Seven

19.1K 1.5K 73
                                    

Jika kamu mencintai dia, biarkan dia menjadi dirinya sendiri.
Maka, kamu tak 'kan kecewa ketika mereka tak seperti yang kamu inginkan.

Jatuh cinta itu sangat sederhana, tapi jatuh karena cinta itu sangatlah mengerikan.    

♢♢♢♢   

Rafa melihat Rilly yang ada di sampingnya. Rilly sangat fokus melihat keluar jendela. Ia tidak tahu apa yang di pikirkan dan di lihat Rilly yang membuatnya tidak teralihkan dari pandangan yang ada di luar jendela. 

Mereka berencana untuk pergi ke mall, berjalan-jalan seperti biasanya. Memang tujuan mereka tidak jelas namun, jalan-jalan mereka kali ini membuat Rafa bahagia. Ia bisa berduaan dengan Rilly untuk waktu yang lama. Ia bisa melihat senyum Rilly, mendengar suara merdunya dan mereka bisa berbagi cerita.

Rafa sebenarnya mengasihani diri dan perasaanya ini. Dirinya menyukai seseorang yang menyukai orang lain. Cinta segitiga? Entahlah, ia juga bingung tentang itu. Sebenarnya, Ia dan Rilly mempunyai nasib yang sama. Bedanya, Rilly menyukai seseorang yang tidak menyukai orang lain melainkan orang itu tidak mengerti tentang namanya cinta. Sophia sudah menjelaskan semuanya namun, Rafa ingin sekali mendengar itu dari mulut Rilly walau kemungkinan hatinya akan sakit ketima mendengar semua cerita Rilly.

"Raf," tiba-tiba Rilly menoleh ke arah Rafa dan setelah sekian lama, Rilly baru menyadari kalau dari tadi Rafa memerhatikannya. Rilly berdeham karena situasi yang tiba-tiba canggung, "Bentar lagi sampai."

Rafa mengangguk, ia melihat ekspresi Rilly yang bingung dan entahlah. Rafa hanya bisa tersenyum melihat ekspresi Rilly yang belum berubah, ia mencubit pipi Rilly menggunakan kedua tangannya, berusaha untuk mencairkan suasana.

"Santai aja sama gue! Lo kayak baru kenal gue tadi pagi aja."

Rilly mengerucutkan bibir, ia mengelus kedua pipinya yang sudah memerah.
"Secara harfiah, gue memang baru kenalan dengan lo soalnya lo 'kan anak baru di sekolah."

Rafa menepuk pelan puncak kepala Rilly, ia tertawa pelan mendengar ucapan Rilly.
"Ada-ada aja lo!"

Rilly menunjuk sebuah gedung besar yang banyak di masuki mobil, "Itu mallnya!"

Rafa melongo mendengar ucapan Rilly, "Iya gue tahu, ada tulisannya, besar lagi!"

Saat bus berhenti, Rilly menarik tangan Rafa untuk berdiri.
"Ayo!"

Melihat Rilly yang sangat bersemangat, membuat hati Rafa ikut merasakan gejolak yang luar biasa. Gejolak yang selalu ia rasakan jika di dekat Rilly. Gejolak yang membuat hati inj senang namun, ada rasa sakit juga.

Rafa berhenti berjalan sehingga Rilly yang menariknya ikut berhenti, "Kita mau kemana dulu?" 

Ia melihat jam tangannya, senyuman lebar terukir langsung di wajahnya.
"Kita ke bioskop!"

Tanpa mendengarkan persetujuan dari Rafa, Rilly langsung saja menarik Rafa. Membuat Rafa tertawa pelan melihat kelakuan Rilly. Sempat ia terpikir, bagaimana Rilly bisa sebahagia itu? Bukannya ia juga merasakan cinta yang bertepuk sebelah tangan? Kenapa Rilly selalu semangat, bahagia dan seakan tidak ada rasa sakit yang ia rasakan? Dan bagaimana jika nanti hatinya merasakan sakit yang luar biasa? Apakah ia akan tetap seperti itu?

Sepi, bioskop yang mereka datangi tidak terlalu ramai. Kemungkinan karena hari ini bukan hari libur dan tidak ada film yang terlalu menarik perhatian masyarakat. Karena keadaan yang sepi, membuat Rafa dan Rilly tidak perlu mengantri lama.

Rafa melirik Rilly yang sibuk melihat jadwal film, ia menepuk pundak Rilly pelan membuat Rilly menoleh ke arahnya.
"Lo yang bayar tiketnya kan?"

YuanfenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang