mengingat apa yang sedang terjadi untuk beberapa saat.

"Kaf," Rilly mencoba menahan sakit ditangan dan seluruh tubuhnya, belum lagi ia terkena serpihan kaca juga tekanan yang cukup kuat. Ia bisa saja terpelanting atau pun badannya terkena truk jika Kafka tidak bergerak cepat untuk memeluknya dan memahan tubuhnya. Sayangnya, itu membuat Kafka tidak sadarkan diri dan kepala Kafka terbentur, "kamu udah sadar? Ada yang sakit?"

Kafka menoleh ke arah Rilly. Matanya melebar ketika melihat kondisi Rilly yang penuh luka dan darah, "Kamu harus keluar."

Rasanya Rilly ingin menahan Kafka menggunakan tangannya. Tapi kedua tangannya sudah tidak bisa bergerak lagi, "Kamu yang parah. Kamu harus periksa tubuh kamu," ucapan Rilly terhenti ketika melihat darah yang keluar dari telapak tangan Kafka, "Kaf, tangan kamu berdarah!!"

Bukannya memperdulikan ucapan Rilly, Kafka malah membuka laci depan dan mengambil kotak P3K juga berusaha menghidupkan lampu dengan susah payah karena seluruh tubuhnya sekarang terasa sakit apalagi bagian lengannya. "Biar aku hentiin darahnya sampai medis datang."

Ingin Rilly berteriak atau memarahi Kafka karena dia begitu bodoh. Jelas-jelas tadi yang hampir mengorbankan diri untuk Rilly itu Kafka. Yang hampir terseret mengenai truk itu Kafka dan sekarang Kafka malah memikirkan luka yang ada di tubuh Rilly! Rilly ingin marah namun ia tidak sanggup lagi. Tenaganya sudah habis bahkan mungkin kesadarannya sebentar lagi menghilang.

"Kaf," Rilly hanya bisa mengeluarkan suara sangat pelan, "luka kamu lebih parah. Kamu..... Aw."

"Tahan." Kafka mencoba menghentikan darah dari luka yang ada dilengan Rilly, "kamu harus bertahan."

Rilly menggeleng kuat, bahkan sekarang tanpa ia kehendaki, ia menangis karena melihat Kafka yang mencoba menahan sakitnya. Ia tahu Kafka sedang merasa sangat sakit namun tetap saja Kafka hanya memikirkannya, "Kaf, aku mohon..."

Kafka melirik ke arahnya, ia tersenyum dan dengan susah payah sambil menahan sakit, tangan kirinya terulur menghapus air mata yang membasahi pipi Rilly. "Aku mohon bertahan, jangan sampai kamu pingsan."

Rilly tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia sudah benar-benar pusing apalagi bunyi sirene polisi itu membuat telinganya sakit dan menambah sakit di kepalanya. Belum lagi, Kafka yang mencoba mengobati lukanya. Tidak ada orang kah diluar sana yang mencoba menyelamati mereka?!

Rilly mampu bersabar untuk beberapa saat karena ia tahu kalau posisi mobil ini terjepit antara bus dan truk. Pastinya sulit untuk mengeluarkan mereka. Tapi tidak harus selama ini!! Apa mereka tidak sadar kalau kami berdua ini adalah korban?! Ia dan Kafka beberapa saat yang lalu menyadari kalau sopir truk itu mengantuk atau mabuk, entahlah. Kafka berusaha menghindarinya namun sopir truk itu semakin ugal-ugalan dan terjadilah kecelakaan. Kafka tidak bisa menghindari truk yang mengarah ke arah mereka, membuat ia menarik Rilly agar yang terkena tabrakan truk itu dirinya bukan Kafka. Mungkin nyawa mereka akan melayang saat itu juga kalau tidak ada bus disebelah kanan mereka. Bus itu yang menabrak depan truk, membuat truk berhenti begitu saja. Sialnya, ada mobil lain dibelakang mereka yang tidak bisa mengelak atau pun mengerem agar tidak mengenai mobil mereka. Mobil itu membuat mobil mereka menabrak bagian depan bus dan truk yang sudah tabrakan lebih dulu.

YuanfenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang