Thirty Five

12.3K 1.3K 64
                                    

"Aku berjanji akan menjagamu selalu dan memastikan kamu tidak terluka."
- Kafka Alta Legnard

"Kamu tidak akan bisa menepati janjimu. Karena dari dulu sampai sekarang, kamu lah satu-satunya orang yang membuat luka bagi diriku. Secara fisik maupun batin. Bahkan selama ini kamu tidak pernah bisa menjagaku selalu, karena kamu selalu saja menghilang dan tidak pernah mengerti tentang yang terjadi disekitarmu."
- Caroline Rilly Matthew

Masa lalu adalah sebuah ember penuh abu, jadi jangan hidup demi hari kemarin, jangan demi hari esok, tapi saat ini dan sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masa lalu adalah sebuah ember penuh abu, jadi jangan hidup demi hari kemarin, jangan demi hari esok, tapi saat ini dan sekarang. Terus bergerak dan lupakan masa lalu yang telah mati dan tidak adaorang yang bisa loncat ke masa depan. Jadi kesimpulannya jangan pernah kita lihatmasa lalu kita yang buat kita trauma, jangan jadikan itu patokan buat kita. Kejadianyang sama memang mungkin bisa terjadi dua kali tapi itu tidak ada yang persis.Pikirkan saat ini dan sekarang.

    ♢♢♢♢    


Sepuluh tahun yang lalu, disaat umur Kafka masih 6 tahun dan Rilly yang masih berumur 5 tahun. Disaat Kafka masih sering tersenyum dan disaat Rilly belum mengerti apa itu cinta. Disaat hubungan mereka hanya seperti kakak dan adik. Disaat mereka masih sering tertawa bersama tanpa memikirkan apapun. Disaat mereka menceritakan apapun tanpa pernah memilih cerita mana yang pantas diceritakan. Disaat mereka tidak pernah memilih kata-kata yang pantas untuk diucapakan. Disaat itu, mereka hanya memikirkan, bagaimana cara untuk bahagia bersama.

Waktu itu, Rilly tidak tinggal satu kota dengan Kafka. Mereka tinggal di tempat yang lumayan jauh antara satu sama lain. Sehingga, Rilly jarang bertemu dengan Kafka. Rilly hanya bertemu dengan Kafka beberapa kali. Ketika liburan tiba, Kafka biasanya akan menginap dalam jangka waktu yang lama dirumah Rilly. Menemani Rilly yang hanya tinggal dengan kedua orang tuanya dan beberapa pekerja dirumahnya.

Rilly beranjak dari duduk, ia berdiri ketika mendengar suara mobil yang sangat akrab ditelinganya. Ia sibuk melompat-lompat saking senangnya. Senyuman lebar terukir di wajahnya karena orang yang sudah ia tunggu-tunggu akhirnya datang.

"Mama, ada Kafka!!"

"Iya, Mama tahu," Lily menyentuh pundak Rilly, menahan Rilly agar tidak melompat-lompat lagi, "udah, jangan lompat-lompat nanti kamu kecapekan."

Rilly cemberut, "Olin kan lagi senang, Ma."

Lily mengacak rambut anaknya, "Ayo ke depan, katanya kamu senang Kafka datang, kalau senang kamu harus nyambut dia."

Rilly mengangguk cepat, "Ayo temui Kafka!!"

Rilly mengayunkan tangannya yang berpegangan dengan tangan Mama. Ia masih saja tersenyum dan bersorak kesenangan karena kehadiran Kafka. Langkahnya terhenti saat melihat seseorang, "Bibi Rani, Kafka datang!!!"

Seseorang yang dipanggil Rilly menoleh, dengan senyum lembutnya ia menatap Rilly.
"Iya, Olin. Bibi tadi udah ngelihat mobilnya, sana temui dia."

YuanfenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang