Sejak kecil saling mengenal satu sama lain, tidak ada jaminan akan saling menyukai. Mengetahui sifat satu sama lain melebihi siapapun, tidak berarti bisa saling mencintai.
Berada di sekitar seseorang yang dicintai, belum tentu dia dapat mencintaimu kembali. Rasa cinta itu memang bisa datang kapan saja. Namun, kita tidak bisa memaksakan seseorang untuk mencintai kita.
♢♢♢♢
Shilla memerhatikan dua orang di depannya dengan heran. Ia benar-benar bingung dan merasa aneh dengan situasi yang sedang terjadi sekarang. Mereka berdua sudah saling mengenal satu sama lain dari kecil. Mereka sudah sering berjalan bersama. Apa selalu seperti ini situasinya saat mereka hanya berdua?
Mereka berdua seperti tidak mengenal satu sama lain. Seperti sedang berada di zona pertengkaran. Saling diam dan tidak memandang satu sama lain. Shilla tahu jika suasana di luar sedang hujan, bukan berarti suasana di mobil ini bisa menjadi seperti di luar juga. Di dalam mobil hanya terdengar bunyi hujan. Apa mereka berdua bisu?
Shilla mengetahui fakta bahwa Rilly menyukai Kafka. Ia mengetahui jika seseorang yang sudah ia anggap kakaknya itu mencintai abang kandungnya. Sayangnya, abangnya itu sangat lah bodoh tentang cinta. Ia tidak pernah tahu dan sadar tentang perasaan yang Rilly punya untuk dirinya.
Kafka memang tidak pernah merasakan hal-hal mengenai cinta. Bahkan jika di bandingkan dengan Shilla, Kafka kalah jauh. Shilla yang baru kelas 2 SMP saja sudah mempunyai beberapa mantan. Sifat mereka berdua bertolak belakang. Namun, jangan berpikir bahwa yang menyukai Kafka hanyalah Rilly. Banyak perempuan yang menyukainya dan mengantri untuk menjadi pasangan Kafka. Hanya saja Kafka tidak pernah sadar.
Shilla bergerak ke samping, kadang ia merebahkan badannya ke samping. Melihat bagaimana respon dua orang yang ada di depannya. Ia memang mengetahui kalau abangnya itu irit sekali bicara. Namun, jika ia hanya berdua dengan Kafka, biasanya Shilla mencoba untuk mencairkan suasana. Kali ini, ia merasakan tidak ada satu pun yang ingin mencairkan keheningan yang sedang tercipta ini.
Shilla berpindah posisi menjadi pososi yang berada di tengah, ia memajukan badannya dan menoleh ke arah Rilly. Ia merasa harus mencairkan suasana yang ada di mobil, "Kak Rilly!"
Rilly yang tiba-tiba di panggil, sedikit terkejut karena ia lagi-lagi sedang melamun. "Iya Shill?"
"Kata Bang Kafka, Kak Rilly hobi banget nyanyi dan suara Kak Rilly benar-benar bagus. Iyakan?" Tanya Shilla.
Rilly melihat Kafka yang tidak bergerak sedikit pun dari posisinya. Wajahnya pun sama sekali tidak melihat ke arah Rilly, "Biasa aja kok."
Shilla menyandarkan kepalanya di kursi Kafka, "Jangan ngerendah Kak, kata Bang Kafka lagi, katanya Kak Rilly suka banget sama gitar, ya nggak?"
Rilly kali ini tersenyum, ia merasa sangat bahagia. Sumber kebahagiaanya adalah Kafka dan saat mengetahui bahwa Kafka benar-benar mengenalnya, membuat kebahagiaannya bertambah.
"Kalau yang itu benar, kakak suka banget sama gitar," di dalam hati Rilly melanjutkan ucapannya dan Kafka.
Shilla mengangguk, "Ajarin Shilla main gitar ya?" Shilla menatap Rilly dengan tatapan memohonnya, "please Kak."
"Boleh, maunya kapan?" Tanya Rilly.
Shilla berpikir mengenai waktu yang tepat, ia melihat ke arah abangnya namun abangnya tidak merespon. "Kalau hari ini gimana? Kakak sibuk nggak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Yuanfen
Ficção AdolescenteMenurut kalian, apa pengertian bodoh? Apa bodoh itu orang yang tidak bisa memahami pelajaran sekolah yang sulit? Menurut Rilly bukan itu, karena tidak semua orang punya kemampuan yang sama. Menurut Rilly, bodoh itu dia. Dia yang bodoh karena tida...