Karma adalah pengumpulan efek-efek (akibat) tindakan/perilaku/sikap dari kehidupan yang lampau dan yang menentukan nasib saat ini. Karma itu antara ada dan tidak ada.
Sesungguhnya, aku sudah mulai lelah mencintaimu. Sekarang aku sedang bingung dengan diriku sendiri. Apa aku harus mempertahankan semua ini atau tidak?
♢♢♢
Jari tangan Rilly bergerak kesana kemari sangat cepat. Jari-jarinya menekan keyboard yang ada di layar HP dengan lincah. Seakan jari-jari itu sudah hapal akan tugasnya dan ia sudah tahu apa yang harus ia tekan selanjutnya.
Senyuman kecil terukir saat jari-jari itu berhenti bergerak. Rilly sudah selesai meng-post foto bandnya di instagram. Rasanya ia bangga menjadi salah satu anggoda band Yuanfen dan pastinya ia bisa merasakan kesenangan yang luar biasan karena band itu. Belum lagi saat mengetahui fakta bahwa langkah mereka belum berakhir, mereka masih harus melangkah lagi.
Yaps! Band Yuanfen berhasil mendapatkan kepercayaan untuk menjadi perwakilan provinsi mereka. Kini mereka kembali melangkah ke tingkat nasional. Bersaing dengan band yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia. Dan rasa semangat itu belum luntur!! Mereka pasti bisa!
Bangga menjadi bagian dari grup ini :3
Captionnya mendapat sambutan positif dari banyak orang. Apalagi membaca komentar penyemangat dari teman-teman sekolah, membuat semangatnya kembali bertambah banyak. Apalagi kalau kata-kata dukungan ini berasal dari Kafka.... mungkin semangatnya ini sudah tidak bisa dibendung lagi. Ah.... lupakan soal Kafka untuk saat ini. Ia tidak harus memikirkan perasaannya terus menerus.
Tangan Rilly berhenti meng-scroll layar HPnya saat ia membaca sebuah artikel. Artikel itu berjudul karma. Saat ia membaca itu, keningnya semakin mengerut dan saat ia membaca bagian akhir, mata Rilly spontan melebar.
"PAPA! MAMA!"
Rilly langsung berdiri begitu saja dan berlari ke taman belakang, tempat Papa dan Mama sedang bersantai. Ia harus memberitahu artikel ini! Ia harus menyanyakannya!
"Ada apa sih?! Kenapa teriak-teriak?! Emang ini dihutan?!" omel Ricky.
Rilly cemberut, ia memberikan HPnya ke arah Mama.
"Disitu tertulis, seperti pepatah yang mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonya."Satu alis Ricky terangkat, "Terus kenapa? Ada apa dengan kalimat itu?"
Rilly kembali mengambil HPnya dari tangan Mama, "Dengerin nih, menurut riset, kelakuan orang tua saat masih remaja akan berimbas ke anaknya. Jika dia sering mempermainkan atau menyakiti seseorang maka kemungkinan anakanya akan merasakan penderitaan yang sama dengan orang yang disakiti orang tuanya itu."
"Artikel nggak benar itu!!! Nggak penting banget artikelnya!!!" seru Ricky.
Senyuman jail langsung terukir diwajah Lily, "Udah itu aja artikelnya?"
Rilly mengangguk, matanya menyipit menatap Papa, "Ma."
"Iya sayang?"
Tatapan Rilly menatap Mamanya curiga, "Mama pernah nyakiti cowok ya?"
Lily mengerjapkan matanya beberapa kali, "Nggak pernah, beneran!"
Lalu mata Rilly menatap ke arah Papa yang ternyata sudah berjalan ke arah rumah, "PAPA! PAPA MAU KEMANA?!"
Lily langsung tertawa lepas saat melihak kelakuan suaminya itu, "Papa kamu mau kabur tuh! Soalnya dia yang suka nyakitin c......"
"EH! Sembarangan kamu!" potong Ricky cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuanfen
Teen FictionMenurut kalian, apa pengertian bodoh? Apa bodoh itu orang yang tidak bisa memahami pelajaran sekolah yang sulit? Menurut Rilly bukan itu, karena tidak semua orang punya kemampuan yang sama. Menurut Rilly, bodoh itu dia. Dia yang bodoh karena tida...